• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Analogi Tragedi Gugurnya Petugas Pemilu dengan Masalah Haji

23 Februari 2024 by admin Tinggalkan Komentar

Ilustrasi pemilu presiden 2024
Oleh: Ari Baskoro*

Fase pemungutan suara Pemilu 14 Februari telah rampung. Sebagian masyarakat mengklaim Pemilu telah berlangsung dengan aman dan lancar. Tetapi tidak sedikit pula warga yang menyatakan Pemilu kali ini diwarnai dengan berbagai kecurangan.

Di sisi lain, punggawa yang bertugas sebagai garda terdepan Pemilu, diberitakan mulai ada yang bertumbangan. Menurut data Kementerian Kesehatan RI pada 21-2-2024, sedikitnya dilaporkan ada sekitar 94 petugas Pemilu yang wafat. Sebanyak 13.675 petugas lainnya, dinyatakan tengah menjalani perawatan di rumah sakit, usai bertugas. Faktor kelelahan yang berlebihan, disinyalir sebagai faktor pemicu keadaan yang memprihatinkan itu.

Meski semua pihak tidak berharap, tetapi ancaman tragedi Pemilu 2019 agaknya masih mungkin akan berulang kembali. Pihak terkait mengklaim pada Pemilu 2024, telah terjadi penurunan angka morbiditas dan mortalitas, dibanding Pemilu tahun 2019.

Masih segar dalam ingatan kita, saat itu sebanyak 894 orang petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) telah gugur. Sebanyak 5.175 orang lainnya jatuh sakit dan sebagian besar memerlukan perawatan di rumah sakit.

Banyak pemangku kepentingan telah mengingatkan, agar Pemilu harus jujur dan adil bagi semua pihak, termasuk terhadap KPPS. Artinya pemerintah harusnya adil dalam menjamin penuh akan hak-hak mereka atas keselamatan dan kesehatannya, sebagai petugas penyelenggara Pemilu.

Dalam jargon Pemilu sebagai “pesta demokrasi”, diharapkan partisipasi semua warga masyarakat dengan gembira, tanpa menimbulkan duka cita pada salah satu pihak. Sejak dilantik tanggal 25 Januari 2024, anggota KPPS harus bekerja keras menyelesaikan tugas-tugas mereka, hingga dinyatakan rampung nantinya pada tanggal 25 Februari 2024.

Puncak aktivitas kerjanya, diawali sekitar dua-tiga hari menjelang pemungutan suara, hingga fase penghitungan/rekapitulasi suara. Pada hari “H” Pemilu, para petugas KPPS tersebut bisa bekerja non-stop selama 24 jam, bahkan bisa lebih, dengan jam istirahat ala kadarnya.

Situasi tersebut jauh melampaui kemampuan jam kerja fisiologis seseorang. Kemampuan fisik dalam menopang konsentrasi penyelesaian pekerjaan, idealnya hanya berlangsung sekitar delapan jam saja. Maksimal setelah sepuluh jam, lazimnya akan terjadi kemunduran performa fisik dalam berbagai bentuk manifestasi. Misalnya timbul sakit kepala, sesak nafas, mual-muntah, menggigil, lemah atau nyeri otot, dan sebagainya. Itu terutama terjadi pada individu yang tidak terbiasa/terlatih menjalankan tugas, di luar kemampuan ritme biologi (sirkadian) yang telah rutin dijalaninya.

Tidak ada waktu penyesuaian yang optimal (mekanisme homeostasis) yang harusnya diperlukan oleh setiap individu yang normal, untuk mendapatkan suatu tantangan yang lebih.

Bagi individu yang sehat secara fisik dan psikis, lonjakan beban kerja tersebut tidak akan banyak berakibat merugikan atau berdampak fatal. Tetapi bagi seseorang yang telah memiliki kapasitas fungsional yang terbatas, mekanisme kompensasi dari berbagai organ tubuhnya berpotensi mengalami kegagalan. Dampak klinisnya dapat berupa melonjaknya tekanan darah, meningginya denyut jantung, peningkatan laju pernapasan , hingga timbulnya serangan jantung atau stroke.

Sistem imunitasnya pun akan tertekan hebat, sehingga berdampak pada kerentanan mengalami infeksi. Semua proses “hilir” tersebut, dilandasi berbagai faktor “hulu” yang sejatinya sudah berlangsung lama. Tanpa mekanisme skrining yang saksama, niscaya tidak akan mudah mendeteksi “bahaya laten” yang akan muncul, saat seseorang mengalami beban kerja yang jauh berlebih.

Pemeriksaan (skrining) kesehatan yang dilakukan pada (calon) petugas KPPS, terbilang sangat tidak mencukupi. Hal itu bila ditakar sebagai jawaban atas tugas-tugas berat mereka menyukseskan Pemilu.

Pemeriksaan fisik, tekanan darah, kadar lemak, dan gula darah, sangat jauh dari kata ideal. Bila terdeteksi suatu kelainan, mestinya memerlukan pemeriksaan dan pengobatan yang lebih memadai dari seorang ahli terkait. Alternatif lainnya yang “lebih gampang”, menolak individu tersebut bertugas sebagai KPPS.

Tetapi memang ada kendala terhadap pengambilan kebijakan tersebut. Persoalannya menyangkut beban biaya skrining kesehatan yang bisa membengkak, atau terbatasnya warga masyarakat yang mau mendedikasikan dirinya bertugas sebagai anggota KPPS.

Analogi dengan masalah kesehatan haji

Analogi tragedi yang terjadi pada petugas Pemilu, tak ubahnya seperti peristiwa banyaknya jemaah haji (JH) yang wafat pada penyelenggaraan haji tahun 2023.

Saat itu ada sebanyak 824 JH reguler yang wafat. Bila diperinci, sebanyak 752 JH wafat saat operasional haji. Ada 26 orang yang wafat pasca operasional haji, dan 46 orang lainnya meninggal saat embarkasi/debarkasi haji.

Dalam sejarah penyelenggaraan haji Indonesia, angka-angka tersebut merupakan “rekor” yang sangat menyedihkan. Jumlah JH yang mendapatkan pelayanan rawat inap dalam lima tahun penyelenggaraan haji, mencapai lebih dari empat ribu JH setiap tahunnya.

Sama dengan petugas Pemilu, kelelahan yang berlebihan, diduga kuat sebagai pemicu banyaknya JH yang wafat atau jatuh sakit. Momen itu terutama terjadi usai pelaksanaan puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna).

Data yang memprihatinkan tersebut, tidak lepas dari proporsi JH berisiko tinggi. Sebanyak 73,72 persennya berusia lebih dari 60 tahun, atau yang memiliki penyakit kronik yang sudah diidapnya sebelum pemberangkatan haji.

Meski saat itu telah mengusung jargon “Haji Ramah Lansia”, segala persiapan antisipatif seolah kandas dengan banyaknya JH yang wafat. Penyakit kardiovaskuler (jantung, tekanan darah tinggi, , stroke) dan saluran napas, selalu mendominasi penyebab kematiannya.

Faktor risiko yang mendasarinya adalah diabetes, hipertensi, kadar lemak darah yang tinggi, dan gangguan fungsi ginjal.
Agar “tragedi” haji 2023 tidak berulang, saat ini pemerintah menerapkan skema persyaratan haji yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Pada musim haji 2024, status kesehatan dengan skrining yang ketat, merupakan prasyarat utama pelunasan biaya perjalanan haji (BIPIH). Bila gagal memenuhi kualifikasi kesehatan yang telah ditentukan, bisa berakibat kegagalan berangkat menunaikan ibadah haji. Bahkan bagi penyandang diabetes, kadar HBA1C (indikator regulasi gula darah selama tiga bulan terakhir), harus “cukup baik” di bawah delapan persen.

Akankah tragedi Pemilu yang berulang itu akan membawa perubahan regulasi perundang-undangan, khususnya dalam persiapan menghadapi Pemilu berikutnya?.

Intinya penekanan pada aspek keselamatan dan kesehatan petugasnya, seperti halnya perubahan pada skema persyaratan haji?.

Semuanya itu demi menghormati hak-hak warga Indonesia dan kewajiban pemerintah, melindungi rakyatnya atas keselamatan dan kesehatannya.

—–o—–

*Penulis:

Staf pengajar senior di Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya

Penulis buku :Serial Kajian COVID-19 (tiga seri)Serba-serbi Obrolan Medis

Share This :

Ditempatkan di bawah: jatim, Kesehatan, update, wawasan Ditag dengan:Analogi Tragedi, Ari Baskoro, KPPS, Meninggal dunia, Petugas haji

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Haaland Borong Dua Gol, Manchester City Libas MU 3-0 di Etihad

15 September 2025 By admin

Barcelona Hantam Valencia 6-0, Tiga Pemain Cetak Brace

15 September 2025 By admin

Kebiasaan Membawa Ponsel ke Kamar Mandi Tingkatkan Risiko Wasir Hingga 46%

13 September 2025 By admin

Bayern Munich Resmikan Patung Franz Beckenbauer di Allianz Arena

13 September 2025 By admin

Persib Bandung Tundukkan Persebaya 1-0, Gol Tunggal Uilliam Barros Jadi Penentu

13 September 2025 By admin

Enam Lembaga HAM Bentuk Tim Pencari Fakta Unjuk Rasa dan Kerusuhan

13 September 2025 By admin

BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan November 2025 – Februari 2026, Masyarakat Diminta Waspada

13 September 2025 By admin

Eduardo Perez: Persebaya ke Bandung Bukan untuk Berspekulasi

12 September 2025 By admin

Jadwal Liga Italia: Tiga Big Match Pekan Ini, Juventus Hadapi Inter Milan

12 September 2025 By admin

Bendera One Piece Jadi Simbol Frustrasi Anak Muda di Indonesia, Nepal, dan Prancis

12 September 2025 By admin

Prabowo Setujui Pembentukan Komisi Investigasi Independen untuk Selidiki Prahara Agustus

12 September 2025 By admin

Radio Siaran di Era Digital: Bertahan atau Bertransformasi?

11 September 2025 By admin

KPK Isyaratkan Menteri Agama Diduga Terima Aliran Dana Kasus Kuota Haji 2023–2024

11 September 2025 By admin

Manuel Neuer Siap Kembali ke Timnas Jerman Jika Dibutuhkan

11 September 2025 By admin

BNPB dan Pemprov Bali Tetapkan Siaga/Tanggap Darurat Banjir selama Satu Minggu

11 September 2025 By admin

PSSI Siapkan Strategi Khusus Kembangkan Pemain U-23

10 September 2025 By admin

Misinformasi, Lawan Berat Mitigasi Wabah Campak

10 September 2025 By admin

Kenapa Rasulullāh SAW. Tak Mau Menshalatkan Pelaku Korupsi?

10 September 2025 By admin

Usai Dilantik, Gus Irfan Langsung Bertolak ke Jeddah Tuntaskan Proyek Kampung Haji

9 September 2025 By admin

Studi: Minuman Manis dan Alkohol Bisa Memicu Rambut Rontok

9 September 2025 By admin

Gattuso Puji Mentalitas Italia Usai Tekuk Israel

9 September 2025 By admin

Sineas Dunia Boikot Industri Perfilman Israel sebagai Protes atas Genosida di Palestina

9 September 2025 By admin

Aspek Medis Topeng Kebohongan Politikus

8 September 2025 By admin

Menag Janji Bantu Renovasi Majelis Taklim di Bogor yang Ambruk

8 September 2025 By admin

Majelis Taklim di Bogor Ambruk, Lebih dari 80 Orang Jadi Korban

8 September 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

September 2025
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  
« Agu    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Wali Kota Surabaya Berharap Erick Thohir Bawa Perubahan Besar Olahraga Nasional
  • Brace Marcus Thuram Angkat Inter Milan, Liga Champions Dibuka dengan Kejutan
  • Kontroversi Pembatalan Konser Munich Philharmonic karena Konduktor Israel
  • EU Usulkan Sanksi dan Hambatan Perdagangan terhadap Israel
  • Pakar Kebijakan Publik Respons Peringatan Muhadjir soal Kementerian Haji

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.