
Berita tentang akan dimulainya pembangunan kasino dan hotel di Arab Saudi serta negara tersebut juga akan membebaskan perempuan memakai bikini, memancing reaksi kontra dari banyak kalangan.
Ulama Surabaya sekaligus Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jawa Timur H. Ahmad Syaukani Ong berharap, mudah-mudahan kabar tersebut tidak benar adanya “Tapi, kalau benar, maka Pemerintah Kerajaan Arab Saudi berarti tidak istiqamah dalam menuhankan Allah,
dengan membolehkan apa yang tidak dibolehkan-Nya. Hanya untuk kepentingan duniawiyah atau materi,” tegas Syaukani.
Ahmad Syaukani menyatakan, sebenarnya, sejak dulu ia kurang atau tidak sejalan dengan sistem kerajaan yang diterapkan Arab Saudi. Karena, tidak sejalan dengan Islam itu sendiri. Dalam sistem kerajaan menutup peluang bagi orang diluar keluarga kerajaan untuk menjadi pimpimpin, “Sekalipun berkepribadian yang baik, berilmu dan cerdas,’ kata alumnus UINSA Surabaya tersebut.
Sebagai ulama, Ahmad Syaukani juga memprotes Kerajaan Arab Saudi karena telah membangun hotel-hotel megah mewah yang mengalahkan Masjidil Haram. “Seolah berhala zaman jahiliyah beralih menjadi berhala baru zaman modern berupa hotel, hanya karena perburuan materi,” sindir Syaukani.
Lebih lanjut Syaukani menegaskan, seharusnya Masjidil Haram bebas dari berbagai bangunan dalam radius lebih kurang 1 km. Hingga Masjidl Haram tampak dari kejauhan, bukan tertutup oleh bangunan pengeruk uang.
Sebelumnya, Arab Saudi sedang mempersiapkan proyek ‘gila’ untuk membangun kasino dan juga membebaskan wanita memakai bikini.
Pemerintah Arab Saudi sedang merencakan pembangunan kasino dan hotel, yang rencananya akan dilakukan di 2 pulau yang mereka miliki, yaitu pulau Tiran dan Sanafir.
Pulau Tiran dan Sanafir akan dijadikan sebagai destinasi tujuan wisata di Arab Saudi untuk semakin banyak menarik turis asing yang ingin berlibur di Arab Saudi. (ian)
Tinggalkan Balasan