• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Bediding”, “Masuk Angin”, dan Alergi, Adakah Korelasinya

16 Juli 2025 by admin Tinggalkan Komentar

Bediding”, “Masuk Angin”, dan Alergi, Adakah Korelasinya. Foto: baltimoresinusspecialists
Oleh: Ari Baskoro*

Jokowi diberitakan mengalami penyakit “alergi biasa”. Cuaca dingin Vatikan, dituding sebagai pemicu ruam-ruam di wajah dan tubuh Presiden RI ke-7 itu. Sebab awal munculnya penyakit tersebut, terjadi setelah kembalinya dari menghadiri pemakaman Paus Fransiskus. Benarkah cuaca dingin bisa memantik munculnya penyakit alergi ?

Kini Indonesia memasuki fenomena “bediding” yang disertai kemarau basah. Hujan sekala lokal pada musim kemarau bersamaan suhu dingin (“bediding”), diprediksi terjadi selama bulan Juli-Agustus. Selain memantik alergi, suhu lingkungan yang relatif rendah dari biasanya, berpotensi meningkatkan risiko “masuk angin”. 

Homeostasis-imunitas

Konsep penyakit sering kali diawali dengan gangguan homeostasis. Homeostasis merujuk pada keseimbangan yang dinamis, antara tubuh/imunitas, lingkungan, dan paparan mikroba. “Masuk angin” erat kaitannya dengan fungsi imunitas yang tertekan. Sistem imun diibaratkan layaknya TNI yang bertugas memelihara pertahanan dan keamanan wilayah negara, dari ancaman asing. Bila sistem imun tertekan, berakibat mikroba (“agen asing”) di sekitar lingkungan, berpotensi lebih leluasa menginvasi manusia. Misalnya melonjaknya insiden infeksi respiratory syncytial virus (RSV), saat cuaca dingin atau hujan. RSV merupakan salah satu dari ratusan mikroba penyebab common cold. Meningkatnya daya tahan dan peluang perkembangbiakan berbagai macam virus telah diketahui. Itu dapat terjadi terutama saat suhu udara lebih dingin, kering, dan minim sinar matahari.  

Cuaca dingin yang disertai kelembaban udara yang rendah, berpotensi mengganggu barrier imunitas saluran napas dan kulit. Hidung dan saluran napas manusia, dilapisi pelindung berupa lendir dan silia. Lendir mengandung senyawa anti mikroba. Sedangkan silia yang terdapat pada lapisan epitel saluran napas, berperan bagaikan sapu. Fungsinya sebagai penghalang, mengusir mikroba atau benda asing (antigen). Singkatnya, mikroba yang merugikan (patogen), akan “dibungkus” lendir, “dibunuh”, dan selanjutnya “disingkirkan” keluar dari saluran napas. Menghirup udara dingin dan kering dalam jangka waktu tertentu, berpotensi mengurangi lendir dan aktivitas silia. Alhasil kinerja barrier sistem imun menjadi terganggu. 

Seperti halnya barrier saluran napas, pertahanan lini pertama lapisan kulit juga dapat terganggu. Salah satu penyebabnya adalah cuaca dingin dan kelembaban udara yang rendah. Akibatnya kelembaban alamiah kulit menjadi menurun. Lapisan lemak pelindungnya pun, menjadi berkurang. Dampaknya memicu “kulit kering”, pecah-pecah, dan rentan terhadap paparan antigen/alergen. 

“Masuk angin”

Istilah “masuk angin”, hanya dikenal di kalangan masyarakat Indonesia. Padahal dunia kedokteran hanya menganggapnya sebagai mitos belaka. Meski “masuk angin” diyakini sebagai penyakit yang nyata, tetapi hingga kini belum ada bukti medis yang mendukung klaim tersebut. Saat “bediding”, masalah “masuk angin” semakin banyak dikeluhkan warga. 

Sejatinya pada setiap pergantian musim, selalu disertai peningkatan insiden “masuk angin”. Hal itu “lazim” terjadi. Entah dari musim hujan ke musim kemarau, atau justru sebaliknya. Pada hakikatnya fenomena “masuk angin” hanya suatu sindrom (kumpulan gejala). Rasa tidak enak badan (meriang/menggigil), acap kali terjadi setelah mengalami kelelahan, terlambat makan, atau stres psikis. Konon “angin yang tidak diundang”, mengakibatkan akumulasi gas pada saluran cerna. Dampaknya memicu perasaan begah, mulas, mual, cegukan, dan muntah. Tidak jarang sindrom tersebut disertai pula dengan demam, mudah lelah, pilek, keringat dingin, meningkatnya frekuensi kentut, sakit kepala, dan berkurangnya nafsu makan. Dalam dunia medis, istilah “masuk angin” bisa dikategorikan sebagai common cold. Tertekannya imunitas, menjadi latar belakang penyebabnya. 

Alergi

Seperti juga “masuk angin”, penyakit alergi tertentu juga meningkat saat cuaca dingin. Contohnya biduran (cold urticaria), rinitis alergi, dan asma. Pada hakikatnya alergi merupakan respons imun yang berlebihan (hipersensitivitas), terhadap pajanan antigen/alergen. Padahal antigen tersebut tidak menimbulkan efek merugikan sedikit pun pada individu lain. Pajanan alergen pada kondisi barrier sistem imun yang terganggu, berisiko meningkatkan kambuhnya penyakit alergi. Penyakit hipersensitivitas itu, mayoritas dilatarbelakangi faktor genetik

Pencegahan

 Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), merupakan pilar penting mencegah gangguan kesehatan saat “bediding”. Akan lebih optimal lagi jika disertai konsumsi makanan sehat, tidur yang cukup, rutin berolah raga, dan tidak merokok. 

—–000—–

*Penulis:

  • Staf pengajar senior di Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya
  • Magister Ilmu Kesehatan Olahraga (IKESOR) Unair
  • Penulis buku:
    – Serial Kajian COVID-19 (tiga seri)
    – Serba-serbi Obrolan Medis
    – Catatan Harian Seorang Dokter

Share This :

Ditempatkan di bawah: Kesehatan, update, wawasan Ditag dengan:Alergi, Ari Baskoro, Bediding, Korelasi, Masuk Angin

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

AC Milan dan Inter Milan Resmi Akuisisi San Siro, Siap Bangun Stadion Modern

6 November 2025 By admin

Kementerian Haji Terbitkan Rencana Perjalanan Ibadah Haji 2026

6 November 2025 By admin

Cak Imin: Tunggakan BPJS Kesehatan 23 Juta Peserta Akan Dihapus Mulai Akhir 2025

6 November 2025 By admin

MUI: Seluruh Mantan Presiden yang Wafat Pantas Jadi Pahlawan Nasional

6 November 2025 By admin

NU dan Konjen RRT Surabaya Gagas Kerja Sama Pendidikan dan Kebudayaan

5 November 2025 By admin

Mensos Usulkan Lansia dan Difabel Masuk Penerima Program Makan Bergizi Gratis pada 2026

5 November 2025 By admin

Raja Charles Resmikan David Beckham sebagai Kesatria Kerajaan Inggris

5 November 2025 By admin

Whoosh Direncanakan Tembus Banyuwangi, Konektivitas Jawa Timur Makin Kuat

5 November 2025 By admin

Keluarga di AS Gugat Tesla Atas Dugaan Kematian Akibat Pintu Mobil yang Gagal Berfungsi

4 November 2025 By admin

BGN Aktifkan Kembali Portal Mitra MBG, Pendaftaran SPPG Kini Dibuka Lagi

4 November 2025 By admin

BPKH–MUI Libatkan 4.000 Dai Perkuat Literasi Keuangan Haji

4 November 2025 By admin

FIFA Tolak Banding FAM Terkait Kasus Pemalsuan Dokumen 7 Pemain Naturalisasi

4 November 2025 By admin

Inter Milan Raih Kemenangan atas Hellas Verona, Fiorentina Kembali Tumbang di Kandang

3 November 2025 By admin

Lembaga Wakaf MUI Bentuk Manajemen Pengelola Wisata Halal di Danau Maninjau

3 November 2025 By admin

Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen Liga Inggris, Manchester City Tempel Ketat

3 November 2025 By admin

Tiga Tokoh Indonesia Serukan Perdamaian Dunia di Forum Global Roma

3 November 2025 By admin

Tjangkroekan Djoeang Hadirkan Kuliner Langka Nasi Osek hingga Sego Sadukan di Tugu Pahlawan

2 November 2025 By admin

Mbappe Borong Dua Gol, Real Madrid Tekuk Valencia 4-0

2 November 2025 By admin

Arsenal Mantapkan Posisi di Puncak Klasemen Usai Kalahkan Burnley 2-0

2 November 2025 By admin

Menkomdigi Ungkap Game Online Disusupi Jaringan Teroris, Orang Tua Diimbau Waspada

2 November 2025 By admin

Chivu Siapkan Rotasi Skuad Inter Hadapi Hellas Verona

2 November 2025 By admin

Saudi Perpendek Masa Berlaku Visa Umrah Jadi 1 Bulan

2 November 2025 By admin

Belajar Kesabaran dari Nabi Ya’kub AS: Hikmah Besar dari Ujian Anak-Anak

1 November 2025 By admin

Mencermati Istitaah Kesehatan Haji 2026

1 November 2025 By admin

Israel Serahkan 30 Jenazah Warga Palestina, Serangan Udara Masih Berlanjut di Gaza

1 November 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

November 2025
S S R K J S M
 12
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930
« Okt    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Menambang Kehidupan, Bukan Sekadar Emas: Jejak Hijau Martabe di Jantung Sumatra

21 Oktober 2025 Oleh admin

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Universitas Al-Azhar Resmi Buka Program Studi Bahasa Indonesia
  • Derbi Turin Tanpa Pemenang, Juventus dan Torino Berbagi Poin
  • OpenAI Digugat Usai Diduga ChatGPT Dorong Pengguna untuk Bunuh Diri
  • Ketika Sofa, Kasur, dan Sampah Raksasa Mengancam Jantung Drainase Surabaya
  • Sampah Jadi Penyebab Utama Banjir Surabaya

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.