Surabaya (Trigger.id) – Setelah dua tahun pandemi Covid-19, Pemprov Jatim akan kembali melepas jamaah umroh via Bandara Internasional Juanda Surabaya, Senin-Selasa(14-15/3).
Seluruh jamaah diberangkatkan dengan maskapai Lion Air dan Garuda Indonesia.
Kebijakan ini seiring dengan lampu hijau yang telah diberikan pemerintah pusat terkait Pembukaan Pemberangkatan Ibadah Umroh dari Bandara Internasional Juanda, Senin, (14/3).
Merespon hal tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah mempersiapkan dan memprioritaskan perlindungan jamaah yang telah terdaftar di Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh (PPIU) atau biro perjalanan umroh dari Jatim.
“Koordinasi dengan para agen pelaksana umroh harus intensif. Karena peminat di Jatim sangat tinggi sekali. Termasuk juga, Dinas Kesehatan Prov Jatim bersama Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya terkait kepulangan juga harus intensif,” ungkap Gubernur Khofifah usai pimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Pembukaan PPIU dari Bandar Juanda di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Minggu (13/3).
Menurut Khofifah, perlindungan ekstra hati-hati harus dilakukan pada jamaah yang masuk dalam kategori lansia serta lansia yang memiliki penyakit bawaan (komorbid). Apalagi, pada dasarnya seperti diketahui bersama pandemi Covid-19 belum bisa disebut selesai, meskipun trennya melandai.
“Maka kehati-hatian secara ekstra harus tetap dilakukan dengan menjaga protokol kesehatan,” tegasnya.
Kata Gubernur Jatim, ini seiring Pemerintah Saudi Arabia yang telah menerbitkan peraturan yang tidak mengharuskan jamaah membawa hasil swab antigen / PCR, pada proses kepulangan jamaah tetap wajib swab di lokasi kedatangan jama’ah umrah.
“Misalnya jika kedatangan akhir di Juanda, nanti akan dilakukan swab di Juanda. Sambil menunggu swab jama’ah menunggu di hotel yang telah di verifikasin KKP, PHRI dan Dinkes Provinsi,” imbuhnya.
Ada 27 hotel dengan total kapasitas 1.299 bed telah disiapkan oleh KKP, PHRI dan Dinkes Jatim serta telah disampaikan pula kepada Menkomarves Luhut Pandjaitan.
“Jumlah hotel ini masih bisa bertambah kedepannya disesuaikan kebutuhan. Namun 27 hotel ini sudah terverifikasi dan masih cukup. Namun, antisipasi seiring bertambahnya jumlah penerbangan maskapai, bisa diexercise untuk menjadi 61 hotel. Saat ini hanya 27 yang terverifikasi,” papar Khofifah.
Selain itu, peningkatan jumlah jamaah haji umroh seiring memasuki bulan ramadhan juga harus diantisipasi dengan ditingkatkannya jumlah jadwal penerbangan dari maskapai.
“Hari ini ada perwakilan dari Garuda Indonesia dan Lion Air hadir, saya harapkan bisa bertambah jumlah penerbangannya. Karena minat masyarakat ibadah umrah di bulan Ramadhan sangat tinggi,” tandas Khofifah.
Berdasarkan data dari Lion Air di Bulan April, maskapai ini akan melakukan 2 kali penerbangan dalam satu minggu. Sehingga dalam satu bulan akan ada 8 kali keberangkatan jamaah. Untuk Garuda Indonesia sendiri di Bulan April akan melangsungkan 3 kali penerbangan umroh dalam satu bulan.
“Kami sangat berharap jika ada penambahan jumlah jadwal penerbangan umroh dari maskapai yang tersedia. Baik ke Jeddah maupun Madinah. Karena peluang ibadah ini sangat diminati masyarakat apalagi menjelang ramadhan,” pungkasnya (ian)
Tinggalkan Balasan