
Surabaya, Trigger.id – Kontingen jujitsu Indonesia baru saja meraih prestasi membanggakan di ajang Thailand Open Grand Prix 2022 World Rank yang diikuti 24 negara pada 16-19 Juni 2022.
Tim merah putih yang diperkuat 22 atlet terdiri dari 15 atlet Newaza dan 7 atlet Fighting pulang dengan membawa 13 medali di tangan. Terdiri dari 1 emas, 3 perak, dan 9 perunggu. Medali emas untuk Indonesia datang dari Desyana Maharani yang turun di kelas Fighting Female 63 kg yang berhasil mengalahkan wakil tuan rumah Thailand.
Acara yang berlangsung di Rangsit University Bangkok ini juga dilaksanakan Seminar Referee Internasional Newaza, duo show dan fighting system yg diikuti oleh wasit dari berbagai negara peserta.
Indonesian Jujitsu Federation menunjuk seorang perwira menengah (pamen) Wanita Angkatan Udara (Wara) Kolonel Kes Dra Yuni Rukmawati, Amd.Akup, MM yang sehari-hari menjabat Pa Ahli Bidang Pengembangan Bisnis BLU RSPAU dr S Hardjolukito, Yogyakarta.
Dalam organisasi PBJI, Yuni menjabat sebagai Ketua Wasit Nasional PBJI yg memilki 17 anggota wasit nasional (A) Jujitsu dan sekitar 210 wasit B dan C.
“Saya berangkat ke Thailand untuk up grade licence refereen yg harus dilakukan tiga tahun sekali dan juga membantu perwasitan,” ujar Kolonel Yuni dalam release-nya, Senin (27/6).
Pamen TNI AU kelahiran Ponorogo ini mengaku berangkat ke Thailand sudah se izin atasan, Kepala RSPAU dr.S.Hardjolukito Marsekal Pertama TNI Dr.Mukti A .Berlian Sp.PD, Sp.KP.
Kolonel Yuni juga satu-satunya wasit wanita dari Indonesia yang mengikuti ajang interasional ini. Selain mengikuti seminar, Kolonel Yuni juga menjadi wasit Thailand Open Grand Prix 2022.

Ia bercerita, dalam meraih wasit internasional tidak mudah dan telah mempersiapkan sejak 2015 saat pertama mengenal Rule JJAU/JJIF. Kemudian mengikuti Referee Course saat Thailand Open 2018 ditempat yg sama, Rangsit University.
Saat itulah Kolonel Yuni aktif menjadi wasit JJAU dan tugas di Test event Asian 2018, Asian Games 2018 dan event serupa sampai saat ini sampai dipercaya mengemban tugas sebagai Ketua Komite Wasit Nasional (KWN) PBJI.
Saat baru lahir, KWN beranggotakan 7 orang pionir sehingga harus menata organisasi dari awal seperti menyusun aturan perwasitan PBJI. Pada Tahun 2021 anggota KWN naik drastis menjadi 17 orang dan bisa mengadakan rakernas pertama pada awal Tahun 2022 di RSPAU dr.S.Hardjolukito Yogyakarta.
“Menjadi wasit nasional PBJI tidak mudah, syaratnya wajib mengikuti sertifikasi wasit atas usulan dari perguruan anggota PBJI. Bila lulus ujian dg nilai tertentu maka bisa diangkat menjadi anggota KWN. Wasit yang dianggap mampu dan bisa berbahasa Inggris minimal usia 18 tahun bisa direkomendasi ikut seminar internasional oleh KWN dan PBJI,” pungkas Yuni.
Tinggalkan Balasan