
Surabaya (Trigger.id) – Arab Saudi mengecam keras penyerbuan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur oleh Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, pada Rabu (3/4).
Dalam pernyataan resmi, Kementerian Luar Negeri Saudi mengutuk aksi Ben-Gvir yang dilakukan dengan pengawalan polisi Israel. Saudi juga menegaskan kembali kecaman terhadap berbagai pelanggaran terhadap kesucian Masjid Al-Aqsa, sebagaimana dilaporkan oleh Saudi Press Agency (SPA).
Selain itu, kerajaan juga mengkritik serangan pasukan Israel terhadap klinik UNRWA di Kamp Jabaliya, Gaza utara, serta tindakan kekerasan terhadap lembaga kemanusiaan dan staf mereka.
“Kerajaan mengecam pelanggaran berkelanjutan Israel terhadap hukum internasional dan hukum humaniter internasional. Kami menolak segala bentuk tindakan yang dapat merusak status sejarah dan hukum Yerusalem serta situs-situs sucinya,” tegas kementerian tersebut.
Saudi memperingatkan bahwa pelanggaran Israel ini dapat menghambat upaya perdamaian serta membahayakan stabilitas global. Negara tersebut juga menyerukan perlindungan terhadap organisasi kemanusiaan dan meminta pertanggungjawaban Israel atas semua pelanggaran yang terjadi.
Kunjungan Ben-Gvir dan Kecaman Internasional
Kunjungan Ben-Gvir ke kompleks Al-Aqsa memicu kecaman dari berbagai pihak, termasuk Yordania dan kelompok Hamas.
Menteri sayap kanan dari partai Otzma Yehudit itu kembali bergabung dengan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bulan lalu setelah sebelumnya mengundurkan diri akibat ketidaksetujuan terhadap perjanjian gencatan senjata di Gaza.
Sejak pemerintahan Netanyahu terbentuk pada akhir 2022, Ben-Gvir telah beberapa kali mengunjungi Al-Aqsa, yang selalu memicu reaksi keras dunia internasional.
Kementerian Luar Negeri Yordania menyebut kunjungan tersebut sebagai “penyerbuan” dan “provokasi yang tidak dapat diterima.” Sementara itu, Hamas menyebutnya sebagai “eskalasi berbahaya” dan menyerukan rakyat Palestina untuk meningkatkan perlawanan dalam mempertahankan Al-Aqsa.
Al-Aqsa: Simbol Identitas Palestina
Masjid Al-Aqsa merupakan situs tersuci ketiga dalam Islam sekaligus simbol perjuangan nasional Palestina. Kompleks tersebut juga dikenal sebagai Temple Mount oleh umat Yahudi, yang meyakininya sebagai lokasi Kuil Kedua yang dihancurkan oleh Romawi pada tahun 70 M.
Berdasarkan status quo yang telah berlangsung sejak Israel menduduki Yerusalem Timur pada 1967, non-Muslim diizinkan mengunjungi Al-Aqsa pada jam tertentu, tetapi dilarang beribadah atau menampilkan simbol keagamaan di sana.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kelompok sayap kanan Yahudi semakin sering menentang aturan ini, termasuk Ben-Gvir yang diketahui pernah beribadah di kompleks tersebut pada 2023 dan 2024. Meskipun pemerintah Israel berulang kali menyatakan akan mempertahankan status quo, kekhawatiran Palestina terhadap masa depan situs suci ini terus memicu ketegangan. (ian)
Tinggalkan Balasan