• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Dari Puasa Kelas Syariat Menuju Hakikat

6 April 2022 by zam Tinggalkan Komentar

Prof. M. Mas’ud Said, PhD

Surabaya (Trigger.id)-Secara syariat tata cara fiqiyah, puasa ialah kewajiban bagi muslimin muslimat yang memenuhi syarat, – muslim, suci dari hadast besar, badan sehat, sudah baligh, berakal sehat-, untuk mencegah makan dan minum selama beberapa waktu yang ditentukan, dengan diawali niat dan ditutup dengan berbuka puasa pada waktu yang ditentukan. Di luar ketentuan itu ibadah puasa dianggap tidak syah atau batal. Puasa syariat itu sudah kita lakukan bertahun tahun bahkan sejak kecil.

Setelah puluhan tahun, apakah kita tetap berpuasa pada kelas syariat uaitu puasanya kebanyakan anak kecil. Setelah berpuluh puluh tahun, sudahkan kita bisa naik kelas. Bisakah kita mendorong diri untuk berpuasa secara lebih filsafati, dimana kita mengajak dasn memaksa diri untuk lebih spiritual.

Secara substansial, puasa yang baik harus bisa mengantar diri kita lebih spititual dalam makna bahwa situasi lapar dan dahaga itu dapat mempercepat proses kedekatkan diri kita kepada Allah SWT. Puasa seharusnya bisa mengantar kita untuk lebih sensitive terhadap penjagaan diri akan dosa.

Puasa kita adalah puasa lingkungan, bukan puasa untuk memperhatikan diri sendiri. Puasa yang artinya pencegahan dan pengendalian mestinya bisa mengahtar adanya kesadaran otomastis lebih banyak untuk berbuat baik terhadap sesama, lebih bermanfaat kepada lingkungan terkecil dalam keluarga serta tak mendholimi diri dan tak mendholimi masyarakat sekitarnya.

Hakikat tertinggi ibadah puasa adalah capaian spiritual yang lebih bebas, lebih open, tak terikat fiqih ibadah. Sedangkan puasa dalam tataran syariat lebih dekat dengan istilah relegiusitas itu lebih terikat pada aturan atau fiqih seperti misalnya tata aturan shalat, syarat rukun wudhu, ikatan aturan main yang yang harus dilafalkan atau dilakukan seseorang dalam ibadah agar dianggap syah adanya.

Kita melihat bahwa seringkali kita terjebak pada tata aturan puasa, namun tak terlalu perduli dengan hasil atau impact puasa. Memang dalam al Qur’an Allah SWT mewajibkan kita berpuasa agar kita menjadi Muttaqin yaitu orang orang yang taat kepada Nya, namun jangan lupa dalam banyak hal Allah SWT meletakkan orang orang yang muchsinan yaitu orang yang selalu berbuat baik dalam maqam atau derajat yang lebih mulia daripada orang bertaqwa.

Derajat orang orang yang bertaqwa atau Muttaqin itu orang yang taat aturan sedangkan muchsin adalah orang orang yang selalu berbuat baik. Allah SWT lebih menempatkan orang yang berbuat kebaikan lebih pada orang orang yang taat beribadah. Oleh sebab itu saya memberanikan diri untuk mengajukan pernyataan bahwa disamping berpuasa syariat kita harus bisa mencapai fadilah puasa secara hakikat.

Saya memaknai puasa saya masih pada tataran syariat, puasa kelas syariat itu adalah laku lampah yang taat aturan fiqih. Kita terjebak apakah puasa kita syah atau batal secara fiqiyah. Sedangkan puasa yang hakiki itu ialah akhlak hasil proses ibadah. Syariat itu lebih pada tata cara ibadah. Puasa kelas atasnya ialah berlanjutnya capaian puasa itu pada akhlak yang mulia.

Dengan demikian, puasa kita harus sukses kedua duanya, yaitu membawa kita lebih taat secara fiqiyah sekaligus mendorong kita untuk jadi orang orang muchsinyang sesungguhnya.

Secara logika, belum tentu orang berpuasa dengan segala tata cara fiqihnya itu bisa menghantarnya untuk mendapatkan jiwa spiritualitas yang tinggi, sebaliknya orang yang tak lagi puasapun, -misalnya pada bulan lain-, bisa saja lebih spiritual walau ia tidak begitu relegius taat lima waktu shalat berjamaah.

Dengan bahasa yang agak bebas, misal sepak bola, relegiusitas fiqiyah itu ibarat tak tik dan strategi serta keindahan bersepak bola, relegiusitas ibadah adalah ibadah yang taak aturan tata cara ibadah formal. Sedangkan spiritualitas adalah goal dan capaian kemenangan. Sesungguhnya, dengan menelisik filsafat puasa, dalam bulan Ramadhan ini kita memang harus mendapatkan dua capaian sekaligus, yaitu capaian religiusitas sekaligus capaian spiritualitas yang tinggi.

Berbeda dengan puasa dalam tataran syariat fiqih yang ketat, puasa itu laku lampah batin yang lebih halus dan substantif, puasa itu adalah laku spiritualitas hanif menuju kecintaan perbuatan baik yang tak terikat dengan aturan ibadah mahdhoh. Hakikat puasa itu adalah spiritualitas hasil dari proses puasa syariat. Kalau setelah puasa nanti kondisi spiritualitas kita tetap seperti sebelumnya maka sesungguhnya puasa kita hanya berujung hasil lapar dan dahaga saja

Dalam makna ini, yang dimaksud dengan puasa sejati atau puasa yang hakiki itu ialah situasi dimana kita sudah melaksanakan kewajiban kita terhadap tata aturan ritual agama sekaligus bisa mendapati diri lebih baik, lebih berguna lagi di orang sekitar kita, kepada lingkungan kecil dan lingkungan besar kita, lingkungan sosial maupun lingkungan keluarga kita.

Kalau kita ingin mengukur diri; apakah puasa kita sudah tingkat tinggi hakikat atau masih tingkat syariat, maka caranya gampang; apakah dengan puasa nanti kehadiran dan keberadaan kita setelah berpuasa itu lebih banyak berguna bagi mereka atau tidak, kita lebih egois atau tidak, lebih pasrah atau tidak, lebih sumeleh atau tidak, lebih bersyukur atau tidak.(kai)

Prof. M. Mas’ud Said, PhD, Ketua Majelis Ulama Indonesia Jawa Timur

Share This :

Ditempatkan di bawah: jatim, Ramadhan, update Ditag dengan:hakikat puasa, hikmah ramadhan, puasa, ramadhan

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Pemerintah Segera Atur E-Commerce Berbasis Media Sosial

24 September 2023 By kai

Menang 3-1 Atas Arema FC, Gombau Puji Totalitas Pemain Persebaya

24 September 2023 By kai

Kalah Dramatis Atas Persik, Nasib Sial Aji Santoso di Persikabo 1973 Masih Berlanjut

24 September 2023 By zam

Jelang Kongres XXV, Inilah Pemikiran Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim

23 September 2023 By zam

Semoga Biaya Haji 2024 Bisa Diputuskan November 2023

23 September 2023 By zam

Presiden FIFA Berterima Kasih Kepada Presiden Jokowi dan Ketum PSSI

23 September 2023 By kai

Timnas PSSI Akan Jalani Pemusatan Latihan di IKN

23 September 2023 By admin

Tekan Kasus TBC di Surabaya, Pemkot Terapkan Kebijakan Terintegrasi Berbasis Wilayah

22 September 2023 By zam

Pemprov Jatim Gelar Pasar Murah dan Bagikan Bansos Serta Zakat Produktif di Situbondo

22 September 2023 By admin

Tata Cara Niat dan Doa Sesudah Shalat Hajat Lengkap

22 September 2023 By admin

Risiko Cedera Payudara pada Atlet Wanita

22 September 2023 By admin

Tumbang 0-1 Atas Taiwan, Coach Indra: Kita Harus Mati-matian Lawan Korut

22 September 2023 By zam

Voli Putra Indonesia Tantang Tuan Rumah China Pada 12 Besar Asian Games

22 September 2023 By admin

Gerakan 2.000 Startup Jatim, Jadi Daya Ungkit Tumbuhnya Ekonomi Kreatif

21 September 2023 By kai

Nasib Berbeda Antara Onana Merana di MU dan Sommer Bersinar di Inter

21 September 2023 By zam

Persebaya Dalam Kondisi Sehat dan Siap Tempur Lawan Arema FC

21 September 2023 By zam

Alhamdulillah, Jembatan Mujur II Keloposawit Lumajang Selesai Dibangun Kembali

21 September 2023 By admin

Jokowi Tak Pungkiri Ada Potensi Ketegangan Dalam Pilpres 2024

21 September 2023 By zam

Lawan Arema FC Laga Penting Dimata Pelatih Josep Gombau

21 September 2023 By admin

Matchday 1 UCL: Inter Ditahan Imbang Real Sociedad 1-1

21 September 2023 By admin

Memahami Ilmu Hikmah Dari Kisah Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS

20 September 2023 By admin

Festival Seni Balai Pemuda 2023 Jadi Wadah Ekspresi Seniman

20 September 2023 By zam

Job Fair Jatim 2023, Tersedia Total 3.953 Lowongan

20 September 2023 By admin

Rakerwil ISMI Jatim Teguhkan Semangat Pentingnya Kolaborasi

20 September 2023 By admin

Ingin Melaju Jauh di Liga Champions, Lautaro Segera Diskusikan Kontrak Baru

20 September 2023 By kai

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

September 2023
S S R K J S M
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
252627282930  
« Agu    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Puasa Ramadhan, Idul Fitri, dan Syahwat Pamer Kita

21 April 2023 Oleh kai

Ketika Lebaran Berbeda

20 April 2023 Oleh admin

Lailatul Qadar Malam Spesial Khusus Umat Muhammad

19 April 2023 Oleh admin

Raih Kemuliaan Ramadhan dengan Lailatul Qadar

18 April 2023 Oleh admin

Semarak Ramadan, SIG Salurkan Bantuan Rp10,84 Miliar

17 April 2023 Oleh zam

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Komisi III Jamin ‘Fit and Proper Test’ Calon Hakim MK Transparan
  • Tim U-24 Panggil Ramadhan Sananta untuk Babak 16 Besar Asian Games
  • Lantik Heru Suseno Sebagai Pj Bupati Tulungagung, Gubernur Jatim: Jaga Kondusivitas di Tahun Politik
  • Kongres XXV PWI, Presiden: Pers Harus Bantu Masyarakat Dapatkan Berita Berkualitas dan Berimbang
  • Wamenparekraf Tinjau Kesiapan Lokasi Piala Dunia U-17 2023 di Stadion GBT Surabaya

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2023 ·Triger.id. All Right Reserved.