
Saudara sekalian,
Berdamailah dengan sesama muslim, karena kita tidak tahu siapa di antara kita yang akan lebih dulu wafat. Berhentilah mengghibah
saudara sesama muslim. Karena kita tak tahu siapa yang akan lebih dulu wafat. Bersihkan hati agar tak ada benci, tak ada dendam, tak ada sangka buruk terhadap saudara kita, karena kita tidak tahu siapa yang lebih dulu wafat.
Jika mereka yang lebih dulu wafat, maka kita pasti menyesal karena telah berdosa kepada mereka dan tidak tahu kepada siapa serta bagaimana kita meminta maaf. Kalau kita yang lebih dulu wafat, maka penyesalan akan menjadi lebih besar, karena kita pulang membawa dosa dosa tanpa sempat meminta maaf atau dimaafkan oleh saudara kita.
Maka saling berkasih sayanglah, saling memaafkan dan saling jaga persaudaraan karena masa hidup hanyalah sesaat yang sangat singkat.
فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱصْفَحْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ
“Maafkanlah mereka dan lapangkan dada. Sesungguhnya Allah senang kepada orang-orang yang berbuat kebajikan (terhadap yang melakukan kesalahan kepadanya)”. QS : 5/13.
“Berdamailah, Karena Tidak Tahu Siapa yang Akan Lebih Dulu Wafat” adalah ungkapan yang penuh makna, mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang sangat dalam.
Dalam kehidupan, kematian adalah kepastian yang tidak dapat diprediksi kapan datangnya. Mengingat bahwa semua manusia akan wafat, ungkapan ini mengingatkan kita untuk tidak menyimpan dendam atau permusuhan karena waktu untuk memperbaiki hubungan sangat terbatas.
Berdamai dan saling memaafkan adalah bentuk keluhuran budi. Ketika kita memaafkan, hati menjadi lebih ringan, hubungan menjadi lebih harmonis, dan kehidupan terasa lebih bermakna.
Dalam Islam, memaafkan adalah salah satu sifat yang dicintai Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya:
۞ وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ. ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
(QS. Ali Imran: 133–134)
Dendam atau kebencian sering kali menjadi beban yang menguras energi emosional. Dengan berdamai, kita menghentikan siklus kebencian yang bisa merusak jiwa dan raga.
Hubungan yang damai dan harmonis menciptakan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat. Mungkin orang yang saat ini menjadi lawan kita adalah orang yang kita butuhkan di kemudian hari, atau bahkan yang akan mendoakan kita setelah kita wafat.
Ketidakpastian tentang siapa yang akan wafat lebih dulu menegaskan pentingnya menjalani setiap hari dengan kebaikan. Tidak ada waktu yang lebih tepat untuk berdamai selain saat ini.
Ya Rahman,
Jadikan hati kami selalu bersih, penuh cinta, selalu berlapang dada dan mudah memaafkan bahkan senang memprioritaskan orang lain. Aamiin
Tinggalkan Balasan