• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Singkong, Makanan Rakyat Sejak Zaman Penjajah dan Upaya Memuliakannya

3 Desember 2022 by isa Tinggalkan Komentar

“Singkong tak boleh ditanam di sembarang tempat, apalagi sampai merambah hutan larangan, itu dipegang teguh oleh warga Kampung Adat Cirendeu.”

Oleh: Isa Anshori (Pimpred Trigger.id)

Jangan meremehkan singkong (Manihot utilissima atau Manihot esculenta crantz). Makanan rakyat tersebut selama bertahun-tahun menjadi “penyelamat” rakyat di zaman penjajahan.

Saat cengkeraman penjajah makin mengganas, hampir semua hasil bumi dikuasai sehingga rakyat hanya makan makanan seadanya, termasuk para pejuang yang mengalami masa pengasingan.

Singkong adalah perlambang identitas. Dalam lagu pop tahun 1980-an, singkong dilambangkan anak kampung yang berbeda dengan keju, anak kota. 

Singkong kupas. Foto: bbc.com

Di sebagian Afrika, hanya butuh dua abad saja buat singkong untuk menjadi makanan pokok. Sementara di Asia, singkong juga andalan para petani, karena tanaman ini tahan kering dan bisa ditanam di lahan yang kurang subur sekalipun. 

Singkong dapat diolah menjadi berbagai macam jenis makanan dan berpotensi besar untuk dikembangkan di pasar global. “Singkong juga telah merambah pasar dunia, produk olahan singkong digemari di banyak negara Eropa dan Amerika sebagai panganan dan camilan premium,” ujar Reni Yanita, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian.

Merujuk data Trademap, pada tahun 2020,Indonesia telah mengeksporproduk singkong beku (HS 071410)  sebanyak 16.529 ton dengan nilai mencapai USD9,7 juta,atau mengalami peningkatan dari tahun 2019 sebesar 4.829 ton dengan nilai USD4,1 juta USD.

“Secara nilai meningkat sebesar 135% (y-o-y). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa produk umbi Indonesia memiliki potensi besar di pasar global,” ungkap Reni.

Di Brasil, pada abad ke-16, singkong jadi makanan pokok para budak dan tuannya. Tersedia melimpah di alam, singkong jadi andalan para budak yang melarikan diri. 

Mengutip bbc.com, sebenarnya singkong tersebut berasal dari Amerika Selatan dan telah dibudidayakan selama 5.000-an tahun. Sebatang pohon singkong bisa menghasilkan akar yang gemuk-gemuk sampai beratnya mencapai 20 kilogram. 

Karbohidrat yang dikandungnya terjaga dengan sempurna di bawah tanah. Bebas dari predator dan serangga berkat kulit tebal yang mengandung racun sianida.

Di Indonesia, singkong mungkin tiba bersamaan dengan kehadiran penjelajah Eropa. Tapi tak banyak sumber yang menyebutkan soal budi dayanya.

“Pertengahan abad ke19, di Demak ada kelaparan. Itu wabah yang luar biasa. Habis itu, tahun 1850-an seluruh residen Jawa dan Palembang dikumpulkan untuk diperkenalkan dengan sebuah tanaman, itulah singkong,” kata Haryono Rinardi sejarawan Universitas Diponegoro Semarang, penulis buku Politik Singkong Zaman Kolonial.

Saat ini pasar internasional menginginkan produk berkualitas, praktis, higienis dan tentunya aman dikonsumsi. “Untuk memenuhi standar produk pangan di pasar global, Ditjen IKMA Kemenperin telah melakukan berbagai program salah satunya melalui memfasilitasi sertifikasi Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP),” ujar Reni.

Haryono Rinardi, sejarawan Universitas Diponegoro menceritakan, singkong saat penjajahan diperkenalkan sebagai jalan keluar dari krisis pangan. Tapi nyatanya, singkong malah lebih moncer sebagai komoditas dagang. 

Hindia Belanda jadi produsen utama dunia. Tepung singkong diekspor untuk pangan, pakan ternak, lem, hingga industri kain. 

“Di Prancis, gaplek diolah untuk menjadi minuman untuk pengganti anggur,” ujar Haryono.

Sawut / srawut. Foto: bbc.com

Sementara di Jawa, singkong tak cuma jadi makanan alternatif selain padi, tapi juga sumber kreativitas camilan yang awet hingga saat ini. Di berbagai daerah, banyak sekali jajanan rakyat (jajan pasar) yang menjadi ciri khas daerah masing-masing. 

Jika Anda mampir ke Kota Surakarta, ada panganan khas yang disebut lenjongan. Dan di Pasar Gede Solo ada penjaja camilan yang legendaris ini: ‘Lenjongan Yuk Sum’. 

Selain lenjongan, jajanan dari bahan dasar singkong ada sawut/srawut, getuk, jongkong, cenil, tape dan lain-lain yang telah diolah hingga memanjakan mata dan air liur. 

Jika Anda ke Salatiga, jangan lupa mampir dan menikmati jajanan Singkong Keju D-9, yang ada di jalan Argo Wiyoto. Tempatnya selalu ramai dan pengunjung yang datang rata-rata dari luar kota Salatiga.

Singkong keju D-9

Ragam sajian jajanan yang bahan dasarnya dari singkong, saat ini makin beragam. Mulai keripik singkong, colenak, singkong beku sampai es krim singkong.

Memuliakan singkong

Di kampung Cirendeu, Cimahi Jawa Barat, singkong tak boleh ditanam di sembarang tempat, apalagi sampai merambah hutan larangan, itu dipegang teguh oleh warga Kampung Adat Cirendeu.

Kampung Adat Cirendeu. Foto: bbc.com

Ada falsafah Sunda, Tri Tangtu atau tiga ketentuan yang dipegang erat-erat. Sederhananya aturan ini adalah pembatasan wilayah sebagai penghormatan terhadap alam dan membatasi sifat rakus manusia. 

“Pertama yang disakralkan yang tidak boleh diubah, apalagi ditanam singkong. Itu Leuweung Larangan. Kedua, Leuweung Baladahan, [ini wilayah] batasan antara yang boleh dan tidak boleh [dimanfaatkan].

“Yang bolehnya disebut wilayah Baladahan, itu tempat bertani atau budi daya,” kata Kang Yana, salah satu anak muda yang dipercaya tetua kampung untuk menjadi semacam humas Kampung Adat.

Di Kampung Adat Cirendeu, singkong bukan semata-mata soal makan dan kesehatan. 

“Ketika kita menanam, memanen, tidak asal nanam tidak asal manen. Sebelum manen kita ada Sanduk Papalaku atau berdoa, dengan membawa sesaji ke kebun singkong.

“Minta izin untuk dipanen,” kata Kang Yana.

Share This :

Ditempatkan di bawah: ekonomi pariwisata, nusantara, seni budaya, update Ditag dengan:Makanan Rakyat, Manihot Utilissima, Singkong, Zaman Penjajah

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Jerman Desak Israel Kurangi Penderitaan Warga Gaza

21 Agustus 2025 By admin

Fadilah dan Dasar Dalil Berzikir Setelah Shalat Subuh Hingga Terbit Matahari

21 Agustus 2025 By admin

Mengapa Jalan Kaki Sangat Baik untuk Kesehatan?

20 Agustus 2025 By admin

Israel Ragu Terima Proposal Gencatan Senjata dan Desak Pembebasan Seluruh Sandera

20 Agustus 2025 By admin

Mampukah Merdeka Dari Belenggu Rasa Manis?

20 Agustus 2025 By admin

Palestina Bentuk Komite Konstitusi Menuju Status Negara Penuh

20 Agustus 2025 By admin

Kemenkeu Bantah Isu Sri Mulyani Sebut Guru Beban Negara

19 Agustus 2025 By admin

Komnas Haji Usulkan RUU Haji Lebih Fleksibel dan Adaptif

19 Agustus 2025 By admin

Bojan Hodak Sebut Gol Kedua ke Gawang Persib sebagai Kesalahan Fatal

19 Agustus 2025 By admin

Atalanta Resmi Datangkan Nicola Zalewski dari Inter Milan

19 Agustus 2025 By admin

Hamas Tolak Rencana Israel Relokasi Warga Gaza, RI Bantah Ikut Berunding

18 Agustus 2025 By admin

Teman dalam Genosida: Jejak Rekat Hubungan Serbia–Israel

18 Agustus 2025 By admin

Gol Tunggal Calafiori Bawa Arsenal Taklukkan Manchester United di Old Trafford

18 Agustus 2025 By admin

Alicia Silverstone: Ratu ’90-an yang Kembali Bersinar

17 Agustus 2025 By admin

Bayern Muenchen Juara Piala Super Jerman 2025 Usai Kalahkan Stuttgart

17 Agustus 2025 By admin

Mengapa Harus 10.000 Langkah Sehari?, Studi Terbaru Ungkap Jumlah yang Sebenarnya

17 Agustus 2025 By admin

Tren Jalan Kaki 6-6-6 Diklaim Bermanfaat untuk Turunkan Berat Badan dan Jaga Jantung, Apa Kata Ahli?

16 Agustus 2025 By admin

Tom Cruise Tolak Penghargaan Kennedy Center 2025 dari Trump

16 Agustus 2025 By admin

Persebaya Siap Bangkit di Kandang Persita, Perez Tegaskan Semangat Juang Tanpa Henti

16 Agustus 2025 By admin

Samsung Kembangkan Metalens, Teknologi Kamera Tipis untuk Ponsel dan Headset XR

16 Agustus 2025 By admin

Liverpool Awali Musim dengan Kemenangan 4-2 atas Bournemouth

16 Agustus 2025 By admin

Liga Inggris Terapkan 12 Aturan Baru Musim 2025/26

15 Agustus 2025 By admin

Yovie Widianto: Musik adalah Berkah, Bukan Sekadar Royalti

15 Agustus 2025 By admin

Rumah Sejarah Rengasdengklok: Jejak Tekad Menuju Kemerdekaan

15 Agustus 2025 By admin

Ketua MPR: Sekolah Rakyat Wujud Pemerataan Pendidikan di Indonesia

15 Agustus 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Agustus 2025
S S R K J S M
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031
« Jul    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Membaca Itu Sehat: Manfaat Besar dan Cara Menjaganya Tetap Menyenangkan
  • Emil Audero Tampil Gemilang Saat Cremonese Hantam AC Milan 2-1 di San Siro
  • Milklife Soccer Challenge Surabaya Lahirkan Bintang Baru
  • Jumlah Jurnalis Gugur di Gaza Capai 240, Tertinggi dalam Sejarah Konflik Dunia
  • Kemendikdasmen Komitmen Sukseskan Program Digitalisasi Sekolah di Seluruh Indonesia

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.