
Surabaya (Trigger.id) – Hubungan antara penggunaan telepon seluler dan kanker otak telah menjadi topik penelitian selama bertahun-tahun. Hingga saat ini, bukti ilmiah mengenai hal ini masih belum memberikan kesimpulan yang pasti, meskipun beberapa studi telah dilakukan untuk mengeksplorasi kemungkinan tersebut.
Sebuah tinjauan ilmiah yang diprakarsai Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap hubungan penggunaan ponsel dengan peningkatan risiko kanker otak, sebuah isu yang sudah cukup lama bergulir.
Tim peneliti menemukan tidak ada hubungan antara penggunaan ponsel dan peningkatan risiko kanker otak, seperti disiarkan laman South China Morning Post, Rabu (4/9). Hal itu berlaku bahkan untuk orang-orang yang melakukan panggilan telepon dalam waktu lama atau mereka yang telah menggunakan ponsel selama lebih dari satu dekade.
1. Penelitian tentang Risiko Kanker Otak:
- Radiasi Frekuensi Radio (RF): Telepon seluler memancarkan radiasi frekuensi radio (RF), sejenis radiasi non-ionisasi yang diyakini tidak memiliki cukup energi untuk menyebabkan kerusakan langsung pada DNA dan memicu kanker. Namun, beberapa penelitian mencoba mengeksplorasi potensi efek jangka panjang dari paparan ini, terutama dengan penggunaan ponsel yang intens dan dalam jangka waktu lama.
- Studi WHO dan IARC: Pada tahun 2011, Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC), bagian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengklasifikasikan radiasi RF sebagai “mungkin karsinogenik bagi manusia” (kelompok 2B). Ini berarti ada beberapa bukti terbatas yang menunjukkan kemungkinan risiko kanker otak, tetapi bukti ini tidak cukup kuat untuk menarik kesimpulan yang pasti. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi atau menolak hubungan ini.
- Studi Epidemiologi: Banyak studi epidemiologi yang telah dilakukan, tetapi hasilnya bervariasi. Beberapa studi menemukan sedikit peningkatan risiko glioma (jenis kanker otak) pada pengguna telepon seluler berat, sementara yang lain tidak menemukan hubungan yang signifikan.
2. Hasil yang Beragam:
- Interphone Study (2010): Ini adalah studi besar internasional yang dilakukan di 13 negara untuk meneliti apakah ada hubungan antara penggunaan telepon seluler dan kanker otak. Studi ini menemukan sedikit peningkatan risiko glioma pada pengguna yang menggunakan ponsel selama lebih dari 10 tahun, tetapi hasilnya tidak cukup konsisten untuk dianggap sebagai bukti kuat.
- Studi Jangka Panjang Lainnya: Beberapa studi lain yang meneliti penggunaan ponsel dalam jangka panjang tidak menemukan peningkatan risiko yang signifikan. Pada saat yang sama, studi-studi ini terus menyarankan kehati-hatian, terutama dalam penggunaannya oleh anak-anak dan remaja, karena otak mereka masih dalam tahap perkembangan.
3. Langkah Pencegahan: Karena hasil penelitian masih beragam dan belum ada bukti kuat yang dapat menarik kesimpulan definitif, beberapa langkah pencegahan disarankan untuk mengurangi paparan radiasi ponsel:
- Gunakan earphone atau speaker untuk menjauhkan ponsel dari kepala.
- Batasi durasi penggunaan ponsel, terutama ketika sinyal lemah (karena ponsel akan memancarkan lebih banyak radiasi).
- Gunakan pesan teks lebih sering daripada menelepon.
- Anak-anak dianjurkan untuk membatasi penggunaan telepon seluler karena mereka lebih rentan terhadap paparan radiasi.
Secara keseluruhan, meskipun ada kekhawatiran dan penelitian yang menunjukkan kemungkinan kecil hubungan antara penggunaan telepon seluler dan kanker otak, bukti saat ini masih belum cukup kuat untuk menyimpulkan adanya hubungan kausal yang jelas. Penelitian lebih lanjut sedang dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik. (zam)
—000—
Sumber: Antara dan AI
Tinggalkan Balasan