
Moskow (Trigger.id) – Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, mengungkapkan bahwa lebih dari 300 staf PBB tewas akibat agresi militer Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023. Dalam pernyataan terbarunya pada Ahad, Turk menyebutkan bahwa tragedi ini merupakan bagian dari dampak luas konflik yang juga menyebabkan lebih dari 200.000 warga Palestina tewas atau terluka, berdasarkan data Kementerian Kesehatan Gaza. Jumlah itu setara dengan sekitar 10 persen dari total populasi Gaza.
Turk juga menyoroti tingginya angka kematian warga Palestina sejak Mei 2025, terutama saat mereka berusaha mendapatkan makanan untuk keluarga mereka. Ia mengkritik sistem distribusi bantuan yang dikendalikan oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza dengan dukungan Amerika Serikat dan Israel, yang dinilainya gagal menyalurkan bantuan secara efektif dan menyeluruh.
Laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu turut mengonfirmasi krisis kemanusiaan tersebut. WHO mencatat peningkatan signifikan kematian akibat malnutrisi, termasuk kematian 21 anak balita pada 2025. Lebih dari 10 persen penduduk Gaza saat ini terdampak malnutrisi akut, dengan lebih dari 20 persen ibu hamil dan menyusui mengalami kekurangan gizi, bahkan dalam kategori parah.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan bahwa krisis kelaparan di Gaza semakin parah karena penghentian pasokan bantuan dan pembatasan akses kemanusiaan.
Sementara itu, Israel pada Mei 2025 mengumumkan rencana pengiriman bantuan ke wilayah-wilayah yang disebutnya telah “bebas dari Hamas”. Namun, Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, menuding Israel menggunakan bantuan kemanusiaan sebagai alat untuk memaksa perpindahan warga Palestina dari wilayah Gaza. (bin)
Sumber: sputnik-OANA.
Tinggalkan Balasan