
Jakarta (Trigger.id) – Hari ini, Rabu (09/11/2022) genap 40 hari tragedi Kanjuruhan yang menyebabkan 134 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka.
Tragedi yang terjadi tepat 1 Oktober 2022 lalu itu, masih menyisakan kesedihan mendalam terutama dari keluarga korban, termasuk trauma berkepanjangan bagi yang selamat dari peristiwa maut tersebut.
Akibat peristiwa itu, seluruh kompetisi sepak bola tanah air dihentikan. Tidak hanya Liga 1 tetapi juga strata Liga dibawahnya ikut ‘diliburkan’.
Kondisi tersebut memang dilematis. Satu sisi sepak bola adalah olahraga prestasi sekaligus olahraga rakyat yang memiliki daya tarik luar biasa. Sisi lain, jika harus digulirkan kembali memang segala sesuatunya harus disiapkan secara matang. Tidak hanya kelayakan stadion, sistem keamanan, mental dan fisik pemain, dan tak kalah pentingnya beban psikologis para keluarga korban.
Anggota Exco PSSI Ahmad Riyadh mengatakan, magnet sepak bola memang luar biasa sehingga hampir semua kepentingan tertarik masuk di dalamnya. “Mulai dari penjual asongan, politisi, parpol sampai dengan bos judi ingin terlibat dalam sepak bola,” ujar Riyadh yang juga Ketua Asprov PSSI Jawa Timur tersebut.
Kata Ahmad Riyadh, banyak orang menggantungkan hidupnya secara ekonomi dari sepak bola.
Mengutip ANTARA, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan memohon pemerintah Indonesia agar mengizinkan Liga 1 Indonesia 2022-2023 bergulir kembali.
“Saya mohon agar segera. Kami sudah memaksimalkan semuanya,” kata Iriawan di Jakarta, Selasa.
Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu menegaskan PSSI siap mengikuti arahan pemerintah untuk kelanjutan Liga 1 Indonesia 2022-2023, termasuk soal format.
Yang penting, menurut Iriawan, Liga 1 berjalan lagi karena banyak orang yang menggantungkan hidup dari kompetisi ini.
“Kasihan mereka kalau kompetisi berhenti. Pemain, karyawan, kit man, pedagang UMKM, benar-benar kesusahan,” kata purnawirawan polisi berpangkat akhir Komisaris Jenderal itu. (zam)
Tinggalkan Balasan