
Surabaya (Trigger.id) – Mei lalu Mediaasuransinews.co.id melaporkan, gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di startup telah terjadi di India. Bahkan ini terjadi hanya dalam waktu singkat dengan jumlah yang cukup banyak.
Dalam lima bulan terakhir, dilaporkan perusahaan rintisan negara itu telah memangkas 6.000 karyawan. Namun Business Insider melaporkan, gelombang PHK itu tak menghentikan peluncuran startup baru.
Salah satu pendiri Glamyo Health, Archit Garg buka suara soal hal ini. Dia mengatakan PHK lebih tinggi mencapai 10 kali lipat dari jumlah saat ini, yakni 60 ribu karyawan.
Korban dari masalah ini disebutkan adalah karyawan dari startup teknologi pendidikan atau edu-tech. Ini karena para murid akan kembali ke sekolah.
Sebagai informasi, tahun ini perusahaan seperti Ola, Unacademy, Vedantu melakukan PHK pada lebih dari 3.600 karyawan.
Tsunami PHK ternyata tidak hanya menghampiri perusahaan rintisan atau startup saja, tapi juga perusahaan konvensional.
Dua hari lalu, Jumat (23/9/2022), Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) mengumumkan telah menempuh langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan.
Dalam keterangan tertulisnya, 95% dari karyawan yang terkena dampak telah menerima tawaran dari perusahaan, sementara sebagian kecil sisanya masih mempertimbangkan tawaran tersebut. Namun IOH tidak merinci jumlah karyawan yang terdampak PHK.
Mengutip CNBC Indonesia, selain IOH, e-commerce Shopee Indonesia juga melakukan PHK karyawan mereka. Ada sekitar 3% karyawan yang terdampak.
Jika total karyawan Shopee mencapai 6.000 orang, artinya ada sekitar 186 orang yang dirumahkan.
Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira menjelaskan keputusan ini merupakan langkah terakhir yang harus ditempuh, setelah melakukan penyesuaian melalui beberapa perubahan kebijakan bisnis.
PHK terpaksa dilakukan sebagai langkah efisiensi bisnisnya di tanah air.
“Kondisi ekonomi global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien. Ini merupakan sebuah keputusan yang sangat sulit,” kata Radynal dalam keterangan tertulis.
Kepada Tempo.co, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menilai dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akan sangat terasa pada sektor usaha yang komponen utamanya adalah energi, yaitu transportasi dan logistik.
Perkiraannya tak meleset. Tak berselang lama dari pengumuman kenaikan harga BBM, tarif angkutan umum dan logistik naik.
Presiden Direktur PT Hotel Sahid Jaya International itu juga membahas bagaimana pengusaha mengantisipasi dampak kebijakan pemerintah tersebut. Siapkah mereka? Apa yang mereka harapkan dari pemerintah? Akankah terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) atau pemecatan besar-besaran?.
Menurut Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan Dita Indah Sari, selain pemerintah memberikan bantalan ekonomi berupa Bantuan Subsidi Upah (BSU), juga mendorong pengusaha melakukan efisiensi dan melakukan dialog dengan Serikat Pekerja. Kata Dita, hal itu perlu dilakukan untuk memberikan pengertian kepada karyawan jika sewaktu-waktu perusahaan terpaksa melakukan pengurangan jumlah tenaga kerja. (ian)
Tinggalkan Balasan