• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Makna Gula di Balik Seribu Hari Pertama Kehidupan

10 April 2025 by admin Tinggalkan Komentar

Ilustrasi Makna Gula di Balik Seribu Hari Pertama Kehidupan. Foto: Health
Oleh: Ari Baskoro*

Seribu hari pertama kehidupan (SHPK), merupakan waktu krusial bagi kualitas hidup seseorang. Fasenya diawali sejak terbentuknya janin, hingga kehamilan cukup bulan (270 hari). Setelahnya, selama dua tahun pertama pasca kelahiran (730 hari), akan melengkapi SHPK. SHPK identik dengan “periode emas”.

Kesehatan ibu dan anak, merupakan fondasi kualitas masa depan bangsa. Kesehatan ibu, terutama saat mengandung, merupakan faktor prediksi kerentanan penyakit tidak menular (PTM) bagi masa depan anak.

Masyarakat Indonesia paham, problem stunting/tengkes belum dapat terselesaikan. Tengkes berpotensi timbul selama SHPK. Jika terjadi, berisiko pada masa depan suram generasi penerus. Mestinya kondisi gagal tumbuh pada balita, berpeluang bisa dicegah. Pasalnya intervensi medis dan kesehatan masyarakat saat periode SHPK, lebih efektif dibanding di luar kurun waktu tersebut.

Kini muncul isu “baru” terkait SHPK. Pola mengidam yang tidak tepat, bisa berbuah “petaka” bagi masa depan janin yang dikandungnya. Konsumsi gula berlebih, disinyalir sebagai salah satu pemicunya. Mengidam makanan/minuman manis, obesitas, diabetes, kandungan glukosa air susu ibu (ASI) yang tinggi, memantik sindrom metabolik bagi masa depan anak.

Belum lama ini dipublikasikan suatu riset yang penting untuk disikapi. Membatasi konsumsi gula SHPK, berpotensi menekan risiko penyakit kronis bagi masa depan anak. Risiko diabetes turun hingga 35 persen. Prevalensi hipertensi juga berkurang hingga 20 persen, saat anak memasuki usia pertengahan (Science, Oktober 2024, Vol.386).

PTM

Kini dunia dihadapkan pada beban ganda malnutrisi. Tengkes banyak menimpa negara-negara miskin atau berkembang. Sebaliknya, terjadi “epidemi gizi berlebih” (baca : konsumsi gula), terutama di negara maju. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar, satu dari tiga orang Indonesia mengalami obesitas. Khusus pada anak, satu di antara lima individu memiliki kelebihan berat badan. Diprediksi proporsinya akan terus melonjak, jika tidak dilakukan upaya preventif yang signifikan.

Kini PTM merajai negara kita. Prevalensinya cukup fantastis. Angka mortalitasnya mendominasi hingga 75 persen dari seluruh penyebab kematian (Kementerian Kesehatan,2025). Penyakit kardiovaskuler (hipertensi, jantung, stroke), merupakan kontributor utamanya. Setiap peningkatan kejadian penyakit tersebut, relevan dengan semakin melonjaknya biaya perawatan penyakit katastropik (berbiaya mahal). Anggaran kesehatan negara pun tersedot, untuk penyakit yang harusnya bisa dicegah.

Berbagai faktor risiko melandasi terjadinya PTM. Merokok, minim aktivitas fisik, dan diet tidak sehat, merupakan faktor risiko utama. Kini terjadi perubahan preferensi makanan pada generasi milenial. Makanan siap saji yang kaya kandungan gula, lemak, dan garam, menjadi opsi utama. Sebaliknya, mereka malas mengonsumsi sayur dan buah yang kaya nutrisi. Tanpa pengendalian faktor risiko yang merupakan masalah hulu, persoalan hilir PTM tidak mudah mendapatkan solusi. Seyogianya riset terkini bisa menjadi rujukan. Konsumsi gula SHPK mesti dikontrol.

Relevansi Gula dan SHPK

Konsumsi gula berlebih selama kehamilan dan menyusui, memicu risiko obesitas saat anak yang dilahirkan menginjak usia remaja. Perilaku depresi juga mengikuti tren tersebut. Malnutrisi ibu, menginduksi adaptasi epigenetik pada keturunannya. Itu merupakan respons terhadap kondisi lingkungan mikro kehamilan dan menyusui yang tidak ideal. Dalam jangka panjang memantik timbulnya peradangan dan resistansi insulin, sebagai bibit awal diabetes.

Glukosa merupakan sumber energi utama sistem saraf pusat (SSP). Ketika ibu hamil (bumil) mengonsumsi gula berlebih, terjadilah hiperstimulasi SSP janin. Risiko anak mengalami hiperaktif, “perubahan suasana hati”, dan kecemasan pun meningkat. Gula juga menginduksi efek adiktif (kecanduan). Akibatnya semakin memperkuat hasrat mengonsumsi hidangan manis berikutnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan, sebaiknya asupan gula bumil kurang dari lima persen total kalori per hari. Namun realitasnya sering kali jauh melampaui persentase tersebut. Kontributornya berasal dari permen, kue, dan makanan/minuman ringan.

Riset juga mengungkap, asupan gula selama kehamilan berkorelasi dengan kenaikan berat badan bumil. Selain berdampak buruk pada janin, berisiko pula memantik komplikasi kehamilan. Misalnya kehamilan yang disertai diabetes, “keracunan kehamilan” (preeklamsia), dan kelahiran prematur.
WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif, setidaknya hingga bayi berusia enam bulan. Setelahnya, makanan pendamping ASI (MPASI) mulai diberikan. Pemberian ASI hingga dua tahun, dapat mencegah risiko berbagai penyakit. Contohnya, diabetes, beberapa penyakit autoimun, alergi, radang usus, dan penyakit kardiovaskuler. Tetapi potensi preventifnya tergantung pada unsur nutrisi yang terkandung dalam ASI. Padahal kualitas ASI, tergantung pada nutrisi ibu. Asupan gula berlebih, menjadi sumber utama glikotoksin dalam ASI. Dampaknya buruk bagi kesehatan bayi. Sebaliknya unsur protein dalam ASI, mampu meningkatkan kualitas kesehatan bayi.

Bagaimanapun juga ASI adalah nutrisi terbaik untuk bayi. Tetapi lebih patut lagi, jika dapat mengendalikan asupan gula selama hamil dan menyusui.
Apakah nantinya terbit rekomendasi baru terkait jumlah kandungan gula dalam susu formula ataupun MPASI, sebaiknya kita nantikan bersama.

—–o—–

*Penulis:

  • Staf pengajar senior di Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya
  • Magister Ilmu Kesehatan Olahraga (IKESOR) Unair
  • Penulis buku:
    – Serial Kajian COVID-19 (tiga seri)
    – Serba-serbi Obrolan Medis
    – Catatan Harian Seorang Dokter
Share This :

Ditempatkan di bawah: Kesehatan, update, wawasan Ditag dengan:Ari Baskoro, Kehidupan, Makna Gula, Pertama Kehidupan, Seribu Hari Pertama

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Maratua Jazz & Dive Fiesta 2025 Dimulai, Kolaborasi Irama dan Alam Tarik Ribuan Wisatawan

30 Juni 2025 By admin

Dua Gol Harry Kane Antar Bayern Muenchen Lolos ke Perempat Final Piala Dunia Antarklub 2025

30 Juni 2025 By admin

Jeff Bezos dan Lauren Sanchez Akhiri Pesta Pernikahan Megah Selama Tiga Hari di Venesia

30 Juni 2025 By admin

Membuka Pintu Keberkahan Rezeki, Belajar Dari Kisah Abdurrahman bin Auf RA

30 Juni 2025 By admin

Yoan Bonny Segera Bergabung dengan Inter Milan dari Parma

30 Juni 2025 By admin

Marc Marquez Juarai MotoGP Belanda 2025, Samai Rekor Giacomo Agostini

30 Juni 2025 By admin

Waspada Empat Hal yang Meracuni Hati

29 Juni 2025 By admin

Katy Perry Absen dari Pernikahan Jeff Bezos dan Lauren Sánchez

29 Juni 2025 By admin

Riuhnya Festival Kuda Tradisional Cibogo, Warisan Budaya Rakyat Sumedang

29 Juni 2025 By admin

Berjalan Lebih dari 100 Menit Sehari Bisa Kurangi Risiko Sakit Punggung Bawah Kronis

29 Juni 2025 By admin

Israel Keluarkan Perintah Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Tengah

29 Juni 2025 By admin

Tragedi Rinjani, Kemenparekraf Tegaskan Pentingnya Kepatuhan SOP Pendakian

29 Juni 2025 By admin

Makan Mangga Setiap Hari, Apa Dampaknya terhadap Kadar Gula Darah Anda?

29 Juni 2025 By admin

Wali Kota Surabaya Ajak Pelajar Teladani Bung Karno Lewat Tur Literasi

29 Juni 2025 By admin

Trump Sebut Gencatan Senjata di Gaza Mungkin Terjadi dalam Sepekan

29 Juni 2025 By admin

Remaja Suriah Didakwa Terkait Rencana Teror di Konser Taylor Swift di Wina

28 Juni 2025 By admin

BPH Kaji Masa Tinggal Jamaah Haji Jadi 30 Hari pada Musim Haji 1447 H

28 Juni 2025 By admin

Trump Kecam Khamenei, Ancam Akan Bombardir Iran Jika Lanjutkan Program Nuklir

28 Juni 2025 By admin

Ini Jadwal Lengkap 16 Besar Piala Dunia Antarklub 2025

28 Juni 2025 By admin

Jatim Siapkan 19 Lokasi Sekolah Rakyat, Salah Satunya di Jombang

28 Juni 2025 By admin

PBB: Israel Lakukan Genosida Lewat Kekerasan Reproduksi

28 Juni 2025 By admin

Kemendikti Saintek Bentuk Satgas Akselerasi Tambah Dokter

28 Juni 2025 By admin

Keutamaan dan Bacaan Niat Puasa Muharram, Tasu’a, dan Asyura

27 Juni 2025 By admin

Khamenei Bantah Klaim Trump: Kerusakan Fasilitas Nuklir Iran Dibesar-besarkan

27 Juni 2025 By isa

KPK Duga Korupsi Kuota Haji Khusus Terjadi pada 2023–2024

27 Juni 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Juli 2025
S S R K J S M
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031  
« Jun    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Robot K9 Tunjukkan Aksi Deteksi di HUT Ke-79 Bhayangkara
  • Prabowo: Polri Miliki Peran Vital Kawal Agenda Pembangunan Bangsa
  • Anafilaksis, Derajat Alergi Terberat Pemicu Kematian Tragis
  • KPK Jadwal Ulang Pemeriksaan Gubernur Jatim Khofifah Terkait Kasus Dana Hibah
  • Menlu Sugiono: Pengiriman 10 Ribu Ton Beras ke Gaza Terkendala Akses Masuk

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.