

Kepedulian merupakan salah satu nilai penting yang seharusnya dimiliki generasi muda, terutama di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan perubahan sosial. Sepandai atau sehebat apapun kemampuan akademik dan keterampilan yang dimiliki, jika tidak diiringi dengan kepedulian sosial, ilmu tersebut tidak akan bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
Sementara itu, sedekah adalah bagian dari bentuk kepedulian. Namun Imam Al-Ghazali menekankan bahwa sedekah tidak terbatas pada aspek material. Setiap orang, apa pun kondisinya, bisa bersedekah dengan apa yang ia miliki—baik ilmu, tenaga, akhlak, maupun kebaikan kecil lainnya. Konsep ini mengajarkan bahwa menjadi bermanfaat dan berbuat baik tidak memerlukan kekayaan, tetapi hanya niat tulus dan komitmen untuk berbagi dalam berbagai bentuk.
Inilah beberapa alasan mengapa kepedulian penting bagi Gen Z:
- Menumbuhkan Rasa Empati dan Solidaritas
Kepedulian mendorong mereka untuk lebih memahami perasaan dan kebutuhan orang lain. Generasi muda yang peduli akan lebih peka terhadap masalah sosial dan mau berkontribusi. - Menciptakan Lingkungan Sosial yang Harmonis
Sikap peduli membantu menciptakan lingkungan yang saling mendukung dan menghargai. Ini sangat penting agar masyarakat tidak hanya fokus pada pencapaian pribadi tetapi juga kemajuan bersama. - Mencegah Individualisme Berlebihan
Di era media sosial, banyak anak muda lebih fokus pada diri sendiri dan citra pribadi. Kepedulian dapat melawan kecenderungan ini dengan mendorong keterlibatan aktif dalam komunitas. - Memaksimalkan Ilmu untuk Kemaslahatan
Ilmu atau keterampilan tanpa praktik sosial menjadi sia-sia. Kepedulian membuat generasi muda memanfaatkan apa yang mereka pelajari untuk membantu orang lain dan memberi manfaat kepada masyarakat. - Membangun Karakter yang Kuat
Kepedulian bukan hanya tentang membantu orang lain tetapi juga membentuk karakter yang bertanggung jawab, rendah hati, dan penuh kasih sayang.
Rasulullah SAW bersabda:
نِعْمَ النَّاسُ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain.” (HR. Thabrani)
Makna Kontekstual Hadits
- Manusia Bernilai karena Memberi Manfaat
Hadits ini menekankan bahwa derajat seseorang tidak diukur hanya dari status, ilmu, atau kekayaannya, tetapi sejauh mana ia memberi manfaat kepada orang lain. Ini menunjukkan bahwa Islam sangat menghargai kontribusi positif bagi masyarakat. - Kepedulian Sosial sebagai Wujud Iman
Dalam Islam, iman yang kuat harus tercermin dalam amal nyata, seperti membantu orang yang membutuhkan, berbuat kebaikan, dan peduli terhadap lingkungan sosial. Amal ini bisa berupa materi maupun non-materi, seperti ilmu, tenaga, atau perhatian. - Kebermanfaatan dalam Berbagai Bentuk
Manfaat bagi orang lain tidak hanya berupa pemberian harta. Berbagi ilmu, memberikan nasihat yang baik, atau sekadar menjadi pribadi yang ramah juga termasuk dalam konsep “bermanfaat”. Hal ini mengajarkan bahwa setiap orang, dalam keterbatasannya, bisa memberi kebaikan kepada sekitarnya. - Menghindari Sikap Individualisme
Hadits ini juga mengingatkan agar manusia tidak hidup hanya untuk diri sendiri. Di tengah zaman yang kian individualis, menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain adalah bentuk ibadah dan bagian dari menjaga hubungan sosial yang baik. - Kontribusi dalam Kecil dan Besar
Tidak semua orang harus melakukan kebaikan dalam skala besar untuk dianggap bermanfaat. Perbuatan kecil seperti menolong tetangga atau mendukung teman yang sedang kesulitan sudah termasuk dalam ajaran ini.
Hadits ini memotivasi umat Islam untuk aktif dalam lingkungan sosial, menyadari bahwa kebermanfaatan merupakan tanda keimanan dan jalan menuju ridha Allah SWT. Dengan menjadi pribadi yang bermanfaat, manusia bukan hanya memberi dampak bagi sesama tetapi juga mengangkat derajatnya di sisi Allah dan manusia.
—000—
*Dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam (STIDKI) Ar Rahma Surabaya
Tinggalkan Balasan