
Surabaya (Trigger.id) – Dengan semakin banyaknya produk perawatan kulit di pasaran, banyak orang terjebak dalam siklus membeli berbagai produk tanpa hasil yang signifikan. Namun, sebuah studi baru yang diterbitkan di Journal of the American Academy of Dermatology memberikan pencerahan—mengungkap daftar bahan aktif skincare yang benar-benar efektif menurut para dermatolog.
Penelitian ini melibatkan 62 dermatolog dari berbagai pusat kesehatan di Amerika Serikat, dan bertujuan untuk menyusun panduan berbasis bukti mengenai bahan-bahan yang layak dipertimbangkan untuk mengatasi berbagai masalah kulit seperti kulit kering, jerawat, kerutan, hingga hiperpigmentasi.
“Sulit bagi dokter kulit untuk mengikuti ribuan produk yang beredar. Karena itu, kami menyusun daftar bahan yang terbukti secara ilmiah efektif agar bisa membantu pasien dan dokter dalam membuat pilihan,” kata Dr. Murad Alam, peneliti senior studi sekaligus profesor dermatologi di Northwestern University Feinberg School of Medicine.
Bahan Skincare yang Terbukti Efektif
Dari ratusan bahan yang diteliti, para dermatolog menyaringnya menjadi 23 bahan terbaik yang dianggap benar-benar bekerja. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Retinoid: Bahan Andalan Anti-Penuaan
Retinoid adalah turunan vitamin A yang dinilai sangat ampuh untuk mengatasi jerawat, pori-pori besar, garis halus, hingga kulit berminyak. Bahan ini bekerja dengan mempercepat pergantian sel kulit, menghambat produksi melanin berlebih, dan meningkatkan produksi kolagen.
Namun, penggunaannya perlu hati-hati. Retinoid bisa menyebabkan iritasi dan kulit kering, sehingga disarankan untuk digunakan bertahap, dimulai dari beberapa kali seminggu dan dikombinasikan dengan pelembap.
2. Sunscreen: Pertahanan Utama Kulit
Tabir surya tetap menjadi produk perawatan kulit terpenting. Dermatolog menyebutnya sebagai pelindung utama terhadap kerusakan kolagen akibat sinar UV. Penggunaan rutin dapat membantu mencegah penuaan dini, kerutan, dan kerusakan DNA kulit.
Bagi pemilik kulit sensitif atau penderita rosacea, sunscreen berbahan mineral (fisik) seperti zinc oxide atau titanium dioxide lebih dianjurkan karena lebih ramah di kulit.
3. Salicylic Acid: Pembersih Pori dari Dalam
Bahan eksfoliator dari kelompok beta hydroxy acid (BHA) ini sangat efektif untuk kulit berminyak dan berjerawat. Salicylic acid bekerja dengan masuk ke dalam pori dan membersihkannya dari minyak, bakteri, dan sel kulit mati. Namun, penggunaannya perlu dikontrol karena bisa menyebabkan kulit kering jika digunakan berlebihan.
4. Glycolic Acid: Cerahkan Kulit dan Kurangi Noda
Asam glikolat berasal dari tebu dan termasuk dalam alpha hydroxy acid (AHA). Molekulnya yang kecil memungkinkan penetrasi ke lapisan kulit yang lebih dalam, efektif mempercepat regenerasi kulit dan membantu mengurangi hiperpigmentasi serta bekas jerawat.
5. Niacinamide: Multifungsi dan Ramah Kulit
Dikenal juga sebagai vitamin B3, niacinamide dinilai efektif mengurangi kemerahan, mengontrol produksi minyak, dan mencerahkan kulit. Selain itu, bahan ini juga membantu memperkuat skin barrier dan cocok untuk hampir semua jenis kulit.
Bahan Lain yang Diakui Efektif
Beberapa bahan lain yang mendapat rekomendasi dari para dermatolog untuk masalah kulit spesifik, antara lain:
Untuk kulit kering:
- Ammonium lactate
- Ceramides
- Hyaluronic acid
- Petrolatum (vaseline)
Untuk flek hitam:
- Azelaic acid
- Kojic acid
- Hydroquinone (hanya untuk jangka pendek)
Untuk jerawat:
- Azelaic acid
- Benzoyl peroxide
- Clindamycin (sebaiknya dikombinasi dengan bahan lain)
Untuk kemerahan pada wajah:
- Ivermectin
- Metronidazole
- Brimonidine
- Produk berwarna hijau (green-tinted) untuk menetralkan warna merah
Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Menggunakan
Dermatolog menyarankan untuk sabar karena bahan aktif umumnya memerlukan waktu sekitar 8–12 minggu untuk menunjukkan hasil nyata. Selain itu, beberapa bahan juga memiliki risiko efek samping.
Contohnya, hydroquinone tidak disarankan untuk pemakaian lebih dari enam bulan karena bisa menyebabkan iritasi atau perubahan warna kulit menjadi kebiruan. Sementara itu, brimonidine yang sebelumnya populer kini mulai ditinggalkan karena dapat memicu kemerahan berulang (rebound redness). Alternatif yang lebih stabil seperti oxymetazoline kini lebih sering direkomendasikan.
Penggunaan clindamycin juga tidak dianjurkan secara tunggal karena berisiko menimbulkan resistensi bakteri.
Konsultasi Masih Menjadi Kunci
Meskipun berbagai bahan ini terbukti secara ilmiah, para ahli menegaskan pentingnya konsultasi ke dokter sebelum memulai rutinitas skincare baru. Dermatolog dapat membantu memilih kombinasi bahan aktif yang sesuai dengan kondisi kulit dan toleransi masing-masing individu.
Dengan pendekatan berbasis ilmu pengetahuan, perawatan kulit tidak lagi sekadar coba-coba. Kini, kita bisa lebih cermat memilih produk yang benar-benar bermanfaat bagi kesehatan dan kecantikan kulit. (bin)
Sumber: Health.com
Tinggalkan Balasan