• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Kolaborasi Buruk Perang dan Wabah

4 Oktober 2024 by admin Tinggalkan Komentar

Oleh: Ari Baskoro*

Dunia saat ini sedang “tidak baik-baik saja”. Banyak pakar bidang militer dan pertahanan yang memperingatkan potensi pecahnya perang dunia (PD) ketiga. Penyebabnya tak lain sikap keras kepala Israel yang mengabaikan seruan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), untuk mengakhiri pertempuran. Dukungan Amerika Serikat (AS) terhadap sekutunya di Timur Tengah itulah yang semakin menjauhkan dari kata damai. Keberhasilan masyarakat global melawan pandemi COVID-19, kini terancam eskalasi pertempuran di Timur Tengah. Dampak buruknya bisa memantik risiko lainnya yang mungkin lebih kompleks. Negara-negara agresor seakan lupa tentang sejarah kelam pandemi flu Spanyol. Situasi mencekam menghadapi pandemi flu saat itu, dipicu oleh PD pertama. Peperangan selama empat tahun (1914-1918), merenggut sekitar sembilan hingga 15 juta jiwa dari pihak-pihak yang bertikai. Tetapi jumlah itu tidak sepadan dengan jatuhnya korban akibat pandemi flu Spanyol yang waktunya bersamaan dengan PD pertama. Hanya dalam tempo satu tahun saja (1918-1919), virus Influenza H1N1 telah menginfeksi sekitar 500 juta penduduk dunia. Jumlah tersebut identik dengan 33 persen populasi global saat itu. Virus penyebab pandemi, ternyata lebih mematikan ketimbang senjata. Total korban tewas akibat pandemi, diperkirakan tembus hingga 50 juta orang.

Sejatinya penyebutan flu Spanyol kurang tepat. Justru inisiasi merebaknya kasus influenza H1N1, berasal dari kamp-kamp militer AS. Hanya dalam waktu beberapa minggu saja, ribuan tentara telah terpapar virus ganas tersebut. Akhirnya sebagian di antaranya tewas sebelum bertempur. “Anehnya” pemerintah AS saat itu, tidak meresponsnya secara tepat. Sebaliknya malah ditutup-tutupi. Penguasa merasa takut, pasalnya keterbukaan dikhawatirkan dapat menyurutkan mental pasukannya. Masifnya persebaran virus maut itu ke seantero dunia, mengikuti alur mobilitas pasukan yang bertempur.

Sebaliknya media massa Spanyol kala itu, bersikap lebih jujur dan terbuka. Mereka aktif mewartakan peristiwa “tersembunyi” tersebut. Hampir tidak ada kantor berita negara lainnya yang mengeksposnya. Fokusnya hanya pada peristiwa perang. Karena itu para jurnalis Spanyol dinilai telah berkontribusi besar dalam mengungkap fakta yang sebenarnya. Namun nasi sudah menjadi bubur. Sebutan flu Spanyol sudah terlanjur disematkan sebagai pengganti nama flu AS.

Contoh peristiwa wabah berikutnya, terjadi di kawasan Afrika. Liberia, Guinea, dan Sierra Leone, mengalami wabah virus Ebola pada tahun 2013-214. Dalam waktu singkat puluhan ribu rakyatnya terpapar virus mematikan. Angka mortalitasnya mencapai 90 persen. Tidak ada respons yang memadai terhadap krisis kesehatan yang terjadi, dari masing-masing pemerintah ketiga negara. Persoalan stabilitas politik dalam negeri dan konflik bersenjata masyarakat sipil, menjadi biang masalahnya.

Wabah Mpox (cacar monyet) yang kini sedang berlangsung, harusnya menjadi pelajaran berharga berikutnya. Sasaran wilayahnya di seputar Afrika. Khususnya Afrika Tengah dan Timur. Republik Demokratik Kongo (RDK), merupakan “episentrumnya”. Buruknya stabilitas politik negara padat penduduk itu, memicu perebutan kekuasaan dan perang saudara yang tidak berkesudahan. Negara-negara sekitarnya yang juga terkena dampak wabah, memiliki permasalahan serupa dengan RDK.

Setelah selama puluhan tahun “menghilang”, kini penyakit polio mulai bangkit kembali. Gaza-Palestina menjadi “episentrumnya”. Imbas perang, wilayah tersebut terdeteksi sebagai tempat berkembang biaknya virus polio. Sanitasi yang buruk menjadi biang masalahnya. Jeda pertempuran yang hanya beberapa hari, memberi kesempatan melakukan vaksinasi polio pada sedikitnya 600 ribu anak. Harapannya dapat menekan persebaran polio secara global.

Ancaman pandemi

Ibarat gempa bumi, pandemi memiliki suatu “siklus”. Meski akan terjadi, tetapi sulit diprediksi kapan waktunya. Belum lama ini para pakar kesehatan mengadakan simulasi, tentang kemungkinan terjadinya pandemi berikutnya setelah COVID-19. Itu sebagai wujud kesiapsiagaan menghadapi wabah. Pandemi penyakit “X”, disebut sebagai salah satu hipotesis penyebabnya. Potensi wabah selalu dihasilkan dari interaksi tiga faktor. Gangguan keseimbangan antara inang/manusia yang rentan, mikroba patogen, dan faktor lingkungan, berpotensi memantik penyakit baru.

Perubahan kondisi lingkungan hidup, merupakan faktor utama yang layak diantisipasi. Secara teori, problem pemanasan global dan polusi yang kini terjadi, dapat memengaruhi penularan penyakit melalui berbagai cara. Ledakan bom dan senjata dalam peperangan, menambah beban polusi udara. Persediaan air bersih yang tidak adekuat, buruknya sanitasi, masalah kelaparan dan kecukupan gizi, berpotensi melanda sebagian penduduk dunia. Kini realitas itu bisa kita saksikan di wilayah yang sedang dilanda peperangan. Situasi buruk semakin diperparah dengan hancurnya infrastruktur kesehatan. Stres fisik dan psikis yang melanda tentara ataupun rakyat, sangat menekan daya imunitas. Akibatnya bisa semakin memantik risiko fatalitas.

Semoga semua pihak dapat mengambil pelajaran berharga dari sejarah kelam.

—–o—–

*Penulis:

  • Staf pengajar senior di :Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya
  • Magister Ilmu Kesehatan Olahraga (IKESOR) Unair
  • Penulis buku: – Serial Kajian COVID-19 (tiga seri), Serba-serbi Obrolan Medis dan Catatan Harian Seorang Dokter.
Share This :

Ditempatkan di bawah: Kesehatan, update, wawasan Ditag dengan:Flu, Israel, Kolaborasi, Mpox, Palestina, Perang, Wabah

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Jazz dan Blues: Dua Saudara dalam Dunia Musik

10 Oktober 2025 By admin

Axl Rose Kibarkan Bendera Palestina Saat Konser Guns N’ Roses di Bogota

9 Oktober 2025 By admin

Trump Umumkan Israel dan Hamas Setujui Tahap Pertama Rencana Gencatan Senjata di Gaza

9 Oktober 2025 By admin

Kualifikasi Piala Dunia 2026, Arab Saudi Taklukkan Indonesia 3-2

9 Oktober 2025 By admin

KPK Temukan Fakta Baru: Biro Travel Tak Berizin Bisa Dapat Kuota Haji Khusus

8 Oktober 2025 By admin

Timnas Indonesia Asah Eksekusi Bola Mati Jelang Hadapi Arab Saudi

8 Oktober 2025 By admin

Pertamina Imbau Masyarakat Tak Terpengaruh Isu Negatif Soal Etanol pada BBM

8 Oktober 2025 By admin

Kluivert: Timnas Indonesia Siap Tarung Habis-habisan Demi Tiket Piala Dunia 2026

7 Oktober 2025 By admin

Kementerian PUPR Siap Bangun Ulang Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo

7 Oktober 2025 By admin

Arsenal Geser Liverpool dari Puncak Klasemen Liga Inggris

6 Oktober 2025 By admin

Delegasi Hamas Tiba di Mesir untuk Bahas Rencana Gencatan Senjata Gaza

6 Oktober 2025 By admin

Menjaga Harmoni Laut: Kisah Nelayan Bajo Berburu Gurita dengan Panah Tradisional di Wakatobi

6 Oktober 2025 By admin

Negosiator Menuju Kairo Bahas Gencatan Senjata dan Pembebasan Sandera di Gaza

5 Oktober 2025 By admin

Basarnas Temukan Lagi 13 Jenazah Korban Reruntuhan Mushalla Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo

5 Oktober 2025 By admin

Titi Kamal: Teror Santet Getih Ireng, Film Horor Terbaru yang Siap Guncang Bioskop

5 Oktober 2025 By admin

BMKG Prediksi Hujan Ringan Warnai Balapan Utama MotoGP Mandalika 2025

5 Oktober 2025 By admin

5 Makanan dengan Kandungan Magnesium Lebih Tinggi dari Almond

4 Oktober 2025 By admin

Ruben Amorim Bantah Taktik Jadi Biang Keterpurukan Manchester United

4 Oktober 2025 By admin

TikTok Tanggapi Pembekuan Sementara Izin PSE oleh Kemkomdigi

4 Oktober 2025 By admin

Jeda BRI Super League, Eliano Reijnders Antusias Bela Timnas Indonesia

3 Oktober 2025 By admin

Emas untuk Kehidupan: Dari Perut Bumi Martabe, Tumbuh Harapan Anak Negeri

3 Oktober 2025 By admin

Kenapa Puasa Sunnah di Hari Jumat Makruh?

3 Oktober 2025 By admin

Mau Dibawa ke Mana Program Makan Bergizi Gratis?

3 Oktober 2025 By admin

Janet Jackson dan Paris Jackson Reuni dan Tampil Bersama di Paris Fashion Week

3 Oktober 2025 By admin

4 Kebiasaan di Dapur yang Dapat Membuat Anda Sakit

3 Oktober 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Oktober 2025
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  
« Sep    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Trump Tegaskan Tidak Akan Biarkan Israel Langgar Gencatan Senjata di Gaza
  • Dikalahkan Irak 0-1, Indonesia Gagal Lolos ke Piala Dunia 2026
  • Aktivis Serukan Larangan Israel di Dunia Sepak Bola Meski Gencatan Senjata Diberlakukan di Gaza
  • Jelang Laga Hidup Mati, Timnas Indonesia Siap Hadapi Irak di Kualifikasi Piala Dunia 2026
  • Jay Idzes Tegaskan Perjuangan Timnas Indonesia Menuju Piala Dunia 2026 Belum Usai

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.