Surabaya (Trigger.id) – Malam kian larut dan sebentar lagi akan berganti hari. Hilir mudik pedagang sudah mulai ramai, satu per satu menata barang dagangannya. Meskipun semua berdagang komoditas yang hampir atau bahkan sama, tetapi satu dengan lainnya tetap enjoy dan selalu semangat menyambut pelanggan masing-masing.
Itulah sekilas pemandangan yang tampak setiap malam jelang dini hari hingga pagi, di Pasar Kembang (Sentra Pasar Kue) Surabaya.
Pasar tematik, itulah sebutan paling pas untuk sebuah pasar yang hanya memperdagangkan barang atau komoditas tertentu. Semisal pasar jajanan Pasar Kembang Surabaya. Selain di Pasar Kembang, Surabaya juga memiliki banyak pasar tematik lainnya.
Sentra Jajanan Pasar Kembang. Meskipun jam buka dini hari sampai pagi saja, tetapi omset harian bisa mencapai ratusan juta bahkan sampai miliaran rupiah. Pasar tematik yang terintegrasi dengan kebutuhan warga itu potensial sekali. Pasar kue di Pasar Kembang omzetnya luar biasa meskipun hanya buka 4 sampai 5 jam saja.
Kemudian Pasar Ikan Pabean. Dharapkan hadir dalam nuansa yang sama. Hambatan pada pasar ikan adalah bau anyir ikan.
“Meskipun bau ikan ini khas, tapi ada juga kastamer yang tidak tahan pada aroma ini,” kata Freddy H. Istanto Dosen di Fakultas Industri Kreatif Universitas Ciputra.
Perlu cara-cara kreatif untuk menyamarkan aroma tersebut. Bisa dipadukan dengan layanan ikan bakar atau goreng yang aromanya bisa mengundang kastamer sekaligus menutup aroma-aroma tidak sedap lainnya.
Lalu Pasar Ikan Hias Gunungsari. Dilatar belakangi dengan suara gemercik air dan pecahnya gelembung-2 udara. “window display”nya memang bermodal akurium dengan nuansa keindahan bawah air yang harus digali. Disamping ikan-ikan hias yang jadi komodotas utama, dekorasi akuarium atau tanaman, karang, ornamen-ornamen penghias juga dihadirkan sebagai daya Tarik.
Pasar Burung Bratang. Ketika suara menjadi pemicu, maka kehadiran suara burung menjadi latar yang menarik. Pasar ini harus menjaga kebersihan agar aroma bau kotoran burung tidak mengganggu kenyamanan kastamer.
“Sangkar berbasis bentuk-bentuk tradisional tidak boleh mandek dalam desain-desain lama, dibutuhkan inovasi dan kreatifitas baru agar bisa menjawab kekinian,” Terang Freddy.
Belum lagi Pet Shop dan Fauna eksotik hadir di beberapa sudut Mall modern. Mereka juga punya salon/grooming untuk fauna-fauna cute mereka. Masing-masing unit yang perlu mendapat perhatian, desain ruang dalamnya terkadang dilupakan, sehingga kenyamanan kastamer terabaikan.
Tidak dipungkiri, jika pasar-pasar tematik tersebut ditata lebih bagus lagi dengan tidak meninggalkan cara tradisional mereka bertransaksi, bukan tidak mungkin akan mampu menjadi daya ungkit kebangkitan ekonomi di Surabaya pasca pandemi.
Menurut Freddy, pasar hadir dengan semangat kekinian. Pedagang mempertahankan kualitas dagangan, kejujuran, kreatif dalam memasarkan (bentuk kemasan/pembungkus yg keren), menata dagangan rapi, indah dan kreatif, menjaga kebersihan (penjual menggunakan sarung tangan), mempertahankan cara-cara unik berbasis tradisi namun tidak ketinggalan zaman (memanfaatkan teknologi digital dalam transaksi). (ian)
Tinggalkan Balasan