
Surabaya (Trigger.id) – Pemerintah China mempertanyakan langkah sejumlah negara yang membatasi akses terhadap DeepSeek, model kecerdasan buatan (AI) buatan perusahaan rintisan China.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menegaskan bahwa negaranya menentang penggunaan alasan keamanan nasional sebagai dalih untuk memblokir DeepSeek. Ia juga menolak politisasi di bidang perdagangan dan teknologi yang berpotensi menghambat inovasi.
“Kami akan dengan tegas melindungi hak dan kepentingan hukum perusahaan China,” ujar Guo dalam konferensi pers di Beijing pada Kamis (6/2).
Kemunculan DeepSeek telah mengguncang dunia teknologi, khususnya di Amerika Serikat, yang selama ini menjadi pusat pengembangan AI. Model AI terbaru mereka, DeepSeek V3, dikembangkan dengan biaya yang jauh lebih rendah, namun disebut-sebut mampu menyaingi bahkan melampaui model AI buatan OpenAI dan Meta.
Efek dari kemunculan DeepSeek langsung terasa di pasar saham. Pada akhir Januari, saham NVIDIA—produsen cip AI terbesar—sempat mengalami penurunan lebih dari 10 persen, diduga sebagai respons atas kemajuan DeepSeek yang berpotensi mengubah lanskap industri kecerdasan buatan.
Keamanan Data Jadi Alasan Larangan
Sejumlah negara telah mengeluarkan kebijakan yang melarang penggunaan DeepSeek di kantor-kantor pemerintahan mereka, dengan alasan perlindungan keamanan data. Namun, China menegaskan komitmennya dalam menjaga privasi dan keamanan data sesuai dengan hukum yang berlaku.
“Izinkan saya menekankan bahwa pemerintah China sangat mementingkan privasi dan keamanan data serta melindunginya sesuai hukum,” ujar Guo Jiakun.
Ia juga menambahkan bahwa pemerintah China tidak pernah meminta dan tidak akan pernah meminta siapa pun untuk mengumpulkan atau menyimpan data secara ilegal.
Ketegangan ini menandakan bahwa persaingan di sektor AI semakin memanas, dengan China dan negara-negara Barat bersaing dalam penguasaan teknologi masa depan. (bin)
Tinggalkan Balasan