
Surabaya (Trigger.id) – Tragedi Kanjuruhan pasca pertadingan antara tuan rumah Arema FC versus Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) bukan peristiwa biasa.
Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang yang menelan 125 korban meninggal (data Kapolri) dan lebih dari 300 luka-luka menimbulkan suasana duka di dunia sepak bola. Para pemain Manchester City, Manchester United, hingga Real Madrid mengekspresikan bela sungkawa mereka untuk para korban di Malang.
Di Inggris, para pemain Manchester United dan Manchester City memakai pita hitam pada lengan mereka saat berlaga dalam pertandingan Liga Primer pada Minggu (2/10/2022) sebagai tanda duka cita atas tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang.
Sejumlah klub Liga Primer, termasuk Arsenal, Liverpool, Manchester City, Manchester United, Chelsea, dan Tottenham Hotspur, melalui cuitan mereka mengungkap “duka mendalam” atas tragedi tersebut. Sementara Spanyol, para peserta klub Laliga mengawali pertandingan dengan mengheningkan cipta selama satu menit.
Ingat, tragedi Heysel yang terjadi 29 Mei 1985 di mana pada saat itu tengah terjadi pertandingan antara Liverpool melawan Juventus di Piala Champions (saat ini Liga Champions), telah menimbulkan kegemparan luar biasa. Padahal, jika dihitung dari jumlah korbannya yang hanya 39 orang, jauh lebih kecil dibanding ratusan orang yang meninggal di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang.
Jika tragedi Heysel saja telah dianggap sejarah buram sepak bola dunia terutama Inggris, karena saat itu klub-klub Inggris sedang jaya-jayanya. Karena peristiwa ini pula tim-tim dari Inggris dilarang bermain di tingkat internasional selama 5 tahun lamanya. Lalu, bagaimana dengan nasib sepak bola tanah air.
Najwa Shihab lewat IG pribadinya @najwashihab mengungkapkan kegundahannya. “Satu nyawa pun sudah terlalu banyak, sudah amat sangat banyak. APALAGI INI,” tulis Najwa.
Menurut Najwa, evaluasi akan klise saja jika hanya di permukaan. Apalagi kalau direaksi hanya dengan menghentikan pertandingan sesaat lalu berlanjut seperti sedia kala, seakan semuanya baik-baik saja. “Hanya karena sudah mengeluarkan sanksi, sanksi dan sanksi,” tegas Najwa.
Menurut Najwa, tidak ada evaluasi jika responnya hanya akan menyalahkan dan menghukum mereka yang paling rentan. “Sama sekali tidak menyentuh mereka yang punya kewenangan dan berakhir semata hanya dengan ucapan bela sungkawa,” terang Najwa Shihab. (ian)
Tinggalkan Balasan