
Washington, AS (Trigger.id) – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan optimisme bahwa gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza bisa tercapai dalam waktu satu minggu ke depan, meskipun belum ada rincian atau konfirmasi resmi dari pihak-pihak terkait.
Pernyataan tersebut disampaikan Trump pada Jumat (waktu setempat) saat berbicara kepada para wartawan. Ia mengaku baru saja berbicara dengan sejumlah pihak yang terlibat dalam upaya perdamaian, namun tidak mengungkap siapa saja yang dimaksud.
“Saya pikir ini sudah dekat. Saya baru saja berbicara dengan beberapa orang yang terlibat. Kami percaya gencatan senjata akan tercapai dalam sepekan,” ujar Trump.
Komentar tersebut mengejutkan banyak pihak, mengingat situasi di Gaza yang terus memburuk, dengan jumlah korban jiwa yang terus meningkat dan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia terhadap militer Israel karena menembaki warga sipil yang kelaparan saat hendak mengambil bantuan makanan.
Tak Ada Proses Negosiasi yang Sedang Berlangsung
Koresponden Al Jazeera, Nour Odeh, melaporkan dari Amman, Yordania, bahwa pernyataan Trump mungkin menjadi kabar yang menggembirakan bagi warga Gaza yang telah lama menderita akibat perang dan kelaparan. Namun, ia menegaskan bahwa saat ini tidak ada proses negosiasi gencatan senjata yang sedang berlangsung secara formal di kawasan tersebut.
“Pembicaraan tentang gencatan senjata memang meningkat setelah adanya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Iran. Namun, Israel tampaknya belum berniat mengakhiri perang,” kata Odeh.
Menurut laporan lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu diyakini hanya akan mempertimbangkan gencatan senjata jika itu menjadi syarat untuk mencapai kesepakatan normalisasi hubungan dengan negara-negara Arab—upaya yang telah didorong oleh pemerintahan Trump.
Di sisi lain, Hamas menuntut agar Israel menghentikan serangan militer dan menarik pasukannya dari wilayah Gaza yang dikuasai setelah pelanggaran gencatan senjata terakhir pada Maret. Hamas juga menginginkan jaminan dari AS bahwa proses negosiasi akan terus berjalan dan Israel tidak akan kembali melanggar perjanjian.
Tuduhan Kejahatan Perang Terhadap Israel
Pernyataan Trump muncul di tengah kritik internasional yang semakin keras terhadap Israel, menyusul laporan bahwa militer Israel telah diperintahkan untuk menembak warga sipil Palestina yang kelaparan dan berusaha mengambil bantuan makanan.
Laporan dari media Haaretz menyebut bahwa perintah tersebut berasal dari komandan militer Israel. Pemerintah Gaza menyebut hal ini sebagai bukti tambahan atas dugaan kejahatan perang yang dilakukan Israel.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza mencatat hampir 550 warga sipil telah tewas di dekat titik distribusi bantuan sejak akhir Mei. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pun angkat suara: “Orang-orang dibunuh hanya karena mencoba memberi makan diri dan keluarga mereka. Mencari makanan tidak boleh menjadi hukuman mati.”
Organisasi kemanusiaan Médecins Sans Frontières (MSF) menyebut kondisi di Gaza sebagai “pembantaian yang disamarkan sebagai bantuan kemanusiaan.”
Masih Belum Ada Konfirmasi dari Utusan Khusus AS
Juru bicara dari kantor utusan khusus AS, Steve Witkoff, menyatakan bahwa pihaknya belum memiliki informasi apa pun mengenai kemungkinan terobosan gencatan senjata. Witkoff sebelumnya terlibat dalam upaya mediasi gencatan senjata di masa pemerintahan Joe Biden, namun kesepakatan itu dilanggar oleh Israel pada bulan Maret lewat serangan mendadak di berbagai wilayah Gaza.
Saat ini, Israel bersikukuh bahwa hanya aksi militer yang dapat mengembalikan para tawanan yang ditahan di Gaza, dan memberlakukan blokade atas pasokan makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar—yang memicu krisis kelaparan di wilayah berpenduduk 2,1 juta jiwa itu.
Pejabat Israel, Menteri Urusan Strategis Ron Dermer, dijadwalkan mengunjungi Washington pekan depan untuk membahas situasi Gaza, Iran, serta kemungkinan kunjungan Netanyahu ke Gedung Putih. (bin)
Tinggalkan Balasan