• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Populasi Mikroba Usus, “Investasi” Kesehatan Lansia

4 Juni 2025 by admin Tinggalkan Komentar

Ilustrasi Mikrobiota usus berbeda antara populasi yang lebih muda dan yang lebih tua. Foto: vitafoodsinsights
Oleh: Ari Baskoro*

Usia harapan hidup (UHH) penduduk Indonesia semakin meningkat. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, UHH negara kita mencapai 72,39 tahun. Selain mencerminkan perbaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), meningkatnya populasi lansia memantik tantangan baru. Utamanya dalam menghadapi munculnya problem sosial dan medis “khas” lansia. 

Bertambahnya usia seseorang adalah suatu keniscayaan. Tapi sebaliknya wajar, jika berbagai fungsi organ tubuh akan menurun secara bertahap. Kualitas hidup lansia, sangat relevan dengan upaya optimalisasi faal organ tersebut. Pada hakikatnya pemeliharaan kesehatan lansia, merupakan “investasi” besar yang dilakukan sejak usia dini. 

Sistem imun mengambil peran penting pada mekanisme berbagai penyakit. Baik yang mendasari penyakit tidak menular (PTM), ataupun penyakit menular (PM). Kemunduran sistem imun lansia (immunosenescence), berdampak memicu peradangan. Kondisi itulah yang melatarbelakangi pola morbiditas dan mortalitas suatu penyakit. Contohnya pada PTM, seperti kanker, diabetes, penyakit autoimun, kardiovaskuler, dementia/pikun, dan kecemasan. Immunosenescence juga memantik kerentanan terhadap paparan infeksi, baik menular ataupun tidak menular. Respons terhadap vaksinasi pun, tidak akan optimal. 

Baca juga: Benarkah Kanker Usus Besar Semakin Banyak Menyasar Gen Z?

Mikroba usus 

Mayoritas sistem imun manusia terdapat pada saluran cerna. Peranannya amat kompleks. Bahkan sangat mengagumkan. Misalnya pada saat yang bersamaan, sistem imun pencernaan harus mampu membedakan berbagai macam pajanan sekaligus. Baik yang berpotensi sebagai “lawan” (mikroba patogen), ataupun sebagai “kawan” (mikroba “baik”, unsur nutrisi). Bila sensornya terganggu, substansi normal dalam makanan bisa berubah menjadi “lawan” yang berbahaya. Bahkan bisa berdampak fatal. Contohnya pada kasus alergi makanan yang berat (anafilaksis). 

Sejak manusia dilahirkan hingga mencapai lansia, terjadi perubahan dinamis populasi mikroba usus. Ada mikroba “baik”. Ada pula paparan mikroba “jahat” (patogen). Mikroba “baik” bersifat komensal. Artinya hidup bersimbiosis dengan lapisan saluran cerna (mukosa), tanpa menimbulkan penyakit. Fungsi utamanya justru “melatih”, serta mempercepat pematangan sistem imun. Induksinya terjadi sepanjang usia manusia, membuat mukosa usus menjadi kompeten. Dengan demikian, mampu membangun sistem pertahanan terhadap invasi mikroba “jahat” penyebab infeksi.

Sistem imun mukosa usus, bagaikan pasukan militer yang mempertahankan kedaulatan negara. Ada berbagai macam “tentara imun” yang memiliki tugas pokok dan fungsi (“tupoksi”) masing-masing. Misalnya ada yang berperan “menelan” mikroba, kemudian menghancurkannya. Ada pula yang bertugas menyerang molekul asing (antigen). Antibodi yang diproduksi sel-sel imun mukosa usus, mampu menghalangi invasi mikroba patogen yang memasuki saluran cerna. 

Keseluruhan “pasukan pertahanan” saluran cerna, terpusat pada “barak militer” yang terdapat pada kelenjar getah bening mukosa. Perubahan pada kualitas, kuantitas, dan keseimbangan mikroba “baik”, berpotensi mengganggu kinerja sistem imun mukosa. Kondisi itulah yang disebut dengan disbiosis. Jika terjadi, berisiko memantik berbagai macam peradangan dengan segala macam akibatnya. 

Baca juga: Menuju Lansia “Sukses”, Belajar dari “Zona Biru”

Kelenjar timus

Timus terletak di dalam rongga dada. Ukurannya mencapai puncaknya saat remaja. Ketika memasuki fase lansia, kapasitasnya menyusut hingga tinggal beberapa persen saja. Jaringan lemak menggantikannya, sehingga fungsinya pun nyaris hilang. 

Timus merupakan tempat “pendidikan” mayoritas “pasukan elite pertahanan”. Setelah “dilatih” dan menjadi kompeten, “pasukan” tersebut dikirim ke seluruh “barak militer” tubuh. Bisa dimengerti jika pada akhirnya lansia berisiko mengalami PTM dan PM, akibat involusi timus.  

Upaya kesehatan lansia

 Untuk menekan risiko disbiosis, perlu mengonsumsi makanan dengan pola gizi seimbang. Makanan kaya serat yang berasal dari sayuran, buah, dan biji-bijian dapat berfungsi sebagai prebiotik. Prebiotik merupakan “makanan” ideal bagi probiotik yang sejatinya adalah “mikroba baik”. Kombinasi antara probiotik dan prebiotik, menghasilkan sinbiotik yang mampu memberi manfaat kesehatan prima. Khususnya terhadap fungsi dan imunitas saluran cerna. Sebaliknya makanan olahan/siap saji yang banyak mengandung gula, lemak, dan garam, perlu dihindari. Makanan tersebut berpotensi memicu peradangan yang berkepanjangan. 

Selain nutrisi, upaya lainnya perlu didukung melalui pola hidup sehat. Aktivitas fisik/olah raga yang teratur, cukup waktu untuk istirahat/tidur, dan sebisa mungkin menghindari stres, sangat bermanfaat bagi performa sistem imun.

Hiduplah dengan sehat dan penuh kebahagiaan di usia senja, karena itu adalah buah dari perjalanan panjang.  

—–o—–

*Penulis:

  • Staf pengajar senior di Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya
  • Magister Ilmu Kesehatan Olahraga (IKESOR) Unair
  • Penulis buku:
    – Serial Kajian COVID-19 (tiga seri)
    – Serba-serbi Obrolan Medis
    – Catatan Harian Seorang Dokter
Share This :

Ditempatkan di bawah: Kesehatan, update Ditag dengan:investasi, Kesehatan Lansia, Mikroba Usus, Populasi

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Berjalan Lebih dari 100 Menit Sehari Bisa Kurangi Risiko Sakit Punggung Bawah Kronis

29 Juni 2025 By admin

Israel Keluarkan Perintah Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Tengah

29 Juni 2025 By admin

Tragedi Rinjani, Kemenparekraf Tegaskan Pentingnya Kepatuhan SOP Pendakian

29 Juni 2025 By admin

Makan Mangga Setiap Hari, Apa Dampaknya terhadap Kadar Gula Darah Anda?

29 Juni 2025 By admin

Wali Kota Surabaya Ajak Pelajar Teladani Bung Karno Lewat Tur Literasi

29 Juni 2025 By admin

Trump Sebut Gencatan Senjata di Gaza Mungkin Terjadi dalam Sepekan

29 Juni 2025 By admin

Remaja Suriah Didakwa Terkait Rencana Teror di Konser Taylor Swift di Wina

28 Juni 2025 By admin

BPH Kaji Masa Tinggal Jamaah Haji Jadi 30 Hari pada Musim Haji 1447 H

28 Juni 2025 By admin

Trump Kecam Khamenei, Ancam Akan Bombardir Iran Jika Lanjutkan Program Nuklir

28 Juni 2025 By admin

Ini Jadwal Lengkap 16 Besar Piala Dunia Antarklub 2025

28 Juni 2025 By admin

Jatim Siapkan 19 Lokasi Sekolah Rakyat, Salah Satunya di Jombang

28 Juni 2025 By admin

PBB: Israel Lakukan Genosida Lewat Kekerasan Reproduksi

28 Juni 2025 By admin

Kemendikti Saintek Bentuk Satgas Akselerasi Tambah Dokter

28 Juni 2025 By admin

Keutamaan dan Bacaan Niat Puasa Muharram, Tasu’a, dan Asyura

27 Juni 2025 By admin

Khamenei Bantah Klaim Trump: Kerusakan Fasilitas Nuklir Iran Dibesar-besarkan

27 Juni 2025 By isa

KPK Duga Korupsi Kuota Haji Khusus Terjadi pada 2023–2024

27 Juni 2025 By admin

Khutbah Jumat: Hakikat Taat yang Sesungguhnya

27 Juni 2025 By admin

Jazz dan Big Band, Harmoni Dinamis dalam Sejarah Musik Dunia

26 Juni 2025 By admin

Muharram, Sejarah dan Keutamaan Amal Di Dalamnya

26 Juni 2025 By admin

Maratua Jazz & Dive Fiesta 2025: Harmoni Musik, Alam, dan Kesadaran Lingkungan di Surga Tersembunyi

26 Juni 2025 By admin

Mediator Gaza Intensifkan Upaya Gencatan Senjata, Meski Negosiasi Masih Buntu

26 Juni 2025 By admin

Begini Dahsyatnya Orang Bertawakal

26 Juni 2025 By admin

Tubuh Makin Tua, Makin Rentan Panas Ekstrem, Begini Cara Mencegahnya

26 Juni 2025 By admin

Menteri ESDM dan Pertamina Bahas Strategi Ketahanan Energi Dampak Konflik Iran-Israel

25 Juni 2025 By isa

Selat Hormuz, Nadi Energi Dunia

25 Juni 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Juni 2025
S S R K J S M
 1
2345678
9101112131415
16171819202122
23242526272829
30  
« Mei    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Cristiano Ronaldo Tolak Piala Dunia Antarklub Demi Mimpi Terakhir di Piala Dunia 2026
  • AS Desak Israel Capai Gencatan Senjata dan Pertukaran Tawanan di Gaza
  • Indonesia Harus Siapkan Regulasi AI Demi Wujudkan Kedaulatan Digital
  • Maratua Jazz & Dive Fiesta 2025 Dimulai, Kolaborasi Irama dan Alam Tarik Ribuan Wisatawan
  • Dua Gol Harry Kane Antar Bayern Muenchen Lolos ke Perempat Final Piala Dunia Antarklub 2025

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.