
Surabaya (Trigger.id) – Rumah Anak Prestasi (RAP) menjadi pionir dalam pemenuhan hak-hak anak di Surabaya. Tempat ini memberikan ruang bagi anak berkebutuhan khusus untuk mengembangkan keterampilan dan kompetensinya. Nyatanya, karya anak tersebut sudah diminati pasar.
karya yang dihasilkan anak-anak di RAP ini tidak hanya batik saja, namun juga kerajinan lainnya seperti lukisan, sablon, dan menjahit. “Produk yang dihasilkan banyak sekali, salah satu karya yang kami bawa hari ini adalah batik dan lukisan bernuansa abstrak. Produknya juga kami tampilkan secara online,” jelas Kepala Unit Teknis Kampung Anak Negeri Dinas Sosial Surabaya Eva Rachmawati.
Qurota Ayun (umur 13) dan Aqsa (umur 18) merupakan perwakilan dari Rumah Anak Prestasi (disingkat RAP) Surabaya. Mereka memamerkan busana hasil karya batiknya kepada perwakilan United Nations Children’s Fund (UNICEF) saat diskusi ‘Pemenuhan Hak-Hak Pekerja Abad 21 dan Anak’ di Gedung Teknik Informatika ITS Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, Rabu (31/7). 2024).
Eva mengatakan, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mendirikan RAP sebagai salah satu contoh pemenuhan hak anak di Surabaya.
“Memberikan pendidikan, wawasan, pelatihan, dan informasi agar anak berkebutuhan khusus atau penyandang disabilitas di Surabaya dapat lebih produktif dan dapat meraih prestasi yang membanggakan,” kata Eva.
Hingga saat ini, RAP Surabaya berada di empat lokasi, yaitu di Nginden Semolo, Sono Indah, Kedung Cowek, dan Dukuh Menanggal. Masing-masing RAP ini saat ini menampung 200 anak berkebutuhan khusus.
“RAP yang didirikan oleh Wali Kota Eri Cahyadi ini bertujuan untuk mengembangkan bakat dan minatnya hingga berprestasi. Ada instruktur yang akan membantu membimbing dan mengajari mereka, misalnya lamanya menghasilkan sebuah karya batik tergantung pada pola dan banyaknya. warna,” jelasnya.
Selain menempuh pendidikan formal, lanjutnya, mereka juga mengikuti kegiatan pelatihan di RAP Surabaya. Selain itu, RAP juga menyediakan beberapa fasilitas seperti layanan kesehatan dan medis, layanan konseling, dan layanan pembelajaran yang dapat digunakan oleh masyarakat Surabaya secara gratis.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan UNICEF Jatim Arie Rukmantara mengatakan, anak-anak di Provinsi Jawa Timur, khususnya Surabaya, sudah menunjukkan inovasinya untuk masa depan.
“Anak-anak berkebutuhan khusus juga menciptakan karya, dan karyanya juga diminati oleh para pengusaha. Bahkan, para pengusaha mengatakan kalau ada event, pasokannya bisa dari produk buatan mereka,” kata Arie.
Melihat inovasi yang ditawarkan anak berkebutuhan khusus di Surabaya, ia menilai Pemkot Surabaya mempunyai pendekatan strategis dalam pemenuhan hak anak, yakni sebagai community parenting. Jika orang tua menghadapi kesulitan, baik karena disabilitas atau keterbatasan, pemerintah daerah dapat membantu.
“Orang tua dan pemerintah saling bertanggung jawab. Bahkan ada yang mengambil alih peran orang tua, seperti memberikan kursus dan pelatihan gratis, semuanya gratis dan semua produknya siap didistribusikan,” ujarnya.
Selain itu, ia juga mengapresiasi Forum Anak Surabaya (FAS) yang juga menyuarakan berbagai hal. “Suara anak Indonesia yang disampaikan FAS juga merupakan sebuah inovasi. Misalnya menginginkan adanya aturan pemblokiran situs pornografi untuk anak, kemudian larangan merokok dan perjudian online untuk anak,” tutupnya.
Sumber: Humas Pemkot Surabaya
Tinggalkan Balasan