Kabupaten Agam (Trigger.id) – Halal Tourism Hub Buya Hamka adalah sebuah proyek percontohan pariwisata ramah Muslim (PRM) yang terletak di Sungai Batang, tepi Danau Maninjau, Sumatera Barat. Proyek ini bertujuan untuk mengembangkan sektor pariwisata halal sekaligus mendukung ekonomi lokal melalui pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berbasis produk halal.
Proyek ini digagas oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Lembaga Wakaf MUI, dengan dukungan Bank Indonesia dan pemerintah Kabupaten Agam. Selain menjadi pusat informasi pariwisata halal, Halal Tourism Hub juga dirancang untuk mempromosikan gagasan dan karya tokoh nasional, Buya Hamka, yang dikenal sebagai ulama besar dan Ketua MUI pertama. Keberadaan museum Buya Hamka di dekat lokasi semakin menambah daya tariknya sebagai destinasi wisata sejarah dan religi.
Pembangunan ini tidak hanya bertujuan sebagai destinasi wisata baru tetapi juga untuk memperkuat ekosistem ekonomi syariah. Proyek ini diharapkan dapat menarik wisatawan domestik dan mancanegara, terutama dari negara-negara tetangga seperti Malaysia, serta memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar. Salah satu prioritasnya adalah melestarikan lingkungan Danau Maninjau dengan kegiatan yang lebih ramah lingkungan.
Dengan visi menjadi ikon nasional, Halal Tourism Hub Buya Hamka diharapkan menjadi model pengembangan pariwisata ramah Muslim di Indonesia dan dapat direplikasi di berbagai daerah lainnya.
Halal Tourism Hub Buya Hamka di kawasan Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, dirancang sebagai pusat pariwisata ramah Muslim yang juga menonjolkan nilai-nilai sejarah dan budaya lokal. Selain menjadi pusat informasi pariwisata halal, hub ini mempromosikan produk UMKM halal dan melestarikan lingkungan sekitar Danau Maninjau.
Beberapa benda bersejarah yang dapat ditemukan di sekitar lokasi ini terkait erat dengan sosok Buya Hamka, seorang tokoh nasional dan ulama besar. Salah satu destinasi pendukung utama adalah Museum Buya Hamka, yang menyimpan koleksi buku, manuskrip, dan barang pribadi Buya Hamka yang mencerminkan perjalanan hidupnya sebagai ulama, penulis, dan tokoh perjuangan.
Hub ini juga menjadi tempat untuk memperingati tokoh lain dari kawasan tersebut, seperti Buya AR Sutan Mansur, Syech Muhammad Amrullah, dan Rangkayo Rasuna Said. Fokusnya tidak hanya pada wisata, tetapi juga sebagai pusat edukasi sejarah dan budaya Islam.
Ke depan, proyek ini direncanakan mencakup fasilitas tambahan seperti galeri produk lokal, amfiteater budaya, dan kafe yang mendukung konsep wisata halal dan ramah lingkungan. (bin)
Tinggalkan Balasan