
Jombang (Trigger.id) – Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf menyatakan kesiapannya untuk melakukan islah setelah menghadiri silaturahim PBNU sesi kedua di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Ia mengaku tersentuh karena para kiai sepuh masih menunjukkan kepedulian besar terhadap keberlangsungan organisasi Nahdlatul Ulama.
Dalam pertemuan tersebut, Gus Yahya mendapatkan kesempatan memaparkan secara menyeluruh berbagai isu organisasi yang selama ini diarahkan kepadanya. Menurutnya, seluruh poin klarifikasi yang sebelumnya diminta melalui utusan Rais Aam telah dijawab secara lengkap, termasuk dokumen penjelasan dari Bendahara Umum PBNU Sumantri Suwarno dan Sekjen Amin Said Husni.
“Semuanya sudah saya jelaskan secara tuntas, disertai penjelasan tambahan dari Saudara Sumantri terkait keuangan BPNU dan dari Pak Amin,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (7/12/2025).
Ia juga menitipkan pesan kepada para kiai agar mempertimbangkan masa depan struktur NU yang menurutnya harus dijaga sesuai warisan pendiri. Gus Yahya menegaskan bahwa dirinya dan jajaran PBNU bekerja dengan niat tulus, sehingga tatanan organisasi tidak boleh runtuh.
Ia mengingatkan bahwa sejak awal NU berdiri dengan sistem dan aturan ketat, termasuk pembatasan wewenang Rais Akbar Hadratussyekh K.H. Hasyim Asy’ari oleh anggaran dasar jam’iyah. Karena itu, ia meminta seluruh pihak berpikir matang demi kelangsungan organisasi.
Menanggapi pernyataan bahwa pertemuan di Tebuireng tidak memengaruhi risalah rapat syuriyah, Gus Yahya mengatakan bahwa rapat harian syuriyah sendiri sudah menimbulkan persoalan sejak awal karena dianggap mengambil keputusan di luar kewenangannya. Ia menyebut seluruh keputusan turunan dari rapat tersebut turut bermasalah.
Lebih lanjut, ia mengkritik rencana Rapat Pleno PBNU pada 9 Desember 2025 jika tetap mengacu pada hasil rapat harian syuriyah 20 November 2025. “Pengambilalihan jabatan ketua umum oleh Rais Aam sangat bermasalah jika dasar keputusannya rapat harian tersebut,” kata Gus Yahya.
Di akhir pernyataannya, ia menegaskan akan terus menjalin komunikasi dengan para kiai sepuh serta PWNU dan PCNU di seluruh Indonesia untuk mencari solusi terbaik bagi organisasi. (ian)



Tinggalkan Balasan