
Madiun (Trigger.Id)-Desa-desa di Jawa Timur berpotensi menjadi desa devisa. Saat ini ada 20 desa di diusulkan ke Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) menjadi desa devisa yang diharapkan mandiri secara ekonomi dan menyokong kesejahteraan masyarakat.
Di antaranya dua desa di Kabupaten Madiun, yaitu Desa Candimulyo, Kecamatan Dolopo, Madiun dengan Kampung Batiknya. Selanjutnya yang prioritas untuk tahun ini adalah produsen kopi di lereng Gunung Wilis Desa Kare Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun.
“Dengan desa devisa ini diharapkan bisa menjadi penyokong kesejahteraan masyarakat desa,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Desa Devisa digagas oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) sebagai program pendampingan berbasis pengembangan masyarakat atau komunitas (community development). Dalam program ini, desa yang memiliki produk unggulan dengan orientasi ekspor berkesempatan mengembangkan potensinya.
Akses terhadap pasar yang lebih luas dan pendampingan pengolahan produk ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi, sosial, dan lingkungan masyarakatnya.“Saya berkeliling menyiapkan desa devisa sebelum dilakukan assesment oleh LPEI. Sekarang kita mendapatkan kuota 15 Desa Devisa. Tetapi saat ini yang telah siap ada 20 desa. Kita akan mengajukan semua,” terang Khofifah.
Mantan Menteri Sosial ini menambahkan, pada Oktober 2021, baru tiga desa yang sudah disetujui oleh LPEI dan sudah mendapatkan penguatan sebagai desa devisa. Ketiga desa tersebut berada di Gresik, Sidoarjo, dan Banyuwangi. “Kita memang harus hunting terus untuk desa-desa di Jatim yang potensial menjadi desa devisa,” tandas Khofifah.
Khofifah menjelaskan, kriteria dari LPEI untuk desa devisa. Pertama, desa itu memiliki produk hasil ciptaan sendiri. Kedua, punya keunikan. Ketiga, mempunyai pasar ekspor. Keempat, dilakukan oleh banyak orang di satu desa dan disertai kelembagaan kelompok yang mendukung.
“Yang pertama adalah produk milik sendiri bukan karya orang lain yang diperjual belikan ditempatnya. Lalu punya keunikan, punya pasar ekspor, dilakukan oleh banyak orang di satu desa didukung kelembagaan kelompok. Saya rasa ini sudah memenuhi kriteria itu,” ucap Khofifah.(zam)
Tinggalkan Balasan