• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Waspada, Rabies Masih Menjadi Momok di Indonesia

28 Juni 2023 by isa Tinggalkan Komentar

Ilustrasi anjing sebagai salahsatu hewan penyebar rabies. Foto: Flores Editorial

Oleh: dr. Ari Baskoro SpPD K-AI – Penulis buku Serial Kajian COVID-19 (tiga seri) dan Serba-serbi Obrolan Medis 

Rabies tergolong sebagai penyakit “kuno”. Pertama kali kasus tersebut dilaporkan terjadi pada manusia pada tahun 1894. Selama berabad-abad, wabah rabies menyebar di Indonesia.

Hingga kini, sebanyak 25 provinsi di tanah air menjadi wilayah endemis Rabies. Hanya delapan provinsi saja yang dinyatakan bebas rabies. Provinsi tersebut adalah Kepulauan Riau, Bangka-Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Papua Barat, dan Papua.

Rabies menyebar di lebih dari 150 negara di seluruh dunia, kecuali di benua Antartika.Penyebabnya adalah virus zoonosis (menular dari hewan ke manusia) yang menyerang susunan saraf pusat (SSP) mamalia (anjing, kucing, rubah, monyet dan lain-lain). Mikroba tersebut paling banyak didapatkan pada air liur dan otak hewan yang terpapar. Cara penularan terpenting pada manusia adalah melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi virus itu.Air liur hewan yang terinfeksi, juga dapat menularkan virus rabies, jika mengenai mata, mulut, atau hidung.

Satwa liar, terutama kelelawar,merupakan reservoar utama pada daerah-daerah tertentu.Meningkatnya populasi satwa liar yang tidak terkendali, berpotensi besar menciptakan peluang terjadinya penularan antar spesies. Risiko paparan pada manusia pun, dengan sendirinya akan semakin meningkat pula.

Sejak tahun 2020 hingga April 2023, dilaporkan terjadi sebanyak 82.634 kasus gigitan anjing tiap tahunnya di Indonesia. Kasus kematian akibat rabies, bisa menembus angka 68 orang per tahun. Sepanjang tahun 2023 ini saja, tercatat 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR). Sebanyak 11 kasus di antara yang dilaporkan tersebut, berakhir dengan kematian. Lonjakan kasus rabies di Indonesia akhir-akhir ini, diduga masih ada kaitannya dengan pandemi Covid-19. Hal itu akibat terbengkalainya program vaksinasi pada hewan peliharaan atau pada anjing yang bebas berkeliaran.

Di seluruh dunia, rabies menyebabkan sekitar 59 ribu kematian tiap tahunnya. Kematian pada anak-anak di bawah 15 tahun,mencakup 40 persen kasus. Lebih dari 95 persen kasus kematian global, terjadi di Afrika dan Asia.

Kendala terpenting dari pengendalian rabies di Indonesia adalah meningkatnya populasi anjing yang bebas berkeliaran. Misalnya di Bali.Perkiraan jumlah anjing-anjing itu,  bisa mencapai 60 persen dari keseluruhan populasinya di Pulau Dewata. Bila dirunut, sebenarnya 95 persen anjing-anjing tersebut awalnya dipelihara oleh pemiliknya.

Manifestasi klinis rabies pada manusia

Deteksi dini penyakit rabies tidak selalu mudah.Pada dasarnya diagnosis hanya bisa ditegakkan setelah timbulnya gejala.Gejalanya pun,tergolong tidak terlalu spesifik. Sering kali diawali keluhan demam dan kesemutan pada area sekitar bekas GHPR. Selanjutnya diikuti gejala-gejala  lainnya, sepertilesu, mual, muntah-muntah, dan anoreksia.

Dalam beberapa hari kemudian, gejala tersebut berkembang menjadi  kelainan pada SSP. Misalnya terjadinya kesulitan menggerakkan bagian-bagian tubuh tertentu, kesulitan menelan dan bernapas, kebingungan, serta kehilangan kesadaran.  Gejala akan semakin mengarah pada rabies, bila disertai perilaku abnormal, agresif, dan menarik diri dari lingkungan.

Penderita rabies, tampakmengeluarkan air liur dalam jumlah yangberlebihan.Juga disertai gejala “takut air” (hidrofobia). Apabila gejala penyakit rabies sudah timbul, prognosisnya hampir pasti buruk. Sering kali berakhir dengan kematian. Biasanya pengobatan tidak banyak membantu memperbaiki hasil akhir.

Waktu inkubasi yang bisa berlangsung lama (bervariasi antara beberapa minggu hingga beberapa bulan), semakin menyulitkan mengetahui waktu paparan dengan tepat.Interval waktu tersebut, merupakan proses patologi yang diperlukan virus, di sepanjang saraf tepimenuju SSP.

Mayoritas kematian akibat rabies, disebabkan minimnya akses menuju sumber daya kesehatan masyarakat dan pengobatan pencegahan. Karenanya, masalah penyakit ini tampak lebih dominan di negara berkembang, bila dibandingkan dengan negara-negara maju. Data-data berikut ini, penting sebagai bahan pertimbangan pengelolaan rabies.

  • Sebanyak 99 persen kasus rabies pada manusia, disebabkan oleh gigitan anjing yang mengalami infeksi.
  • Sedikitnya 95 persen kematian akibat rabies, terjadi di negara-negara Afrika dan Asia.
  • Lebih dari 80 persen kasus rabies, terjadi di pedesaan dengan akses yang terbatas atau minimnyakampanye edukasi kesehatan. Khususnya terhadap perawatan pasca gigitan hewan.
  • Angka kematian pada anak,mencapai 40 persen jumlah kasus secara keseluruhan.

Aspek pencegahan

Pencegahan infeksi rabies pada manusia, bisa dilakukan melalui dua macam cara. Pertama,berupa tindakan preventif sebelum terjadinya paparan/GHPR.Itu misalnya dilakukan vaksinasi pada seseorang yang diprediksi berisiko terpapar rabies karena faktor pekerjaan. Contohnya pada seorang dokter hewan atau petugas pengendali binatang dan margasatwa. Bisa juga dilakukan pada orang-orang yang akan melakukan perjalanan wisata ke daerah epidemi.

Kedua. Ini merupakan tindakan pada sebagian besar kasus. Vaksinasi dapat dilakukan,  setelah diduga terpapar virus rabies. Misalnya pada seseorang yang baru mengalami GHPR. Itu dilakukan tanpa harus menunggu hasil kepastian laboratorium atau observasi HPR. Tindakan pencegahan pasca GHPR, tidak diperlukan lagi bila HPR masih tetap hidup setelah 10-14 hari masa observasi. Tidak diperlukannya tindakan tersebut, juga berlaku bila pemeriksaan diagnostik laboratorium rabies dinyatakan negatif pada HPR.

Vaksin anti rabies seratus persen efektif, jika diberikan lebih awal. Terutama dalam waktu sepuluh hari pasca dugaan paparan rabies. Di negara-negara tertentu (misalnya Amerika Serikat), dalam periode waktu 14 hari setelah paparan, diindikasikan diberi satu dosis imunoglobulin. Imunoglobulin (serumanti rabies/SAR) manusia,berisi antibodi yang dapat menetralisasi virus. Tindakan tersebut disertai pemberian vaksin anti rabies sebanyak empat dosis.

Setelah terjadinya GHPR, perawatan harus dilakukan sesegera mungkin. Tujuannya untuk mengeliminasi dan menghilangkan aktivitas virus rabies pada luka jaringan. Pembersihan luka sedikitnya memerlukan waktu 15 menit, menggunakan air mengalir dan sabun atau detergen. Bila tidak tersedia sabun atau detergen, luka bisa disemprot dengan air bersih saja. Cairan antiseptik seperti povidone-iodine atau alkohol, juga direkomendasikan.            

Strategi pemerintah yang efektif, penting untuk segera dilakukan dalam pengendalian rabies. Diperlukan kerja sama lintas sektoral, serta penguatan peran serta masyarakat/organisasi kemasyarakatan.

Share This :

Ditempatkan di bawah: jatim, Kesehatan, nusantara, update, wawasan Ditag dengan:Ari Baskoro Sppd, Rabies, Rabies Masih Menjadi Momok, Rabies Masih Menjadi Momok di Indonesia

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Jazz dan Blues: Dua Saudara dalam Dunia Musik

10 Oktober 2025 By admin

Axl Rose Kibarkan Bendera Palestina Saat Konser Guns N’ Roses di Bogota

9 Oktober 2025 By admin

Trump Umumkan Israel dan Hamas Setujui Tahap Pertama Rencana Gencatan Senjata di Gaza

9 Oktober 2025 By admin

Kualifikasi Piala Dunia 2026, Arab Saudi Taklukkan Indonesia 3-2

9 Oktober 2025 By admin

KPK Temukan Fakta Baru: Biro Travel Tak Berizin Bisa Dapat Kuota Haji Khusus

8 Oktober 2025 By admin

Timnas Indonesia Asah Eksekusi Bola Mati Jelang Hadapi Arab Saudi

8 Oktober 2025 By admin

Pertamina Imbau Masyarakat Tak Terpengaruh Isu Negatif Soal Etanol pada BBM

8 Oktober 2025 By admin

Kluivert: Timnas Indonesia Siap Tarung Habis-habisan Demi Tiket Piala Dunia 2026

7 Oktober 2025 By admin

Kementerian PUPR Siap Bangun Ulang Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo

7 Oktober 2025 By admin

Arsenal Geser Liverpool dari Puncak Klasemen Liga Inggris

6 Oktober 2025 By admin

Delegasi Hamas Tiba di Mesir untuk Bahas Rencana Gencatan Senjata Gaza

6 Oktober 2025 By admin

Menjaga Harmoni Laut: Kisah Nelayan Bajo Berburu Gurita dengan Panah Tradisional di Wakatobi

6 Oktober 2025 By admin

Negosiator Menuju Kairo Bahas Gencatan Senjata dan Pembebasan Sandera di Gaza

5 Oktober 2025 By admin

Basarnas Temukan Lagi 13 Jenazah Korban Reruntuhan Mushalla Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo

5 Oktober 2025 By admin

Titi Kamal: Teror Santet Getih Ireng, Film Horor Terbaru yang Siap Guncang Bioskop

5 Oktober 2025 By admin

BMKG Prediksi Hujan Ringan Warnai Balapan Utama MotoGP Mandalika 2025

5 Oktober 2025 By admin

5 Makanan dengan Kandungan Magnesium Lebih Tinggi dari Almond

4 Oktober 2025 By admin

Ruben Amorim Bantah Taktik Jadi Biang Keterpurukan Manchester United

4 Oktober 2025 By admin

TikTok Tanggapi Pembekuan Sementara Izin PSE oleh Kemkomdigi

4 Oktober 2025 By admin

Jeda BRI Super League, Eliano Reijnders Antusias Bela Timnas Indonesia

3 Oktober 2025 By admin

Emas untuk Kehidupan: Dari Perut Bumi Martabe, Tumbuh Harapan Anak Negeri

3 Oktober 2025 By admin

Kenapa Puasa Sunnah di Hari Jumat Makruh?

3 Oktober 2025 By admin

Mau Dibawa ke Mana Program Makan Bergizi Gratis?

3 Oktober 2025 By admin

Janet Jackson dan Paris Jackson Reuni dan Tampil Bersama di Paris Fashion Week

3 Oktober 2025 By admin

4 Kebiasaan di Dapur yang Dapat Membuat Anda Sakit

3 Oktober 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Oktober 2025
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  
« Sep    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Trump Tegaskan Tidak Akan Biarkan Israel Langgar Gencatan Senjata di Gaza
  • Dikalahkan Irak 0-1, Indonesia Gagal Lolos ke Piala Dunia 2026
  • Aktivis Serukan Larangan Israel di Dunia Sepak Bola Meski Gencatan Senjata Diberlakukan di Gaza
  • Jelang Laga Hidup Mati, Timnas Indonesia Siap Hadapi Irak di Kualifikasi Piala Dunia 2026
  • Jay Idzes Tegaskan Perjuangan Timnas Indonesia Menuju Piala Dunia 2026 Belum Usai

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.