• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Hari Lupus Sedunia, Waspada “Penyakit Seribu Wajah”

10 Mei 2023 by admin Tinggalkan Komentar

Ilustrasi penyakit lupus. Foto: halodoc.com

Oleh: dr. Ari Baskoro SpPD K-AI – Divisi Alergi-Imunologi Klinik Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya

Dasamuka adalah tokoh antagonis dalam cerita pewayangan Ramayana. Dialah Prabu Rahwana. Sebagai manusia yang dengan kesaktiannya, bisa menampakkan sepuluh muka, menggambarkan watak angkara murka yang bengis dan kejam.

Dalam dimensi lain, ada penyakit lupus yang dijuluki sebagai “penyakit seribu wajah”. Manifestasi klinisnya memang sangat heterogen, sehingga sering kali sulit dikenali. Bahkan bisa “meniru”/menyerupai gambaran penyakit lain.

Tidak mengherankan kalau penyakit ini mendapat sebutan “great imitator” alias peniru ulung. Dengan berbagai “keanehannya” tersebut, layak kiranya penyakit lupus harus mendapatkan perhatian serius.

Penyakit dengan nama lengkap Lupus Eritematosus Sistemik (LES) itu, dapat menyerang semua organ tubuh, tanpa terkecuali. Bisa berdampak fatal, bahkan mematikan. Celakanya, kesadaran masyarakat terhadap bahaya yang dapat mengancam ini, masih jauh dari harapan.

Tanggal 10 Mei tiap tahunnya diperingati sebagai hari lupus sedunia. Tujuannya antara lain sebagai momentum, dalam upaya meningkatkan pemahaman warga yang lebih mendalam akan bahaya penyakit ini. Terutama bagi penyandangnya.

Kecenderungan peningkatan kasusnya dari tahun ke tahun, juga diharapkan dapat diantisipasi dengan baik.

Di tanah air, beberapa artis/selebriti terkenal, dikabarkan sebagai penyandang LES.

Diperlukan kerja sama dari banyak organisasi, komunitas, lembaga sosial, dan profesional bidang kesehatan, untuk saling bahu-membahu meredam angkara murka penyakit autoimun itu. LES sebagai penyakit autoimun.

Dalam kondisi fisiologis, sistem imun manusia telah dirancang Allah Sang Pencipta sebagai garda terdepan melawan paparan mikroba. Lingkungan hidup manusia dipenuhi dengan mikroba, baik yang bersifat patogen (menimbulkan penyakit), ataupun yang bersifat komensal (“menguntungkan”).

Tanpa adanya sistem imun yang bekerja sempurna (immunocompetent), niscaya manusia tidak akan bisa bertahan hidup.

Tetapi ada kalanya sistem imun tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Pada suatu waktu akibat berbagai faktor, sistem imun tidak dapat membedakan mana lawan (mikroba patogen/substansi asing/”non-self”) dan mana “kawan”(sel-sel tubuh sendiri/”self”). Akibatnya memang runyam. Semua sel-sel/jaringan tubuh sendiri/“self”, dapat menjadi target “salah sasaran” serangan sistem imun yang lepas kendali. Baik imunitas seluler (sel T) maupun humoral (antibodi), menjadi “liar”, serta regulasinya pun menjadi kacau balau.

Peradangan kronis yang terjadi, bisa menyasar pada semua organ. Mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki, tanpa terkecuali. Walaupun kadang-kadang polanya berfluktuasi, antara remisi (fase tenang) dan kekambuhan/flare, tanpa tata laksana yang tepat akan bisa berdampak fatal.

Selama pandemi Covid-19, penyandang LES lebih berisiko terpapar virus Corona. Itu bisa dikaitkan dengan kondisi imunitasnya yang tidak sempurna (immunocompromised). Dapat juga berkaitan dengan obat-obat yang digunakannya (imunosupresan), karena dapat menekan aktivitas sistem imun.

Di sisi lain, paparan Covid-19 dapat memicu terjadinya penyakit autoimun, atau menimbulkan kekambuhan/flare bagi penyandang LES.

Epidemiologi

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada tren peningkatan kasus LES di seluruh dunia. Diperkirakan terjadi pertambahan 100 ribu kasus per tahunnya. Demikian pula yang terjadi di Indonesia. Belum diketahui berapa angka pasti penyandang penyakit tidak menular ini.

Menurut Kementerian Kesehatan (Informasi Data dan Informasi/Infodatin), prevalensinya sebesar 0,5 persen terhadap total populasi. Artinya diperkirakan ada sekitar 1.250.000 kasus di Indonesia.

Tingkat morbiditas dan mortalitasnya pun cukup tinggi. Angka kesintasan (survival) mencapai 93 hingga 97 persen untuk lima tahun pertama. Tetapi angka kesintasan ini menurun hingga 53-64 persen, setelah 20 tahun.

Pada umumnya infeksi menjadi penyebab mortalitas pada tahun-tahun permulaan diawalinya penyakit. Dalam jangka panjang, sering mengakibatkan komplikasi penyakit kardiovaskuler yang pada akhirnya memicu kematian.

Penyebab LES melibatkan banyak faktor. Ada interaksi antara unsur genetik, hormon (jauh lebih berisiko pada perempuan usia subur), infeksi dengan mikroba tertentu, dan faktor lingkungan.

Berbagai riset menyokong dugaan, bahwa pajanan ultraviolet sinar matahari sebagai faktor pemicu yang dominan. Di atmosfer bumi, lapisan ozon (O3), oksigen (O2) dan uap air (H2O) secara selektif menyaring radiasi, khususnya ultraviolet C (UVC) dan UVB. UVA menghasilkan sekitar 95 persen radiasi UV yang mencapai bumi.

Karena lapisan ozon yang semakin menipis, sebagai akibat polusi chlorofluorocarbon (CFC), berdampak lebih banyak UVB mencapai bumi.

UVB paling berdampak pada terjadinya luka bakar (sunburn), akibat pajanan UV dengan intensitas tinggi.

Pada individu yang rentan, pajanan UV seperti itu, dapat menginisiasi mekanisme peradangan sel-sel imun di bawah lapisan kulit. Karena itulah penggunaan CFC (untuk pengharum ruang, pendingin ruang, kulkas) dilarang di banyak negara.

Stres, baik yang berlatar belakang psikis ataupun fisik, merupakan faktor pemicu penting terjadinya peningkatan aktivitas penyakit yang khas dengan gambaran ruam “kupu-kupu” di wajahnya itu. Penyandangnya rata-rata merupakan orang-orang yang mempunyai tingkat kepekaan yang lebih tinggi terhadap beban stres. Dampaknya sistem imun menjadi “goyah” dan cenderung menjadi lebih agresif.

Peristiwa kehidupan yang penuh tekanan, misalnya perceraian, kematian orang terdekat, kecemasan, atau stres di tempat kerja, bahkan kelelahan ekstrem atau kurang tidur, bisa berdampak buruk.

Tema hari lupus sedunia 2023 Tema yang diusung pada tahun 2023 ini adalah “Make Lupus Visible”. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang diagnosis lupus dan konsekuensi psikologis, sosial, dan ekonominya.

Fokus peringatan juga mendesak WHO, untuk mempertimbangkan lupus sebagai salah satu prioritas kesehatan internasional.

Berdasarkan survei global yang dilakukan World Lupus Federation (WLF), mengungkapkan bahwa sebanyak 89 persen pasien lupus, kualitas hidupnya terhambat. Hal itu sebagai dampak kerusakan organ.

Akibatnya :

  • Menjadi pengangguran dan keuangannya tidak stabil
  • Tidak dapat berpartisipasi dalam acara sosial
  • Tantagan transportasi
  • Masalah kesehatan mental

Mengingat hasil survei tersebut, masih banyak upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan pemahaman publik tentang lupus.

Segala usaha untuk mendukung penelitian dan pengembangan pilihan pengobatan yang lebih baik, harus terus digalakkan.

Sebenarnya penyakit ini dapat dikendalikan dengan baik, melalui deteksi dini dan perhatian medis yang cermat.

Risiko kerusakan organ lebih lanjut pun, dapat ditekan.Selamat hari lupus sedunia 2023, yuk tingkatkan kesadaran mengenai penyakit lupus.

Share This :

Ditempatkan di bawah: jatim, Kesehatan, nusantara, Tips, wawasan Ditag dengan:Ari Baskoro, Gangguan imunitas, Hari Lupus Sedunia, Lupus, Penyakit Auto Imun

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Pangeran MBS Sambut Hangat Presiden Prabowo di Istana Al-Salam, Jeddah

3 Juli 2025 By admin

KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam, 65 Orang dalam Pencarian

3 Juli 2025 By admin

Gen Z, Antara Fenomena Waithood dan Penyakit Menular Seksual

2 Juli 2025 By admin

418 Jemaah Haji Wafat, Kemenkes: Pentingnya Pengetatan Istitha’ah Kesehatan

2 Juli 2025 By admin

10 Film Terbaik Tahun 2025, dari Horor Distopia hingga Blockbuster Superhero

2 Juli 2025 By admin

Kunjungan Presiden Prabowo ke Saudi Perkuat Kerja Sama Strategis di Bidang Haji

2 Juli 2025 By admin

Menkes Ajak BGN Perkuat Intervensi Gizi Ibu Hamil untuk Tekan Angka Stunting

2 Juli 2025 By admin

Kalahkan Juventus 1-0 Real Madrid Lolos ke Perempat Final Piala Dunia Antarklub

2 Juli 2025 By admin

Presiden Prabowo ke Arab Saudi, Bahas Isu Timur Tengah dan Kampung Haji

2 Juli 2025 By admin

Robot K9 Tunjukkan Aksi Deteksi di HUT Ke-79 Bhayangkara

1 Juli 2025 By admin

Prabowo: Polri Miliki Peran Vital Kawal Agenda Pembangunan Bangsa

1 Juli 2025 By admin

Anafilaksis, Derajat Alergi Terberat Pemicu Kematian Tragis

1 Juli 2025 By admin

Minum Kopi Dapat Menurunkan Risiko Kematian, Asalkan….

1 Juli 2025 By admin

KPK Jadwal Ulang Pemeriksaan Gubernur Jatim Khofifah Terkait Kasus Dana Hibah

1 Juli 2025 By admin

Menlu Sugiono: Pengiriman 10 Ribu Ton Beras ke Gaza Terkendala Akses Masuk

1 Juli 2025 By admin

Fluminense Singkirkan Inter Milan di 16 Besar Piala Dunia Antarklub 2025

1 Juli 2025 By admin

Film Terakhir Fast & Furious Tayang 2027, Vin Diesel: Brian Kembali Hadir

1 Juli 2025 By admin

Makepung, Pacuan Kerbau Pelestari Tradisi dan Identitas Budaya Bali

1 Juli 2025 By admin

Jazz: Simbol Kebebasan, Pemberontakan, dan Pertukaran Budaya Global

1 Juli 2025 By admin

Cristiano Ronaldo Tolak Piala Dunia Antarklub Demi Mimpi Terakhir di Piala Dunia 2026

30 Juni 2025 By admin

AS Desak Israel Capai Gencatan Senjata dan Pertukaran Tawanan di Gaza

30 Juni 2025 By admin

Indonesia Harus Siapkan Regulasi AI Demi Wujudkan Kedaulatan Digital

30 Juni 2025 By admin

Maratua Jazz & Dive Fiesta 2025 Dimulai, Kolaborasi Irama dan Alam Tarik Ribuan Wisatawan

30 Juni 2025 By admin

Dua Gol Harry Kane Antar Bayern Muenchen Lolos ke Perempat Final Piala Dunia Antarklub 2025

30 Juni 2025 By admin

Jeff Bezos dan Lauren Sanchez Akhiri Pesta Pernikahan Megah Selama Tiga Hari di Venesia

30 Juni 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Juli 2025
S S R K J S M
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031  
« Jun    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Doa Penguat Hati di Tengah Masalah dan Hutang
  • Banjir Besar di Texas Sedikitnya 13 Tewas dan 20 Anak Masih Hilang
  • Fluminense Melaju ke Semifinal Piala Dunia Antarklub Usai Kalahkan Al-Hilal 2-1
  • Minum Gula Ternyata Lebih Berbahaya daripada Makan Gula, Ini Penjelasannya
  • Liverpool Abadikan Nomor Punggung 20 Milik Diogo Jota yang Wafat dalam Kecelakaan

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.