

Pola asuh dalam keluarga Muslim bertujuan untuk membentuk anak-anak dan keturunan kita selanjutnya yang berakhlak mulia, beriman, dan berilmu. Salah dalam mempola dan mengasuh akan menjadikan bencana bagi kita, tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat kelak. Sebagai orang tua kita akan dimintai pertanggungjawaban terhadap anak-anak dan keturunan kita.
Karena itu Nabiyullah Ibrahim As., sangat detail bagaimana dia mempersiapkan pola asuh yang baik bagi keluarga dan putra-putranya serta keturunannya. Rabbi Habli Minasshalihin, berilah kami keturunan yang shalih. Inilah doa Ibrahim yang sering kita lafalkan. Selain itu, meskipun Ibrahim belum diberi keturunan hingga usia lanjut, namun beliau terus berdoa dan tidak lelah memohon.
Dalam mengatur pola asuh, hal pertama yang harus kita lakukan adalah memilih pasangan hidup. Dalam Islam ini adalah proses yang sangat penting dan sakral.
Memilih pasangan hidup adalah keputusan besar yang mempengaruhi masa depan seseorang. Oleh karena itu, mengikuti panduan-panduan ini dapat membantu memastikan bahwa pilihan yang diambil adalah yang terbaik menurut ajaran Islam. Kesamaan dalam hal nilai-nilai, tujuan hidup, dan visi keluarga dapat membantu menghindari konflik di masa depan. Meskipun perbedaan bisa diatasi, memiliki kesamaan dasar sangat penting.
Peran dan kedudukan doa
Dalam pola asuh keluarga, jangan sampai lepas dari doa. Doa adalah sarana untuk meminta petunjuk (hidayah) dari Allah SWT. Setiap Muslim dianjurkan untuk berdoa agar diberikan petunjuk dalam menentukan jalan hidup yang benar dan sesuai dengan kehendak-Nya.
Doa memberikan ketenangan hati dan ketenteraman jiwa. Dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan tantangan dan ujian, berdoa kepada Allah memberikan kekuatan spiritual dan mental untuk tetap teguh pada tujuan hidup yang telah ditetapkan.
Kita dianjurkan untuk berdoa memohon kemudahan dan kesuksesan dalam mencapai tujuan hidup mereka. Doa ini mencakup permohonan untuk rezeki yang halal, ilmu yang bermanfaat, dan perlindungan dari segala bentuk keburukan.
Membangun akidah sebagai pondasi
Meletakkan tatanan akidah sejak dini kepada keluarga sangat penting dalam membentuk dasar keimanan dan kehidupan yang Islami. Mulailah dengan mengenalkan konsep tauhid, yaitu keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah. Ajaran dasar tentang rukun iman dan rukun Islam harus diajarkan sejak anak-anak masih kecil.
Anak-anak belajar banyak dari orang tua mereka. Oleh karena itu, orang tua harus menjadi teladan yang baik dalam hal keimanan dan ibadah. Melakukan sholat lima waktu, membaca Al-Quran, dan menunjukkan perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam akan membantu anak-anak memahami pentingnya akidah dalam kehidupan sehari-hari.
Surah At-Tahrim, Ayat 6:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Menata dan menyiapkan kehidupan anak keturunan
Nabi Ibrahim AS memberikan contoh yang luar biasa dalam menata kehidupan anak keturunannya melalui pengajaran tauhid, memberikan teladan dalam ibadah, membangun Ka’bah, berdoa untuk keturunannya, dan memberikan pendidikan serta nasihat yang baik. Langkah-langkah ini dapat menjadi panduan bagi setiap Muslim dalam mendidik dan menata kehidupan anak-anak mereka agar tetap dalam iman dan ketaatan kepada Allah SWT.
Nabi Ibrahim AS memberikan nasihat yang baik dan bijaksana kepada anak-anaknya. Beliau menanamkan nilai-nilai keimanan, ketakwaan, dan ketaatan kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari anak-anaknya.
Surat Al-Baqarah Ayat 132
وَوَصَّىٰ بِهَآ إِبْرَٰهِۦمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَٰبَنِىَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصْطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Artinya: Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”.
Keteladanan dalam pola asuh keluarga muslim
Keteladanan dalam pola asuh keluarga Muslim sangat penting dalam membentuk karakter dan keimanan anak-anak. Berikut adalah beberapa aspek keteladanan yang dapat diterapkan dalam pola asuh keluarga Muslim:
1. Menjadi Teladan dalam Ibadah
- Sholat: Orang tua harus menunjukkan konsistensi dalam melaksanakan sholat lima waktu. Anak-anak akan lebih termotivasi untuk meniru kebiasaan ini jika mereka melihat orang tua mereka sholat tepat waktu dan dengan khusyuk.
- Membaca Al-Quran: Membaca Al-Quran secara rutin di rumah, baik secara individu maupun bersama keluarga, dapat menjadi contoh yang baik. Anak-anak akan terdorong untuk membaca dan memahami Al-Quran.
- Doa dan Dzikir: Mengajarkan dan melakukan doa serta dzikir setiap hari, baik secara pribadi maupun bersama keluarga, dapat memperkuat hubungan spiritual anak-anak dengan Allah.
2. Akhlak Mulia dan Sopan Santun
- Saling Menghormati: Menunjukkan sikap saling menghormati antara orang tua dan anak-anak, serta antara anggota keluarga lainnya. Misalnya, menghormati orang tua, menghargai pendapat, dan bersikap lembut.
- Jujur dan Amanah: Menanamkan nilai-nilai kejujuran dan amanah dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua bisa memberikan contoh dengan bersikap jujur dalam segala hal, termasuk dalam pergaulan dan pekerjaan.
3. Pendidikan Akhlak dan Etika
- Berbicara dengan Santun: Mengajarkan anak untuk berbicara dengan santun dan tidak mengucapkan kata-kata kasar atau menyakitkan. Menggunakan bahasa yang baik dan penuh hikmah.
- Menjaga Kebersihan dan Kerapian: Mencontohkan pentingnya menjaga kebersihan diri, rumah, dan lingkungan sekitar. Misalnya, selalu membersihkan diri setelah makan, menjaga kebersihan kamar, dan merawat lingkungan sekitar rumah.
4. Pendidikan Akidah dan Iman
- Mengajarkan Tauhid: Menanamkan keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang patut disembah. Memberikan penjelasan tentang rukun iman dan rukun Islam secara sederhana dan mendalam.
- Kisah Nabi dan Sahabat: Mengisahkan kisah-kisah para nabi dan sahabat yang penuh teladan untuk memperkuat iman dan akhlak anak-anak. Cerita-cerita ini bisa diambil dari Al-Quran dan hadits.
5. Kehidupan Sosial dan Kemasyarakatan
- Berbuat Baik kepada Sesama: Mencontohkan sikap tolong-menolong, empati, dan kasih sayang kepada tetangga, teman, dan masyarakat sekitar. Misalnya, membantu tetangga yang membutuhkan atau terlibat dalam kegiatan sosial.
- Mengajarkan Kepedulian Lingkungan: Mendidik anak untuk mencintai dan menjaga lingkungan, seperti menanam pohon, tidak membuang sampah sembarangan, dan menjaga kebersihan sekitar.
6. Kedisiplinan dan Tanggung Jawab
- Menepati Janji: Menunjukkan pentingnya menepati janji dan komitmen, baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat.
- Tanggung Jawab dalam Tugas: Memberikan tanggung jawab kepada anak sesuai dengan usia mereka, seperti membantu pekerjaan rumah, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, atau menjalankan tugas sekolah dengan baik.
7. Menghargai Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
- Mendorong Belajar: Menanamkan minat dan semangat belajar, baik ilmu agama maupun ilmu umum. Menjadi contoh dengan terus belajar dan mengembangkan diri.
- Menghargai Guru dan Pembimbing: Mengajarkan anak untuk menghormati guru, ustaz, dan orang yang memberi nasihat atau bimbingan.
8. Membangun Keharmonisan dan Cinta Kasih
- Keluarga Bahagia: Menjaga keharmonisan dalam rumah tangga dengan saling mencintai, menghormati, dan mendukung satu sama lain. Mengajarkan anak untuk saling mencintai dan menyayangi antar saudara.
- Mengadakan Waktu Berkualitas: Mengalokasikan waktu khusus untuk beraktivitas bersama keluarga, seperti makan bersama, bermain, atau berlibur. Ini akan mempererat ikatan keluarga dan memberikan kenangan indah bagi anak-anak.
Contoh Praktis:
- Mengajak Anak ke Masjid: Membawa anak ke masjid untuk sholat berjamaah, terutama pada sholat Jumat atau sholat tarawih.
- Membaca Al-Quran Bersama: Mengatur waktu untuk membaca Al-Quran bersama anak-anak, baik di pagi hari maupun malam hari.
- Berbincang Tentang Kehidupan: Menyempatkan waktu untuk berbincang santai dengan anak-anak tentang kehidupan, agama, dan impian mereka.
Dengan menerapkan keteladanan ini, orang tua dapat membimbing anak-anak untuk tumbuh menjadi individu yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia, serta menjadi umat yang berguna bagi agama, keluarga, dan masyarakat.
—000—
*Pengasuh Pesantren Al Quran Nurul Falah Surabaya
Tinggalkan Balasan