• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Dari Gunung Cahaya Menuju Lailatul Qodar

20 April 2022 by kai Tinggalkan Komentar

Suparto Wijoyo
Wakil Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga
dan Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup & SDA MUI Jawa Timur
 

PERUBAHAN besar sedang dipersiapkan dan peradaban mulia  dipancangkan dari sebuah pegunungan. Terdapat tanda-tanda sepermulaan bahwa gunung  sejatinya bukan sekadar gumpalan tanah melainkan kristalisasi nilai yang memadatkan materi untuk menjadi paku  bumi. Berbagai referensi dapat dirujuk dan berlembar ayat boleh disimak bahwa gunung-gunung itu memanglah peneguh bumi. Gunung itu peredam guncangan sekaligus pembuncah kesuburan, karenanya dari erupsinya, bumi memanen larva bagi kehayatan tetumbuhannya. Dengannya itulah sumber pangan tersedia dan seluruh umat manusia maupun flora-fauna dengan segala jenis primata mampu menjalankan peran kehayatannya. Ada ruang dialog sekaligus menantang daya pikir manusia dengan ungkapan telak: “adakah dalam ciptaan-Ku ini yang tidak seimbang”? Bertadaruslah Alquran agar dapat memanen banyak hikmah, mengingat firman Tuhan itu manifestasi paling kasat mata (“positivisme”) nan paling komprehensif atas ajaran-Nya.  

Gunung itu menyimpan misteri sekaligus kekayaan inspiratif membangun sejarah. Gunung merupakan makhluk yang pernah ditawari menjadi “khalifah” untuk memakmurkan bumi bersama dengan hamba-hamba lain sebelum Allah SWT menciptakan manusia. Semua menjawab penuh santun tentang “ketidaksanggupannya” menjadi khalifah fil ard, pemimpin di dunia. Namun rekam jejak historisnya, ternyata gunung diikutsertakan Tuhan dalam mendesain peradaban mulia (akhlakul karimah).

Dari Gunung Cahaya

Salah satu gunung yang darinyalah perubahan peradaban yang penuh keagungan itu dikonstruksi Tuhan. Itulah Jabal Nur, Gunung Cahaya, gunung yang berjarak sekitar 2 mil saja dari Makkah. Gunung ini  tampak seperlemparan pandang terlihat sederhana, tetapi sangat memukau bagi  yang jeli menelisik dengan mata sukmanya. Di puncak Jabal Nur inilah ada tebing dalam lereng yang sulit diraih yang menyediakan “ruang pewahyuan”: Gua Hira. Sebuah gua yang sempit dan jauh dari tingkat kenyamanan kamar-kamar kaum modernis, apalagi dibandingkan dengan room hotel berbintang. Gua Hira hanya berukuran: panjang 1,8 meter dan lebar 0,8 meter. Di sinilah Kanjeng Nabi Muhammad SAW, Muhammad bin Abdullah, satu-satunya manusia yang mendapatkan gelar Al-Amin (jujur-terpercaya) dari bangsanya itu “menyatukan diri bersama alam”.

Beliau menempuh jelajah hening, ruang sunyi, sisi tepi, dan pusat energi yang imun dari gemerlap duniawi. Menyendirikan jiwa-raganya untuk menemukan kesejatian, me-nyuwung–kan jasad memendarkan ruhani menyapa Illahi dengan gerakan  uzla, topo, memes rogo lan roso, bertahannuts, berkhalwat, bermeditasi mendialogkan diri kepada Yang Maha Tinggi. Langkah ini ditempuh mengingat di luaran Gua Hira terjadi tragedi kehidupan yang mengerikan. Manusia kehilangan martabatnya dengan bertindak mungkar, zalim dan nista. Pembunuhan anak-anak perempuan yang baru lahir dan merendahkan derajat perempuan  serta menjadikan materi (batu maupun adonan kue) sebagai sesembahan, berhala, adalah ekspresi jiwa yang sangat  jahil, bodoh sebodoh-bodohnya.

Nabi Muhammad SAW terpanggil untuk mengatasi kejahiliaan jiwa  ini mengingat  secara fisik bangsa Quraisy  amatlah maju infrastrukturnya, Makkah adalah pusat “adat dan perdagangan”. Kota  transkafila yang menguntungkan secara ekonomi.  Makkah  memiliki sumber daya teologis sempurna dari Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS  dengan Ka’bah dan Sumur Zam-zam. Hanya saja akibat watak jahiliyah (orang cerdas tanpa hidayah) inilah yang mempertindakkan manusia menjadikan Baitullah diberi ornamen patung-patung, arca-arca yang disembah sebagai Tuhan. Selingkup kahanan yang memerihkan  hati Baginda Muhammad SAW hingga  Allah SWT menjawab dengan penyampaian wahyu di 17 Ramadhan, yang dalam hitungan Hijriyah, saat itu “deklarasi utusan Tuhan”: Rasulullah Muhammad SAW  dalam usai 40 tahun, 6 bulan 12 hari. Diwahyukan Alquran Surat Al-Alaq ayat 1-5: Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Perintah ini spektakuler,  pencahayaan iman dan ilmu secara integral.

Menjemput Lailatul Qodar

 Pewahyuan Alquran itu pada bulan Ramadhan merupakan “dekrit teologis” yang merombak secara “radikal” status manusia bergelar Al-Amin  yang semula dikenal sebagai Muhammad bin Abdullah semata,  berubah menjadi Baginda Muhammad Rasulullah SAW. Ini adalah peristiwa besar yang berasal dari ungkapan suci yang kini tertera dalam  Alquran, Surat Al-alaq, ayat 1-5 tersebut. Peristiwa kenabian dan kerasulan Muhammad SAW merupakan “proklamasi peradaban” yang spektakuler. Konstruksi sosial dan kenegaraan terombak secara total dari kejahiliaan,  niradab, menuju era  peradaban mulia. Pengaruhnya sangat luas, sehingga Rasulullah SAW menurut para ahli yang berkelas internasional, adalah sosok agung  yang paling berpengaruh dalam sejarah. Tidak ada manusia, nabi dan rasul yang tingkat pengaruhnya melebihi Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Ajaran Islam pun telah Allah SWT sempurnakan melalui utusan-utusan-Nya selama itu, dengan puncak supremasi utusan di tangan Muhammad SAW. Pada spektrum itu, Islam menjadi agama paripurna sebagaimana dapat dibaca dalam  Alquran.

Kesempurnaan ajaran Islam dapat dirunut dari mengatur  aspek yang sangat sederhana selaksa urusan cuci tangan dan mulut sampai pada yang amat kompleks mengenai tatanan bernegara. Islam hadir dengan ajaran Rabb Yang Maha Sempurna, termasuk memberikan sesi “jeda” untuk berintrospeksi melalui mekanisme puasa Ramadan. Puasa yang sudah diwajibkan kepada kaum-kaum terdahulu, umat-umat para utusan-Nya sebelum Nabi Muhammad SAW dengan capaian akhir berupa “derajat takwa yang suprematif”. Inilah tingkat ketaatan kepada seluruh regulasi Tuhan dalam segala segi kehidupan, karena tidak ada ruas kehidupan yang tidak mendapatkan sentuhan norma dari Allah SWT. Hidup manusia tidak imun dari intervensi Tuhan dan ramadan memberikan lembar “sajadah” untuk meningkatkan derajat insani.

Pada lingkup itulah Allah SWT tidak membiarkan Ramadan tanpa ornamen yang mengesankan dalam menarik hati hamba-hambanya yang beriman. Puasa sendiri adalah  periodesasi spesial yang hanya diperuntukkan bagi orang-orang beriman dan atas itulah Tuhan menyediakan bonus yang supermewah berupa malam lailatul qodar. Tadarus Alquran semoga sudah sampai pada Surat Al-Qodr, ayat 1-5 yang sudah biasa dingajikan: “innaaa anzalnaahu fil lailatil-qodr, wa maa adrooka maa lailatul-qodr, lailatul-qodri khorum min alfi syahr, tanazzalul-malaa’ikatu war-ruuhu fiihaa bi’izni robbihim, ming kulli amr, salaamun hiya hatta mathla’il-fajr (sesungguhnya Kami telah menurunkan Alquran pada malam qadar, dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?, malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan, pada malam itu turun para malaikat dan Roh Jibril dengan izin Tuhannya, sejahteralah malam itu sampai terbit fajar)”.

Subhanallah. Orang-orang beriman berkesempatan  meraih  kemuliaan yang lebih utama dari seri bulan (83-84 tahun). Apabila angka itu dikalkulasikan dengan jumlah usia masing-masing orang, maka terdapat beratus-ratus tahun umur hambanya yang “merayakan malam lailatul qodar”. Inilah tonggak optimisme  untuk mendapatkan “kemuliaan hidup” pada setiap sesi Ramadan.  Mari menuju puncak ramadan.

Share This :

Ditempatkan di bawah: Ramadhan, update Ditag dengan:bulan suci, ibadah, lailatul qodar, ramadhan

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Mentan Tegaskan Impor Pangan Ilegal Tak Ditoleransi

24 Desember 2025 By admin

4 Kebiasaan Dokter Onkologi untuk Menurunkan Risiko Kanker

23 Desember 2025 By admin

Iran Tegaskan Program Rudal Tak Bisa Dirundingkan

23 Desember 2025 By admin

Hantam Bologna 2-0, Napoli Juarai Piala Super Italia

23 Desember 2025 By admin

Albanese Minta Maaf, Australia Siapkan Reformasi Pascapenembakan Bondi

23 Desember 2025 By admin

Menghayati Kasih Sayang Ibu, Perspektif Genetika-Imunologi

22 Desember 2025 By admin

Pemerintah Siapkan PP Atur Jabatan Sipil Anggota Polri

22 Desember 2025 By zam

Gus Yahya Tegaskan Patuh Putusan Musyawarah Kubro dan Dorong Islah PBNU

22 Desember 2025 By zam

Barca Perlebar Jarak dari Real Usai Tekuk Villarreal 2-0

22 Desember 2025 By zam

MU Tumbang 1-2 dari Aston Villa di Villa Park

22 Desember 2025 By zam

Mayoritas Tapi Tak Berbobot: Tafsir Sabda Nabi tentang Umat Akhir Zaman

21 Desember 2025 By admin

Gol Penalti Gyokeres Antar Arsenal ke Puncak

21 Desember 2025 By admin

Liga Italia Serie A: Juve Tekuk Roma 2-1

21 Desember 2025 By admin

ICJ Sidangkan Dugaan Genosida Rohingya

21 Desember 2025 By admin

Prabowo Setujui PP Reformasi Polri

21 Desember 2025 By admin

20 Desember dan Retaknya Solidaritas Manusia di Tengah Kepentingan Dunia

20 Desember 2025 By admin

UNRWA Ingatkan Krisis Kelaparan di Gaza Masih Mengancam

20 Desember 2025 By admin

Persebaya Percayakan Shin Sang-gyu Dampingi Tim Saat Hadapi Borneo FC

20 Desember 2025 By admin

Bologna Tembus Final Piala Super Italia Usai Singkirkan Inter Milan

20 Desember 2025 By admin

Napoli Singkirkan AC Milan, Lolos ke Final Piala Super Italia 2025

19 Desember 2025 By admin

Putusan MK soal Royalti Perlu Aturan Turunan Jelas

19 Desember 2025 By admin

Menkeu Pastikan Bantuan Bencana dari Luar Negeri Bebas Pajak

19 Desember 2025 By admin

Maroko Juara Piala Arab FIFA 2025 Usai Tumbangkan Yordania 3-2

19 Desember 2025 By admin

Antara Narasi “Pahlawan Devisa” dan Realitas Perlindungan Pekerja Migran

18 Desember 2025 By admin

FIFA Naikkan Total Hadiah Piala Dunia 2026 hingga 50 Persen

18 Desember 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Desember 2025
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031  
« Nov    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Menambang Kehidupan, Bukan Sekadar Emas: Jejak Hijau Martabe di Jantung Sumatra

21 Oktober 2025 Oleh admin

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Tangis dan Imunitas di Tengah Bencana
  • Senja Keemasan di Kerandangan, Saat Lombok Berbisik Lewat Cahaya
  • Paus Leo XIV Soroti Krisis Kemanusiaan Gaza dalam Pesan Natal
  • Rais Aam dan Ketum PBNU Sepakat Islah, Muktamar Digelar Bersama
  • “Code Blue” Bencana Sumatera

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.