
Surabaya (Trigger.id) – Kasus campak—penyakit yang sangat menular—telah meningkat sejak pandemi COVID-19. Pada tahun 2024, AS mencatat 285 kasus campak, jumlah tertinggi sejak 2019. Pada 2025, kasus telah dilaporkan di beberapa negara bagian seperti Texas, New Mexico, Alaska, Georgia, New York, dan Rhode Island.
Menurut Tina Tan, MD, profesor pediatri di Feinberg School of Medicine, wabah ini terjadi karena banyak orang yang tidak divaksin bepergian ke luar negeri, terinfeksi, dan membawa virus tersebut kembali ke AS.
Rekomendasi Vaksin Campak
Campak dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti kebutaan, pneumonia, hingga ensefalitis (pembengkakan otak). Sebelum vaksin diperkenalkan pada 1963, campak menyebabkan 2,6 juta kematian per tahun.
Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) adalah perlindungan terbaik terhadap campak. CDC merekomendasikan dua dosis vaksin:
- Dosis pertama pada usia 12–15 bulan.
- Dosis kedua pada usia 4–6 tahun.
Bagi orang dewasa yang belum divaksin, setidaknya satu dosis vaksin dianjurkan. Orang yang lahir sebelum 1957 dianggap memiliki kekebalan alami karena kemungkinan sudah terinfeksi di masa kecil.
Cara Memeriksa Kekebalan Campak
Untuk memeriksa kekebalan, ada tes titer yang mengukur antibodi dalam darah. Namun, menurut Shira Doron, MD, dari Tufts Medical Center, memiliki catatan dua dosis MMR adalah indikator kekebalan yang lebih baik dibandingkan tes titer. Jika Anda ragu tentang status vaksinasi Anda, konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan.
Jika Anda telah menerima dua dosis vaksin sesuai jadwal, Anda tidak membutuhkan booster. Namun, beberapa situasi mungkin memerlukan vaksin ulang:
- Orang yang divaksin sebelum 1968 harus divaksin ulang karena vaksin yang digunakan saat itu kurang efektif.
- Jika Anda tidak yakin pernah divaksin atau tidak memiliki catatan vaksin, Anda bisa mendapatkan vaksin ulang. Vaksin MMR aman meskipun Anda sudah memiliki kekebalan.
Risiko Tertular Meski Sudah Divaksin
Menurut CDC, sekitar 3% orang yang menerima dua dosis vaksin MMR dapat tertular campak jika terpapar virus. Namun, mereka cenderung mengalami gejala yang lebih ringan dan lebih kecil kemungkinan menyebarkan penyakit ke orang lain.
“Dalam situasi wabah, bahkan orang yang divaksin penuh bisa tertular campak karena efektivitas vaksin 97% bukan 100%,” jelas Doron. Oleh karena itu, tingkat vaksinasi yang tinggi sangat penting untuk mencegah penyebaran virus ini. (ian)
Tinggalkan Balasan