Perasaan bahwa hidupmu tidak dihiraukan oleh Allah atau bahwa doa-doamu tidak lagi terdengar di langit sana, ini adalah hal yang sangat berat. Celaka bagi seorang hamba ketika Allah Swt sudah tak lagi menghiraukannya.
Dalam Al-Qur’an, ada beberapa ayat yang memberikan gambaran tentang keadaan ketika Allah tidak lagi menghiraukan hamba-Nya, biasanya dikarenakan kelalaian hamba tersebut dalam mengingat Allah dan melaksanakan perintah-Nya. Salah satu ayat yang relevan adalah:
Surah Al-Hasyr (59:19)
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنسَاهُمْ أَنفُسَهُمْ ۚ أُولَـٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Artinya: “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.”
Ayat ini menunjukkan bahwa ketika seseorang melupakan Allah, Allah akan membuat mereka lupa kepada diri mereka sendiri, yang berarti mereka menjadi lalai dan tersesat dari jalan yang benar.
Surah At-Tawbah (9:67)
النِّسَاءُ الْمُنَافِقَاتُ وَالنِّسَاءُ الْمُنَافِقِينَ بَعْضُهُم مِّن بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمُنكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ ۚ نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ ۗ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Artinya: “Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian mereka dengan sebagian yang lain adalah sama; mereka menyuruh berbuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma’ruf dan mereka menggenggamkan tangannya (enggan berinfak). Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik.”
Ayat ini mengingatkan kita bahwa orang yang melupakan Allah akan dilupakan oleh Allah. Ini adalah akibat dari kelalaian dan kemunafikan mereka.
Surah Al-Baqarah (2:286)
اللَّهُ لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنتَ مَوْلَانَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebaikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): ‘Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.'”
Ayat ini mengandung doa agar Allah tidak menghukum kita jika kita lupa atau berbuat kesalahan, dan memohon ampunan serta rahmat-Nya.
Merenungkan ayat-ayat ini dapat membantu kita memahami pentingnya selalu mengingat Allah, melaksanakan perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya. Dengan demikian, kita dapat menghindari keadaan di mana Allah tidak lagi menghiraukan kita. Selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah, doa, dan perbuatan baik adalah kunci agar kita selalu dalam lindungan dan rahmat-Nya.
Namun, penting untuk memahami bahwa Allah selalu mendengar dan mengetahui segala sesuatu yang terjadi pada hamba-Nya. Ada beberapa hal yang perlu direnungkan dan dilakukan dalam situasi seperti ini:
Apa yang Terjadi?
- Ujian dan Cobaan: Allah mungkin sedang menguji kesabaran dan keimananmu. Ujian adalah bagian dari kehidupan seorang Muslim untuk meningkatkan derajat keimanan dan ketakwaan.
- Tertundanya Doa: Doa mungkin tertunda untuk memberikan yang terbaik pada waktu yang tepat atau untuk menghindarkan dari keburukan.
- Perbaikan Diri: Mungkin ada dosa atau kesalahan yang perlu diperbaiki. Istighfar dan taubat sangat dianjurkan.
Apa yang Harus Dilakukan?
- Meningkatkan Ketaatan:
- Shalat dan Ibadah: Perbanyak shalat sunnah, baca Al-Qur’an, dan lakukan ibadah lainnya dengan lebih khusyuk.
- Istighfar dan Taubat: Memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosa yang mungkin dilakukan.
- Memperbaiki Hubungan dengan Allah:
- Merenungkan Diri: Renungkan apa yang mungkin salah dalam hubunganmu dengan Allah dan perbaiki.
- Konsistensi dalam Doa: Jangan putus asa dalam berdoa. Tetaplah berdoa dengan penuh keyakinan bahwa Allah mendengar.
- Meningkatkan Amal Kebaikan:
- Sedekah dan Amal Sosial: Berbuat kebaikan kepada sesama, seperti bersedekah atau membantu orang lain.
- Mengikuti Sunnah: Mengikuti ajaran dan contoh dari Nabi Muhammad SAW.
- Bersabar dan Tawakal:
- Sabar: Sabar adalah kunci dalam menghadapi ujian. Allah mencintai orang-orang yang sabar.
- Tawakal: Serahkan segala urusan kepada Allah dan percayalah bahwa Dia akan memberikan yang terbaik.
Menguatkan Hati dengan Keyakinan
- Mengikuti Majelis Ilmu: Mengikuti pengajian atau majelis ilmu untuk mendapatkan pencerahan dan motivasi.
- Berkumpul dengan Orang Saleh: Bergaul dengan orang-orang yang beriman dan bisa memberikan dukungan spiritual.
Menjaga Optimisme
- Ingat Janji Allah: Allah berjanji bahwa Dia bersama orang-orang yang sabar dan bertawakal. Jangan pernah ragu akan kasih sayang dan keadilan-Nya.
- Melihat Hikmah di Balik Ujian: Setiap ujian pasti ada hikmah dan pelajaran yang dapat diambil untuk memperbaiki diri dan meningkatkan keimanan.
Perasaan seperti ini bisa menjadi kesempatan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan memperbaiki diri. Tetaplah berusaha, berdoa, dan bertawakal, karena Allah tidak akan meninggalkan hamba-Nya yang beriman dan bertakwa.
—000—
*Pemimpin Redaksi Trigger.id
Tinggalkan Balasan