
Jakarta (Trigger.id) – Peluncuran Dashboard Gastrodiplomasi Indonesia oleh Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, menandai langkah strategis dalam memanfaatkan kekayaan kuliner nusantara sebagai bagian dari diplomasi daya halus (soft power) Indonesia. Menlu menegaskan bahwa kuliner tidak hanya menjadi sarana promosi budaya, tetapi juga alat yang efektif untuk membangun hubungan internasional, meningkatkan perdagangan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Gastrodiplomasi, yang memanfaatkan kelezatan dan keunikan kuliner sebagai jembatan antarbudaya, memungkinkan Indonesia untuk memperkuat citra negara di mata dunia. Dengan mengedepankan keragaman kuliner seperti rendang, sate, nasi goreng, dan makanan tradisional lainnya, Indonesia dapat memperluas jejaring hubungan internasionalnya sekaligus mendukung sektor pariwisata dan perdagangan.
“Kuliner adalah salah satu strategi soft power diplomacy terbukti efektif untuk menjadi jembatan kebudayaan dan berpotensi besar meningkatkan ekonomi, perdagangan, dan hubungan internasional,” kata Menlu RI dalam siaran pers di Jakarta, Senin (30/12).
Baca juga: Menparekraf Perkuat Peran Komunitas Promosikan Gastronomi Kota Malang
Dashboard ini diharapkan menjadi pusat data, strategi, dan program yang mengintegrasikan berbagai inisiatif gastrodiplomasi, baik dari kementerian, sektor swasta, maupun komunitas masyarakat. Langkah ini sejalan dengan upaya meningkatkan daya saing kuliner Indonesia di pasar global, mengingat kuliner memiliki potensi besar sebagai elemen diplomasi budaya yang dapat menggerakkan sektor ekonomi kreatif.
Dengan inisiatif ini, Indonesia menunjukkan komitmen untuk terus memperluas pengaruh positifnya di kancah internasional melalui pendekatan yang unik dan kreatif.
Sementara Deputi Bidang Kreativitas Budaya dan Desain Kementerian Ekonomi Kreatif, Yuke Sri Rahayu, menyampaikan dukungan penuh terhadap peluncuran Dashboard Gastrodiplomasi Indonesia yang diinisiasi oleh Kementerian Luar Negeri. Ia menegaskan komitmen Kemenparekraf untuk mendorong penguatan pelaksanaan gastrodiplomasi Indonesia sebagai bagian dari strategi diplomasi budaya dan pengembangan ekonomi kreatif.
“Kami meyakini dengan adanya dashboard ini, gastronomi Indonesia dapat lebih cepat dikenal di mata dunia,” ujar Yuke Sri Rahayu. Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya sinergi antara kementerian dalam mengangkat citra kuliner Indonesia sebagai elemen budaya yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Kemenparekraf berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan sektor gastronomi dengan mengintegrasikan berbagai program dan inisiatif promosi, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Upaya ini bertujuan untuk tidak hanya meningkatkan popularitas kuliner Indonesia, tetapi juga memperluas peluang bisnis, menarik investasi, dan memperkuat sektor pariwisata.
Sinergi ini diharapkan mampu menjadikan kuliner Indonesia sebagai salah satu kekuatan utama dalam diplomasi budaya global, sekaligus menggerakkan roda perekonomian nasional melalui pendekatan inovatif dan berkelanjutan. (ian)
Tinggalkan Balasan