
Jakarta (Trigger.id) – KH Cholil Nafis, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, memberikan tanggapan terkait wacana libur sekolah selama bulan Ramadhan. Ia memberikan perspektif yang menarik tentang pentingnya memanfaatkan bulan suci ini untuk pendidikan karakter berbasis agama.
Kiai Cholil menilai bahwa penerapan libur penuh di sekolah umum, terutama di perkotaan, tidaklah tepat. Menurutnya, bulan Ramadhan justru sebaiknya dijadikan momen untuk memperkuat nilai-nilai agama dan karakter siswa. Ia menekankan bahwa implementasi dari pengajaran agama perlu diarahkan untuk membentuk pendidikan agama yang lebih terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari.
“Untuk yang umum apalagi di perkotaan tidak tepat kalau Ramadhan diliburkan apalagi dalam arti libur tidak ada sama sekali,” kata Kiai Cholil di Jakarta, Jumat (10/1/2024) di Kantor MUI, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat.
Dalam konteks ini, pendidikan selama Ramadhan dapat dimodifikasi dengan mengurangi beban akademik dan menggantinya dengan program-program yang mendukung pembentukan karakter Islami, seperti kegiatan tadarus, shalat berjamaah, pesantren kilat, serta diskusi keislaman. Dengan cara ini, siswa tidak hanya mendapatkan ilmu secara formal, tetapi juga pengalaman spiritual yang berharga selama Ramadhan.
“Bisa ditambahkan dengan pesantren Ramadhan dan di sekolah-sekolah keilmu keagamaan,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Cendekia Amanah, Depok, Jawa Barat ini.
Kiai Cholil menilai bahwa Ramadhan adalah waktu yang ideal untuk memperdalam nilai-nilai keagamaan tanpa mengorbankan proses pendidikan formal. Hal ini juga bisa menjadi solusi bagi sekolah-sekolah umum yang ingin tetap aktif selama Ramadhan namun dengan pendekatan yang lebih relevan secara spiritual.
“Dan bisa juga ditambahkan dengan kegiatan yang mengimplementasikan puasa di kehidupan seperti kejujuran dan kedisiplinan. Artinya buat kegiatan Ramadhan lebih produktif dielaborasi dengan pendidikan sekolah,” terangnya. (ian)
Tinggalkan Balasan