• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Kasus Mabuk Massal di Kalsel, Benarkah Akibat Kecubung?

22 Juli 2024 by admin Tinggalkan Komentar

Ilustrasi mabuk. Foto: iStock
Oleh: Ari Baskoro*

Belakangan ini media sosial diramaikan dengan berita tentang tingkah laku aneh pada beberapa warga di Kalimantan Selatan (Kalsel). Mereka diduga mabuk kecubung. Jumlahnya pun cukup banyak. Lebih dari 50 kasus. Banjarmasin merupakan “hotspot” kasus tersebut yang kini jadi sorotan masyarakat. Pasalnya peristiwa tidak lazim itu baru pertama kalinya terjadi. Hingga kini sebanyak dua orang dilaporkan telah meregang nyawa. Mayoritas korban lainnya, harus menjalani perawatan di rumah sakit jiwa setempat.

Mencermati gejala yang dialami beberapa korban, agaknya masih banyak keraguan bahwa kecubung menjadi biang penyebabnya. Sebagian informasi menyebutkan, beberapa korban juga mengonsumsi pil berwarna putih. Belum diketahui kandungan bahan kimia berbahaya dalam pil yang tanpa label itu. Korban lainnya diduga juga  mengonsumsinya bersamaan dengan minuman keras. Kini pihak berwajib masih menunggu hasil analisis forensik senyawa kimiawi penyebab peristiwa itu.

 Atas kejadian yang menghebohkan di Kalsel itu, penulis mencoba membandingkannya dengan peristiwa serupa di Amerika Serikat. Insidennya sekitar setahun yang lalu. Ada beberapa kemiripan pada dua kejadian yang terpisah dari sisi tempat dan waktu tersebut. Saat itu kota Philadelphia yang menjadi sorotan. Baik media sosial maupun media mainstream, banyak mengulas tentang terjadinya over dosis obat-obatan yang diduga sebagai narkoba “bentuk baru”. Masyarakat negeri Paman Sam menyebutnya sebagai “tranqzombie”. Sejak tahun 2021, korbannya diberitakan tembus di angka 100 ribu kematian. “Epidemi” non penyakit infeksi itu, disebut-sebut sebagai over dosis narkoba terparah yang pernah terjadi.

Benarkah kasus di Kalsel akibat kecubung?

Tanaman kecubung bukanlah hal yang baru di negara kita. Selain tumbuh alami secara liar, kecubung biasa ditanam di halaman rumah warga. Dimanfaatkan sebagai tanaman hias, ataupun bahan obat herbal. Misalnya untuk mengobati asma dan pereda nyeri. Semua bagian tanaman, mulai dari akar, tangkai, daun, buah, bunga, hingga bijinya, mengandung zat berkhasiat yang disebut alkaloid. Bila diurai, senyawanya terdiri dari antropin, hiosiamin, dan skopolamin. Dalam bentuk ekstrak yang telah dimurnikan, alkaloid memiliki efek bius. Tetapi dampaknya sangat beracun pada manusia. Karena itulah kini kecubung sudah tidak direkomendasikan lagi sebagai tanaman obat tradisional.

Antropin memiliki aktivitas farmakologis pada sistem sarafpusat (SSP), maupun saraf tepi. Gejala toksik yang ditimbulkannya berupa mulut kering, kesulitan buang air besar, gangguan penglihatan, dan peningkatan sensitivitas pada cahaya. Potensi bahayanya yang mengancam jiwa bisa terjadi. Itu ditandai dengan halusinasi, melonjaknya denyut jantung, melebarnya pupil mata, gangguan sistem saraf, kelumpuhan otot pernapasan,  hingga berakhir dengan kematian.Di sisi lain, skopolamin (hyoscin) mempunyai efek menekan SSP. Karena itu sering dimanfaatkan sebagai analgesik (pereda nyeri) dan anti mabuk laut. Persoalannya penggunaan kecubung di masyarakat hanya bersifat empiris.Tanpa ada takaran yang tepat, apalagi presisi. Bila konsumsinya melebihi ambang tertentu, potensi menjadi racun kian terbuka lebar.

Meski tidak dikategorikan sebagai narkotika, namun sering kali kecubung  disalahgunakan untuk tujuan relaksasi dan mabuk-mabukan. Karena itulah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengusulkannya dalam golongan narkotika.

Tranq Zombie

Sekitar setahun yang lalu, banyak video beredar di masyarakat tentang kengerian kasus zombie berjalan-jalan di pusat keramaian Philadhelphia. Mereka diberitakan  terpapar sejenis narkoba yang disebut “tranqzombie”. Sebenarnya tidak hanya Philadhelphia saja, tetapi kejadian aneh itu telah melanda di 50 negara bagian Amerika Serikat (AS). Menurut Office of National DrugControl (OCDC), senyawa narkoba yang menjadi penyebabnya adalah xylazine yang dicampur dengan fentanyl.

Pada awalnya xylazine dirancang sebagai depresan SSP. Pemanfaatannya hanya untuk hewan dan dilarang digunakan pada manusia oleh Food and Drug Administration (FDA). Dokter hewan biasa mengaplikasikannya sebagai obat penenang, penghilang rasa sakit, dan pelemas otot. Umumnya digunakan pada kuda, anjing, dan kucing.  Obat tersebut tidak dianggap ilegal di beberapa negara bagian AS. Tetapi undang-undangnya terus berkembang. Tahun 2017, New York telah mengesahkan xylazine sebagai zat terkontrol yang ilegal untuk digunakan atau diperjualbelikan.

Celakanya xylazine acapkali dicampur dengan heroin, fentanyl atau kokain. Tujuannya untuk meningkatkan perasaan “melayang” atau euforia yang serupa dengan golongan opioid. Kaum pecandu mengonsumsinya dalam bentuk rokok, disuntikkan, ditelan, ataupun dihirup. Sepintas efeknya bisa mirip dengan mabuk kecubung.Tetapi dampaknya lebih berat, karena dapat menyebabkan kerusakan kulit yang parah dan memicu timbulnya infeksi.Ada efek berbahaya lainnya.Senyawa itu bisa menimbulkan rasa kantuk yang berat, sulit bernapas, detak jantung yang melambat, tekanan darah yang merosot drastis, dan akhirnya bisa diikuti dengan kematian.

Di sisi lain, fentanyl diklasifikasikan dalam kelas obat analgesik (pereda nyeri) golongan narkotika. Senyawa sintetis tersebut mempunyai efek seratus kali lipat lebih kuat, dibanding morfin atau heroin.Karena itu umumnya hanya dipergunakan secara spesifikuntuk mengatasi nyeri hebat akibat kanker. Penggunaan dan distribusinyapun di Indonesia,melalui pengawasan yang sangat ketat.

Berbeda dengan fentanyl, peredaran xylazine di negara kita lebih bebas. Dengan pemahaman hanya dipergunakan untuk hewan saja, obat non-opioid ini bahkan bisa dipesan melalui marketplace. Nama dagangnya pun bermacam-macam. Fakta inilah yang mestinya mendapat perhatian dan kewaspadaan semua pihak, terutama dari institusi terkait.Peredarannya yang relatif bebas, rawan untuk disalahgunakan. Tidak menutup kemungkinan obat untuk hewan ini telah dimodifikasi atau dicampur dengan senyawa lain, termasuk kecubung.

Tidak semua orang tergoda untuk mencoba menyalahgunakan kecubung atau obat-obat berbahaya lainnya. Pada umumnya korbannya memiliki latar belakang emosi yang tidak stabil. Pelarian dari kondisi depresi, kecemasan, atau stres, justru menimbulkan masalah baru yang semakin pelik. Oleh karena itu data dari Kemenkes mesti menjadi perhatian semua pihak. Disebutkan sebanyak 6,1 persen penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas, mengalami gangguan kesehatan mental.

—–o—–

*Penulis :
Staf pengajar senior di:
Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya

Anggota Advisory Board Dengue Vaccine

Penulis buku:
* Serial Kajian COVID-19 (sebanyak tiga seri)
* Serba-serbi Obrolan Medis

Share This :

Ditempatkan di bawah: jatim, Kesehatan, Tips, update, wawasan Ditag dengan:Akibat Kecubung, Ari Baskoro, banjarmasin, kalsel, Kecubung, Mabuk Massal

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Energi Tuan di Negeri Sendiri: Jalan Menuju Swasembada dari Hulu ke Hilir

10 Oktober 2025 By admin

Aktor Peraih Oscar Javier Bardem Sebut Tentara Israel Berlaku Seperti Nazi

10 Oktober 2025 By admin

Pakar PBB Desak Israel Dihukum atas Pelanggaran Hukum Internasional

10 Oktober 2025 By admin

Infantino Serukan Keterbukaan Global dalam Penentuan Jadwal Piala Dunia

10 Oktober 2025 By admin

Jazz dan Blues: Dua Saudara dalam Dunia Musik

10 Oktober 2025 By admin

Axl Rose Kibarkan Bendera Palestina Saat Konser Guns N’ Roses di Bogota

9 Oktober 2025 By admin

Trump Umumkan Israel dan Hamas Setujui Tahap Pertama Rencana Gencatan Senjata di Gaza

9 Oktober 2025 By admin

Kualifikasi Piala Dunia 2026, Arab Saudi Taklukkan Indonesia 3-2

9 Oktober 2025 By admin

KPK Temukan Fakta Baru: Biro Travel Tak Berizin Bisa Dapat Kuota Haji Khusus

8 Oktober 2025 By admin

Timnas Indonesia Asah Eksekusi Bola Mati Jelang Hadapi Arab Saudi

8 Oktober 2025 By admin

Pertamina Imbau Masyarakat Tak Terpengaruh Isu Negatif Soal Etanol pada BBM

8 Oktober 2025 By admin

Kluivert: Timnas Indonesia Siap Tarung Habis-habisan Demi Tiket Piala Dunia 2026

7 Oktober 2025 By admin

Kementerian PUPR Siap Bangun Ulang Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo

7 Oktober 2025 By admin

Arsenal Geser Liverpool dari Puncak Klasemen Liga Inggris

6 Oktober 2025 By admin

Delegasi Hamas Tiba di Mesir untuk Bahas Rencana Gencatan Senjata Gaza

6 Oktober 2025 By admin

Menjaga Harmoni Laut: Kisah Nelayan Bajo Berburu Gurita dengan Panah Tradisional di Wakatobi

6 Oktober 2025 By admin

Negosiator Menuju Kairo Bahas Gencatan Senjata dan Pembebasan Sandera di Gaza

5 Oktober 2025 By admin

Basarnas Temukan Lagi 13 Jenazah Korban Reruntuhan Mushalla Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo

5 Oktober 2025 By admin

Titi Kamal: Teror Santet Getih Ireng, Film Horor Terbaru yang Siap Guncang Bioskop

5 Oktober 2025 By admin

BMKG Prediksi Hujan Ringan Warnai Balapan Utama MotoGP Mandalika 2025

5 Oktober 2025 By admin

5 Makanan dengan Kandungan Magnesium Lebih Tinggi dari Almond

4 Oktober 2025 By admin

Ruben Amorim Bantah Taktik Jadi Biang Keterpurukan Manchester United

4 Oktober 2025 By admin

TikTok Tanggapi Pembekuan Sementara Izin PSE oleh Kemkomdigi

4 Oktober 2025 By admin

Jeda BRI Super League, Eliano Reijnders Antusias Bela Timnas Indonesia

3 Oktober 2025 By admin

Emas untuk Kehidupan: Dari Perut Bumi Martabe, Tumbuh Harapan Anak Negeri

3 Oktober 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Oktober 2025
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  
« Sep    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Ketika Sehat Tak Bisa Dibeli, Sebuah Renungan dari Lorong Rumah Sakit
  • Pemkot Surabaya Kembangkan SITALAS untuk Perkuat Kebijakan Responsif Anak
  • Kemkomdigi Tegur X karena Tak Bayar Denda Pornografi
  • PSSI Tunggu Erick Thohir Bahas Nasib Kluivert Setelah Gagal ke Piala Dunia 2026
  • Trump Tegaskan Tidak Akan Biarkan Israel Langgar Gencatan Senjata di Gaza

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.