
Surabaya (Trigger.id) – Prehipertensi dan hipertensi merupakan kondisi yang berkaitan dengan tekanan darah, dengan hipertensi menjadi tahap lanjut dari prehipertensi. Prehipertensi adalah kondisi ketika tekanan darah seseorang berada di atas normal tetapi belum mencapai tingkat hipertensi. Biasanya tekanan sistolik berada antara 120-139 mmHg, dan diastolik antara 80-89 mmHg. Jika tidak diatasi, prehipertensi dapat berkembang menjadi hipertensi, yang berisiko menyebabkan berbagai penyakit serius seperti stroke, penyakit jantung, dan ginjal.
Menurut para ahli, termasuk dr. Decsa dan dr. Tirta dan di laman doktersehat.com, cara terbaik untuk menghindari hipertensi adalah dengan mengadopsi gaya hidup sehat. Ini melibatkan diet seimbang, rutin berolahraga seperti jalan kaki, menghindari merokok, dan mengelola stres. Jalan kaki merupakan olahraga yang mudah dan efektif dalam membantu menurunkan tekanan darah, meningkatkan sirkulasi darah, dan memperkuat jantung.
1. Apa itu Prehipertensi dan Hipertensi?
- Prehipertensi: Kondisi di mana tekanan darah lebih tinggi dari normal, tetapi belum mencapai tingkat hipertensi. Menurut pedoman medis, prehipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik antara 120–139 mmHg atau diastolik antara 80–89 mmHg.
- Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi): Ini adalah kondisi kronis di mana tekanan darah berada di atau di atas 140/90 mmHg. Hipertensi dapat merusak pembuluh darah dan organ seperti jantung, ginjal, dan otak, serta meningkatkan risiko komplikasi serius.
2. Gejala Prehipertensi dan Hipertensi
Kedua kondisi ini sering disebut “silent killers” karena jarang menunjukkan gejala yang jelas, terutama dalam tahap awal. Namun, beberapa tanda yang bisa muncul ketika tekanan darah sangat tinggi meliputi:
- Sakit kepala berat
- Pusing atau pandangan kabur
- Nyeri dada
- Sesak napas
- Kelelahan yang ekstrem
- Detak jantung tidak teratur
Namun, banyak orang tidak menyadari mereka memiliki hipertensi hingga mereka mengalami komplikasi seperti serangan jantung atau stroke.
3. Hubungan Antara Olahraga Jalan Kaki dan Pengendalian Tekanan Darah
Jalan kaki merupakan salah satu olahraga ringan yang sangat dianjurkan untuk mengendalikan tekanan darah. Manfaat olahraga jalan kaki bagi orang dengan prehipertensi atau hipertensi termasuk:
- Meningkatkan Sirkulasi: Berjalan secara teratur membantu memperbaiki aliran darah, sehingga dapat menurunkan tekanan darah.
- Menurunkan Stres: Stres adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah. Berjalan kaki di alam terbuka atau di tempat yang tenang dapat membantu menenangkan pikiran.
- Mengontrol Berat Badan: Obesitas atau kelebihan berat badan merupakan faktor risiko utama hipertensi. Olahraga rutin seperti berjalan kaki dapat membantu mengontrol berat badan.
- Menguatkan Jantung: Aktivitas fisik membuat jantung lebih efisien dalam memompa darah, sehingga tekanan darah cenderung menurun.
Berjalan cepat selama 30 menit setiap hari terbukti efektif dalam menurunkan tekanan darah, baik bagi penderita prehipertensi maupun hipertensi.
4. Cara Menghindari Prehipertensi dan Hipertensi
- Pola Makan Sehat: Kurangi asupan garam, makanan olahan, dan lemak jenuh. Konsumsi lebih banyak buah, sayur, biji-bijian, dan sumber protein tanpa lemak.
- Aktivitas Fisik Teratur: Selain jalan kaki, olahraga seperti berenang, bersepeda, dan senam juga efektif untuk menjaga tekanan darah.
- Berhenti Merokok dan Kurangi Alkohol: Kedua kebiasaan ini dapat memperburuk kondisi tekanan darah tinggi.
- Kelola Stres: Latihan pernapasan, meditasi, atau yoga dapat membantu mengurangi tekanan darah yang dipicu oleh stres.
- Rutin Cek Tekanan Darah: Mengukur tekanan darah secara rutin sangat penting untuk mendeteksi prehipertensi atau hipertensi sejak dini. Ini bisa dilakukan di rumah dengan alat pengukur tekanan darah atau secara berkala di klinik atau apotek.
5. Rutin Cek Tekanan Darah
Rutin memantau tekanan darah merupakan langkah pencegahan yang sangat penting, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi. Pemeriksaan rutin memungkinkan seseorang:
- Mengetahui perubahan tekanan darah lebih dini.
- Memantau efektivitas gaya hidup sehat atau pengobatan.
- Mengurangi risiko komplikasi serius dengan penanganan lebih cepat.
Mereka yang memiliki riwayat keluarga hipertensi, obesitas, atau faktor risiko lainnya dianjurkan untuk lebih sering memantau tekanan darah mereka. (ian)
Referensi: Berbagai sumber
Tinggalkan Balasan