

Wah, wah, wah….. online gambling memang luar biasa. Begitu banyak kasus timbul akibat perjudian lewat internet ini. Coba simak berita-berita soal judi online belakangan ini. Eh, yang diduga main tak pernah saya bayangkan sebelumnya. Bukan cuma kaum ecek-ecek, ada juga orang-orang top di lembaga tinggi. Bahkan, perusahaan milik negara. Gila, nggak?
Begitu banyak hal yang bisa dibahas tentang judi online. Ada pakar yang menjelaskan tentang sisi kriminalitasnya, ada yang membeberkan aspek ekonominya, sisi hukum, sisi psikologis, dan lain-lain. Saya akan coba tengok dari aspek psikologinya, dan lebih saya persempit jadi aspek motivasi psikologis mengapa orang bisa kecanduan judi online.
Salah satu peneliti yang getol membahas kecanduan judi online adalah Mark Griffiths. Ia distinguished professor tentang perilaku kecanduan, sekaligus direktur International Gaming Research Unit di Departemen Psikologi di Nottingham Trent University, Inggris.
Penelitian awal Griffith pada 2001 diterbitkan ulang dalam Encyclopedia of Cyber Behavior (Zheng Yan, editor) volume 1 tahun 2012. Penelitiannya terhadap responden di Inggris menggambarkan betapa perjudian lewat internet lebih nyandu daripada judi offline (8%), lebih tidak sehat (5%), lebih bahaya (9%), lebih tak terregulasi (13%), dan sangat mungkin memikat anak-anak (21%).
Secara psikologi, orang yang kecanduan judi online biasanya punya kecenderungan impulsif. Ini merujuk pada kecenderungan untuk bertindak cepat dan tanpa berpikir panjang atau tanpa mempertimbangkan konsekuensi dari tindakannya. Perilaku impulsif ini biasanya didorong keinginan sesaat. Ia bisa membuat keputusan cepat atau spontan, tapi sering kali tanpa mempertimbangkan risiko atau konsekuensi jangka panjang.
Terkait dengan impulsivitas, ada adrenalin rush. Orang kecanduan judi online bisa juga karena adanya rasa gembira dan ledakan sensasi terutama saat menghadapi tantangan baru (tidak seperti judi konvensional tatap muka). Adrenalin rush juga muncul karena banyaknya uang yang dijanjikan atau ketika mendekati kemenangan besar. Saat terjadi adrenalin rush, tubuh melepaskan hormon adrenalin yang menciptakan perasaan kegembiraan dan sensasi sangat kuat dan memikat.
Padahal, setiap system perjudian itu sudah diatur sedemikian rupa agar bandarnya menang dan penjudinya kalah. Dennis Lim, mantan bandar judi di Thailand yang kini insyaf, berkali-kali membongkar kelicikan sistem judi online. “Kalau sesekali menang, itu karena dikasih bandar,” kata dia dalam sejumlah video.
Siapa pun bisa kecanduan judi online. Tidak peduli berapa pun usianya, apa pekerjaannya, bagaimana statusnya di masyarakat, berapa banyak uang yang dimilikinya. Semua bisa kecanduan jika pernah coba-coba melakukannya. Kecanduan ini antara lain disebabkan faktor impulsivitas dan adrenalin rush.
Berjudi memang bisa memicu kondisi psikologis berupa perasaan sangat menyenangkan, namun itu anya sesaat. Yang ustru berbahaya adalah saat si penjudi berpikir kemenangan besar segera menghampiri. Ingat, kemenangan tidak pernah dijamin datang, dan kekalahan jauh lebih pasti.
Pemerintah tak perlu repot-repot menggelontorkan bansos untuk membantu korban judi online. Menurut ajaran agama saya, judi itu haram. Titik!
—000—
*Psikolog, Tinggal di Surabaya
Tinggalkan Balasan