(Trigger.Id) – Gembili atau Dioscorea esculenta, mungkin belum banyak yang tahu bahwa tanaman bangsa umbi-umbkian tersebut memiliki potensi luar sebagai salah satu upaya Indonesia membangun daya saing yang kompetitif. Gembili yang mempunyai nama daerah uwi butul atau ubi jae. tanaman ini masuk kedalam familia Dioscoreaceaedisi.
Dulu umbi gembili hanya disajikan dalam bentuk apa adanya, dicuci, ditanak layaknya menanak nasi di dandang, lalu disajikan daam kondisi hangat atau dingin. Gembili adalah jenis Dioscorea yang telah lama dibudidayakan oleh masyarakat desa meski tidak secara massal. Umbi yang masih mentah jika dimakan rasanya gatal, tetapi jika direbus enak dan agak lekat seperti ketan. Daging umbi lunak namun jika diremas hancur seperti pasir. Gembili memiliki rasa yang enak sehingga disukai warga, namun tanaman ini biasanya ditanam dalam jumlah terbatas mengingat ketersediaan bibit yang sedikit dan umur panennya mencapai 7-9 bulan (Rumawas, 2004).
Daerah Asia Tenggara diketahui merupakan salah satu pusat budidaya gembili saat ini (terutama Papua Nugini). Gembili memiliki prospek yang bak untuk dibudidayakan di daerah Jawa, Madura, Bali, dan Sulawesi bagian selatam (Flach dan Rumawas, 1996).
Mengutip laman pp.nscpolteksby.ac.id, umbi gembili dapat menjadi makanan alternatife pengganti makanan pokok. Selain itu, jika sekarang banyak masyarakat tergiur terhadap potensi porang, namun gembili bisa sebagai pangan fungsional dan bahan diversifikasi pangan dalam bentuk tepung yang memiliki kadar antioksidan yang baik. Selanjutnya dapat digunakan untuk pembuatan beragam produk olahan modern seperti roti, kue kering (cookies), flakes, muffin, mie atau bihun dan juga sebagai bahan pembuatan es krim. Banyak bahan makanan di Indonesia tinggi karbohidrat penghasil energi bukan hanya nasi salah satunya adalah umbi yang mudah pengolahan dan enak. Macam-macam olahan umbi sebagai kudapan roti, muffin, jenang, getuk, dan sebagai makanan utama seperti mie, dan pasta. Selain ke depan umbi gembili dapat menjadi alternatif pengganti makanan pokok di Indonesia, gembili bisa ditingkatkan added value atau nilai tambahnya, sehingga jika diekspor akan memiliki competitive adventage keunggulan kompetitif yang tidak dimiliki negara-negara lain. (Ian)
Tinggalkan Balasan