
Oleh : Isa Anshori (Pemred Trigger.id)

Petani bisa menjadi salahsatu profesi termulia. Betapa tidak. Dari keterampilan, ketekunan dan keikhlasan mereka dalam mengolah tanaman (padi, gandum, jagung) sehingga sebagian kebutuhan hidup akan pangan manusia tercukupi.
Petani jelas berjasa atas pengelolaan sumber pangan demi keberlangsungan kehidupan manusia. Dari tangan-tangan para merekalah, segala jenis tanaman ditanam hingga dipanen dan dikonsumsi banyak orang.
Namun, di Indonesia, berprofesi sebagai petani masih dipandang sebelah mata. Banyak generasi muda yang memilih profesi bukan petani. Padahal, Indonesia terkenal sebagai negara agraris dengan tanahnya yang subur.
Banyak alasan mereka tidak mau menjadi petani atau yang bertani beralih profesi, karena kebutuhan ekonomi yang sangat tinggi sedangkan hasil dari pertanian tidak mencukupi kehidupan sehari-hari seperti kebutuhan makan, pendidikan, kesehatan, gaya hidup dan ingin meningkatkan status sosial agar lebih baik lagi.
Sampai sekarang masih banyak yang mempertanyakan, kenapa menjadi petani di Indonesia tetap miskin. Bahkan petani di negeri yang lahannya sangat subur ini, kebanyakan hanya sebagai petani buruh sementara lahan pertanian sudah banyak dikuasai orang-orang kaya.
Sementara Presiden Joko Widodo pernah bilang, penyebab utama petani di Indonesia miskin karena pertanian di Indonesia masih berkutat pada budidaya, sementara nilai tambahnya justru ada diproses bisnisnya.
Paradigma yang seperti ini sudah pasti harus segera diubah secara besar-besaran. Kuncinya, bagaimana mengkonsolidasikan para petani agar mampu memiliki skala usaha yang lebih besar, skala perekonomian yang besar pula, seperti para petani di lima negara lain, yang menjadikan petani sebagai profesi bergensi.
Lima negara berikut ini menjadikan petani sebagai profesi bergengsi dan tentunya bersaing dengan profesi lainnya. Dengan kemajuan dan perkembangan teknologi yang ada, para petani di lima negara ini menjadi sangat berdaya.
Dihimpun dari berbagai sumber, ini lima negara di dunia yang menjadikan petani sebagai profesi bergengsi:
1. Belanda
Menjadi petani di Belanda bisa kaya-raya. Karena petani di Negeri Kincir Angin tersebut per bulannya dapat meraup keuntungan hingga Rp.14 juta. Bahkan Belanda juga menempati urutan kedua terbesar terkait tingkat ekspor hasil pertanian.
Majunya pertanian di Belanda dipengaruhi beberapa faktor pendukung. Salah satunya yaitu para petani di Belanda sudah menggunakan sistem modern. Sehingga hal itu mendukung para petani untuk mengolah tanah dan hasil tanaman mereka.
2. Amerika Serikat
Para petani di Amerika Serikat terbilang makmur dan sejahtera. Sehingga, anak-anak muda di negara adidaya itu banyak yang berminat untuk menjadi petani. Rata-rata pendapatan sebagai petani lebih dari USD 64 ribu atau setara dengan Rp 832 juta per tahun.
Selain itu, sistem pertanian di Amerika Serikat juga berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Sehingga hal tersebut dapat membantu para petani makmur dan sejahtera. Kemajuan teknologi juga dapat menghasilkan ladang terbaik.
3. China
Melansir World Population Prospects, pada tahun 2022, China menduduki negara pertama dengan populasi penduduk terbanyak di dunia. Setidaknya terdapat 1.426 juta jiwa atau lebih dari satu miliar jiwa.
Dengan besarnya jumlah penduduk, China harus mampu mencukupi kebutuhan pangan warga negaranya. Karena itu, pemerintah China mendukung minat warganya yang mau menjadi petani. Terbukti, pada 2009 petani menjadi salahsatu profesi bergengsi di China.
China juga masuk dalam daftar paling tinggi pada bidang pertanian. Penghasilan para petani di China pun paling sedikit Rp 9 juta per bulan.
4. Jepang
Jepang dengan kemajuan di industri otomotifnya termasuk negara yang sangat menghargai dan menjunjung tinggi segala macam profesi. Salah satunya menjadi petani. Bahkan terdapat salah satu desa di Jepang sebagai penghasil petani terbesar, yakni Desa Kawakami.
Penghasilan para petani di Jepang juga disebut bisa mengalahkan gaji karyawan kantoran. Di mana penghasilannya bisa mencapai 25 juta Yen atau setara dengan Rp 2 miliar. Bahkan dalam delapan jam kerja, seorang petani bisa mendapatkan Rp 1,3 juta.
5. Australia
Petani di Australia merupakan salah satu profesi yang didambakan oleh masyarakat Australia dari berbagai strata usia. Utamanya anak-anak muda. Saat ini banyak sekali anak muda Australia yang ingin menjadi petani. Penyebabnya, karena sistem pertanian di Australia selalu berkembang seiring kemajuan teknologi.
Selain itu, pemerintah di Australia mendukung tumbuh kembang petani hingga membuka lahan ribuan hektare untuk sektor pertanian.
Gaji yang ditawarkan pun cukup menggiurkan. Di Australia, pemetik buah-buahan saja bisa mendapatkan gaji Rp 250 ribu per jam. Rata-rata petani pemetik buah-buahan di Australia bisa mendapat Rp 12 juta sampai Rp 15 juta per minggu.
Referensi: Berbagai sumber
Tinggalkan Balasan