
“Dari ayat tersebut menegaskan bahwa iman tersebut bukan hanya diucapkan di lisan, tetapi harus merasuk sampai ke hati.”
Oleh: Ustadz Adi Hidayat

Kalau iman kita ingin kuat, yang pertama kita harus yakin dan jangan ragu. Yakin ini urusan hati, sehingga tidak bisa main-main. Yakin itu amalan hati, ketika iman itu hanya di lisan maka masih perlu dipertanyakan.
Ada satu kisah yang tertulis dalam Al Quran, serombongan orang Arab datang kepada Rasulullah Saw.
۞ قَالَتِ ٱلْأَعْرَابُ ءَامَنَّا ۖ قُل لَّمْ تُؤْمِنُوا۟ وَلَٰكِن قُولُوٓا۟ أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ ٱلْإِيمَٰنُ فِى قُلُوبِكُمْ ۖ وَإِن تُطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ لَا يَلِتْكُم مِّنْ أَعْمَٰلِكُمْ شَيْـًٔا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Artinya: Orang-orang Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman”. Katakanlah: “Kamu belum beriman, tapi katakanlah ‘kami telah tunduk’, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Al Hujurat 14).
Dari ayat tersebut menegaskan bahwa iman tersebut bukan hanya diucapkan di lisan, tetapi harus merasuk sampai ke hati. Jika hanya di lisan seseorang masih bisa berubah-ubah.
Namun iman juga perlu diucapkan karena syarat orang masuk Islam juga harus mengucapkan dua kalimat syahadat dengan lisannya.
Jika iman sudah masuk ke hati, mengerjakan apa saja terasa gampang dan ringan. Bahkan Allah belum memanggil atau memerintahkan shalat (adzan) bagi pemilik iman yang sudah sampai di hati sudah menunggu-nunggu kapan waktunya shalat.
Sebaliknya jika iman masih belum sampai di hati, jangankan menunggu perintah shalat, waktu shalat sampai habis pun ia tidak merasa salah. Shalat Jumat menunggu khutban kedua selesai atau menunggu sampai iqomat baru datang ke masjid, padahal khutbah Jumat itu sangat penting.
Orang yang beriman harus yakin terhadap semua ketentuan Allah. Allah menyuruh kita shalat kita harus yakin, menyuruh zakat, memerintahkan haji, puasa, sedekah dan berbagai macam ibadah lainnya, jawabannya satu YAKIN.
Tidak ada tawar-menawar terhadap semua perintah agama, karena iman kita sudah merasuk sampai ke dalam hati tadi. Semua ketentuan Allah harus kita taati.
Kemudian yang kedua agar pondasi iman kita kuat, harus ada komitmen dalam hati kita, bahwa kita hanya mengerjakan semua perintah Allah dan meninggalkan semua larangan-Nya. Karena dalam beragama hanya dua hal pokok tersebut, yakni mengerjakan semua yang diperintah dan meninggalakn semua yang dilarang.
Tinggalkan Balasan