• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Mencermati Skrining Kesehatan Calon Jamaah Haji (CJH) 2024

20 Desember 2023 by admin Tinggalkan Komentar

Ilustrasi jemaah haji antri periksa kesehatan. Foto: AI
Oleh: Ari Baskoro*

Pemerintah saat ini sedang mempersiapkan transformasi penyelenggaraan haji1445 H/2024M.Perubahan fundamental perlu dilakukan, terkait sisi memprihatinkan penyelenggaraan haji tahun 2023. Data Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama RI menyatakan, ada sebanyak 824 jamaah haji (JH) reguler yang wafat. Bila diperinci, sebanyak 752 JH wafat saat operasional haji. Ada 26 orang yang meninggal pasca operasional haji, dan 46 orang lainnya meninggal saat embarkasi/debarkasi haji. Dalam sejarah penyelenggaraan haji Indonesia, angka-angka tersebut merupakan rekor yang sangat menyedihkan.

Lonjakan angka kematian tersebut, tidak lepas dari proporsi JH berisiko tinggi. Saat itu dari total 210.680 JH reguler, sebanyak 73,72 persennya tergolong dalam risiko tinggi (risti). Latar belakangnya karena mereka berusia lebih dari 60 tahun (lansia), dan atau JH yang  memiliki penyakit kronik yang sudah diidapnya sebelum pemberangkatan haji. Masalah tersebut memerlukan pendekatan dan antisipasi yang saksama. Meski telah mengusung jargon “Haji Ramah Lansia”, segala persiapan antisipatif seolah kandas dengan banyaknya JH yang wafat. Lansia juga membawa risiko terjadinya demensia (pikun).Dampaknya ada tiga JH yang “hilang”, saat puncak ibadah haji di Armuzna (Arafah, Muszdalifah, dan Mina).

Data Pusat Kesehatan Haji Indonesia Kementerian Kesehatan RI, perlu dicermati. Sepanjang tahun 2010-2022, tingkat kematian JH negara kita mencapai 2,07 per mil. Proporsi tersebut meningkat tajam tahun 2023 yang mencapai 3,5 per mil.

Problema medis JH Indonesia

Dari tahun ke tahun setiap penyelenggaraan haji, penyakit kardiovaskuler selalu mendominasi morbiditas dan mortalitas JH Indonesia. Penyakit itu menyebabkan sebanyak 64 persen harus dirawat di ICU, serta mengakibatkan 46 – 66 persen kematian JH di rumah sakit Arab Saudi (MahmoudGaddoury, 2023). Beberapa kondisi menjadi latar belakang penyebabnya. Adanya komorbiditas (bertambahnya usia, diabetes, hipertensi,kadar lemak darah yang tinggi, gangguan fungsi ginjal), merupakan faktor risiko terbanyak.

Peringkat berikutnya penyebab kematian adalah penyakit saluran napas.Proporsinya mencapai 33 persen kasus. Pneumonia (radang paru) dan tuberkulosis, berkontribusi utama  sebagai penyebabnya. Kedua penyakit itu akan semakin memantik  fatalitas, bila terjadi pada seseorang yang memiliki komorbiditas. Kelelahan disebut sebagai pemicu utama derajat beratnya semua penyakit tersebut. Nutrisi yang kurang, suhu ekstrem, indeks paparan ultra violet yang tergolong tinggi, dan faktor kelembaban udara, menempati urutan  berikutnya. Di sisi lain, penularan penyakit infeksi, sangat berkaitan dengan kerumunan yang terjadi selama berlangsungnya ibadah haji.

Jenis penyakit infeksi lainnya, tercatat sebagai penyebab tertinggi kunjungan JH di poliklinik ataupun di instalasi rawat darurat rumah sakit setempat. Meski demikian, kontribusinya terhadap pemicu kematian, tidak sebanding dengan penyakit kardiovaskuler atau pernapasan. Semua kematian yang didata, menunjukkan rasio perbandingan laki-laki  jauh melampaui perempuan. Dari seluruh negara yang mengirimkan JH-nya, Indonesia selalu menempati urutan pertama dalam jumlah angka kematian. Selanjutnya disusul India (satu per mil), Pakistan, Mesir, Bangladesh, Turki, dan Iran. Angka kematian JH negara jiran Malaysia, bisa dibilang sangat minim.Tercatat hanya 0,3 per mil.

Transformasi skrining kesehatan

Ada perbedaan prinsip skrining kesehatan saat ini dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pada musim haji 2024, status kesehatan merupakan prasyarat utama pelunasan Biaya Perjalanan Haji(BIPIH). Sebelumnya, prosedur tersebut terbalik. Meski rasional dari sisi istitha’ah kesehatan, kebijakan tersebut bisa berdampak mengecewakan bagi sebagian CJH. Pasalnya mereka sudah mengantre puluhan tahun, namun diprediksi akan gagal dalam skrining kesehatan.

Pada penyelenggaraan haji 1445 H/2024 M, negara kita mendapatkan kuota tambahan sebanyak 20 ribu orang. Total Indonesia akan mengirimkan 241 ribu JH. Terdiri dari 221.720 JH reguler dan sebanyak 19.280 orang haji khusus. Sebaliknya jumlah petugas hajinya justru tidak seimbang, bila dibandingkan pada tahun sebelumnya. Semula pada tahun 2023, ada 4600 petugas.Nantinya JH “hanya” dilayani oleh 4400 petugas. Melihat komposisi tersebut, tersirat bahwa JH nantinya harus lebih “mandiri” dalam banyak hal. Termasuk soal kesehatan.

Segmen CJH lansia pada 2024, akan semakin meningkat. Pada penyelenggaraan tahun 2023, ada sekitar 67 ribu JH yang tergolong lansia. Tahun 2024 nanti,  proporsinya akan meningkat menjadi sekitar 30 persen (lebih dari 72 ribu CJH). Diprediksi, persentase tersebut akan terus meningkat dari tahun ke tahun berikutnya. Hal itu tak terhindarkan. Pasalnya, masa tunggu CJH di tanah air, bisa antara 15 – 45 tahun. Mayoritas CJH reguler,mendaftarkan diri saat usia matang. Biayanyapun, diupayakan secara ekstra melalui menabung. Bahkan pada banyak kasus, harus rela “mengorbankan” biaya kesehatan ataupun biaya hidup sehari-hari, demi bisa berangkat haji. Tidak mengherankan CJH negara kita pada akhirnya bisa menunaikan ibadah haji, dalam kondisi lansia dengan tingkat kebugaran/kesehatan yang kurang optimal. Meningkatnya usia, selalu dibarengi dengan risiko munculnya penyakit-penyakit kronis, termasuk demensia.

Sama seperti prosedur tes kesehatan pada tahun-tahun sebelumnya, nantinya CJH akan menjalani skrining kesehatan. Tujuannya untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya penyakit tertentu.Selanjutnya akan dinilai kelayakannya dalam menjalankan ibadah haji. Ada pula evaluasi  tambahan berupa pemeriksaan kognitif, kesehatan mental, dan kemampuan melakukan aktivitas harian secara mandiri. Skrining kesehatan yang optimal,mestinya mampu mengidentifikasi beberapa kondisi medis yang berisiko memicu morbiditas. Tetapi berdasarkan data penyelenggaraan haji 2023, ada sebanyak 333 JH (42,9 persen) yang wafat, tetapi tidak tergolong risti. Artinya, skrining kesehatan gagal mendeteksinya secara dini.

Skrining kesehatan pertama, memberi kesempatan pada CJH untuk berobat, agar dapat lolos pada pemeriksaan kesehatan berikutnya. Tetapi ada kendala yang patut diperhitungkan. Tidak semua daerah di Indonesia memiliki kualifikasi yang sama, dalam peralatan dan tenaga medis yang berkompeten untuk keperluan tersebut. Konsekuensinya pembiayaan sisi kesehatan, bisa berbeda di setiap daerah. Sementara ini belum ada skema pembiayaannya  yang akan ditanggung oleh pihak asuransi tertentu. Dampaknya bagi CJH, BIPIH yang semakin mahal,akan semakin terbebani dengan keperluan skrining dan biaya kesehatan lainnya.

——o—–

*Penulis :
Staf pengajar senior di:
Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya

Anggota Advisory Board Dengue Vaccine

Penulis buku:
* Serial Kajian COVID-19 (sebanyak tiga seri)
* Serba-serbi Obrolan Medis

Share This :

Ditempatkan di bawah: Kesehatan, Tips, update Ditag dengan:(CJH) 2024, calon jamaah haji, Calon Jamaah Haji (CJH) 2024, Skrining Kesehatan

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Yovie Widianto: Musik adalah Berkah, Bukan Sekadar Royalti

15 Agustus 2025 By admin

Rumah Sejarah Rengasdengklok: Jejak Tekad Menuju Kemerdekaan

15 Agustus 2025 By admin

Ketua MPR: Sekolah Rakyat Wujud Pemerataan Pendidikan di Indonesia

15 Agustus 2025 By admin

Pro-Kontra Larangan Pemutaran Lagu Indonesia di Kafe & Restoran, Adakah Titik Temunya?

14 Agustus 2025 By admin

Cek Kesehatan Gratis Siswa, Pintu Masuk Efisiensi Anggaran MBG

14 Agustus 2025 By admin

Menapaki Jejak Sejarah Candi Cetho di Lereng Gunung Lawu

14 Agustus 2025 By admin

Hari Kebaya Nasional 2025, Mantan Ibu Negara Raih Penghargaan Ikon Pelestari Kebaya

14 Agustus 2025 By admin

Kemenag Dukung Percepatan Transisi Penyelenggaraan Haji ke BP Haji

14 Agustus 2025 By admin

Jalan Menuju Akrab dengan Allah

13 Agustus 2025 By admin

Wali Kota Surabaya Ajak ASN dan Warga Wujudkan Kampung Pancasila

13 Agustus 2025 By admin

Prabowo Tekankan Birokrasi yang Praktis, Terukur, dan Akuntabel

13 Agustus 2025 By admin

KPK Dalami Proses Pembuatan SK Menag Terkait Pembagian Kuota Haji 2024

13 Agustus 2025 By admin

Menkes Pastikan Program Cek Kesehatan Gratis Pelajar Jangkau Daerah Terpencil

12 Agustus 2025 By admin

Benjamin Sesko Yakin Manchester United Segera Bangkit

12 Agustus 2025 By admin

Palestina Serukan Solidaritas Global untuk Lindungi Jurnalis Gaza

12 Agustus 2025 By admin

Chelsea Bungkam AC Milan 4-1 di Laga Pramusim Stamford Bridge

11 Agustus 2025 By admin

Pentingnya Menjaga Kehormatan Diri dalam Pandangan Islam

11 Agustus 2025 By admin

Minuman Penenang: Benarkah Efektif atau Sekadar Janji Manis?

11 Agustus 2025 By admin

Empat Jurnalis Al Jazeera Tewas dalam Serangan Israel di Dekat RS Al-Shifa

11 Agustus 2025 By admin

Netanyahu Pertahankan Rencana Kendalikan Gaza, Israel Dikecam di PBB

11 Agustus 2025 By admin

Kirana Children Choir Harumkan Indonesia, Raih Emas di A Voyage of Songs 2025 Thailand

10 Agustus 2025 By admin

Mensos Pastikan Pengadaan Laptop untuk Sekolah Rakyat Transparan dan Bebas Korupsi

10 Agustus 2025 By admin

Nasi Hangat vs Nasi Dingin: Mana Lebih Sehat?

10 Agustus 2025 By admin

Manchester United Resmi Rekrut Striker Muda Benjamin Sesko dari RB Leipzig

10 Agustus 2025 By admin

Menjaga Kelestarian Rusa Timor: Kado Manis untuk Masa Depan Konservasi

10 Agustus 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Agustus 2025
S S R K J S M
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031
« Jul    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Hamas Tolak Rencana Israel Relokasi Warga Gaza, RI Bantah Ikut Berunding
  • Teman dalam Genosida: Jejak Rekat Hubungan Serbia–Israel
  • Gol Tunggal Calafiori Bawa Arsenal Taklukkan Manchester United di Old Trafford
  • Alicia Silverstone: Ratu ’90-an yang Kembali Bersinar
  • Bayern Muenchen Juara Piala Super Jerman 2025 Usai Kalahkan Stuttgart

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.