

Di antara kisah-kisah para nabi yang diabadikan dalam Al-Qur’an, perjalanan hidup Nabi Ya’kub AS adalah salah satu yang paling menyentuh hati. Kisahnya bukan hanya tentang seorang nabi, tetapi juga seorang ayah yang diuji dengan ujian luar biasa — ujian yang datang bukan dari musuh, bukan dari orang luar, tetapi dari anak-anaknya sendiri.
Nabi Ya’kub AS dikaruniai banyak anak. Namun, di antara mereka terdapat sifat-sifat manusiawi seperti iri, dengki, dan kesombongan yang menyebabkan fitnah besar terhadap saudara mereka, Nabi Yusuf AS. Para putra Nabi Ya’kub memfitnah adik mereka, mengabarkan bahwa Yusuf telah diterkam binatang buas di hutan — padahal itu hanya kebohongan yang mereka buat demi menyingkirkan Yusuf.
Al-Qur’an menceritakan betapa dalam dukanya Nabi Ya’kub AS hingga beliau menangis sampai kedua matanya menjadi buta:
وَتَوَلَّىٰ عَنْهُمْ وَقَالَ يَٰٓأَسَفَىٰ عَلَىٰ يُوسُفَ وَٱبْيَضَّتْ عَيْنَاهُ مِنَ ٱلْحُزْنِ فَهُوَ كَظِيمٌ
“Dan ia (Ya’kub) berpaling dari mereka seraya berkata: ‘Aduhai duka citaku terhadap Yusuf,’ dan matanya menjadi putih (buta) karena sedih, dan ia adalah seorang yang menahan amarah.”
(QS. Yusuf: 84)
Namun bagaimana sikap Nabi Ya’kub AS?
Beliau tidak membalas kejahatan dengan amarah, tidak memutus kasih sayang, dan tidak putus asa terhadap rahmat Allah.
Beliau berkata:
قَالَ إِنَّمَآ أَشْكُوا۟ بَثِّى وَحُزْنِىٓ إِلَى ٱللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ ٱللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Arab-Latin: Qāla innamā asykụ baṡṡī wa ḥuznī ilallāhi wa a’lamu minallāhi mā lā ta’lamụn
Artinya: Ya’qub menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya”. (QS. Yusuf: 86)
Kesabaran Nabi Ya’kub bukan sekadar sabar — tetapi sabar penuh harapan kepada Allah (ṣabr jamīl). Dan akhirnya, Allah membalikkan keadaan. Yusuf AS bukan hanya selamat, tetapi diangkat menjadi pemimpin tinggi di Mesir, pembawa cahaya bagi bangsa dan keluarganya.
فَلَمَّا دَخَلُوا۟ عَلَىٰ يُوسُفَ ءَاوَىٰٓ إِلَيْهِ أَبَوَيْهِ وَقَالَ ٱدْخُلُوا۟ مِصْرَ إِن شَآءَ ٱللَّهُ ءَامِنِينَ
Artinya: Maka tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf: Yusuf merangkul ibu bapanya dan dia berkata: “Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman”. (QS. Yusuf: 99)
Inilah sunnatullah kehidupan.
Di antara anak-anak — ada yang lembut hatinya, patuh, dan penuh kasih. Namun ada pula yang keras, membangkang, bahkan menyakiti hati orang tua. Tetapi Allah Maha Membolak-balikkan keadaan. Siapa tahu anak yang dulu membuat kita menangis, kelak menjadi penolong keluarga. Dan siapa tahu anak yang tampak sederhana hari ini, kelak menjadi bintang, menjadi penyejuk mata, atau menjadi pohon rindang yang memberi manfaat bagi banyak manusia.
Pelajaran bagi Orang Tua
- Setiap anak adalah ujian dan amanah
Allah berfirman:
إِنَّمَآ أَمْوَٰلُكُمْ وَأَوْلَٰدُكُمْ فِتْنَةٌ ۚ وَٱللَّهُ عِندَهُۥٓ أَجْرٌ عَظِيمٌ
Artinya: Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.
- Tugas orang tua adalah mendidik, bukan menghakimi
Karena kebaikan dan keburukan bukan dilihat dari awal perjalanan, tetapi bagaimana Allah menutupnya. - Tetap sabar, tetap mendoakan
Rasulullah SAW bersabda:
ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٍ لَا شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَىٰ وَلَدِهِ
“Tiga doa yang mustajab tanpa keraguan: doa orang terzalimi, doa musafir, dan doa orang tua untuk anaknya.”
(HR. Tirmidzi)
- Jangan putus asa terhadap anak, karena Allah tidak pernah putus memberi rahmat
Nabi Ya’kub berkata:
يَٰبَنِىَّ ٱذْهَبُوا۟ فَتَحَسَّسُوا۟ مِن يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَا۟يْـَٔسُوا۟ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ
“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidak berputus asa dari rahmat Allah kecuali orang-orang kafir.”
(QS. Yusuf: 87)
Penutup: Jadilah Orang Tua dengan Hati Yang Besar
Kisah Nabi Ya’kub AS mengajarkan bahwa:
- Anak yang sulit bukan untuk dimarahi, tetapi dididik dan dipeluk lebih kuat
- Doa orang tua lebih tinggi dari langit
- Harapan kepada Allah tidak pernah sia-sia
- Kesabaran adalah jalan menuju kemuliaan
Setiap anak adalah dunia yang sedang tumbuh.
Bisa jadi hari ini mereka membuat kita menangis.
Tapi esok — mereka yang akan membuat dunia tersenyum.
Semoga Allah menjadikan anak-anak kita sebagai qurrata a’yun (penyejuk mata), pejuang kebaikan, dan cahaya di bumi ini.
وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Artinya: Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Furqan: 74).
—000—
*Pembina Asrama Boarding School Al Hikmah



Tinggalkan Balasan