
Vonis Kedua Setelah Tewaskan Fotografer Saat Kabur dari Polisi
Surabaya (Trigger.id) – Tay-K, rapper asal Texas yang melejit lewat lagu viral “The Race” pada 2017, kembali dinyatakan bersalah dalam kasus pembunuhan. Pria bernama asli Taymor McIntyre ini kini menghadapi hukuman tambahan setelah divonis bersalah atas kematian seorang fotografer bernama Mark Anthony Saldivar.
McIntyre, yang saat ini berusia 24 tahun, sebelumnya telah dijatuhi hukuman 55 tahun penjara akibat keterlibatannya dalam kasus penembakan mematikan lainnya pada tahun 2016. Kali ini, ia dinyatakan bersalah atas insiden penembakan yang menewaskan Saldivar di San Antonio pada 23 April 2017—ketika ia sedang melarikan diri dari pihak berwenang.
Dalam persidangan yang digelar pada hari Senin di San Antonio, juri memutuskan bahwa McIntyre tidak bersalah atas tuduhan pembunuhan tingkat pertama atau capital murder—yang dapat berujung hukuman penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat. Namun, juri secara bulat menyatakan McIntyre bersalah atas dakwaan pembunuhan biasa (murder), yang dapat membawa hukuman penjara tambahan antara 5 hingga 99 tahun.
Berdasarkan laporan KSAT News, insiden tersebut bermula ketika Saldivar, seorang fotografer berusia 23 tahun, mengajak McIntyre untuk sesi pemotretan guna mendukung karya musik barunya. Namun, jaksa menuduh bahwa McIntyre justru berupaya merampok Saldivar dan kemudian menembaknya. Tubuh korban ditemukan di sebuah restoran Chick-fil-A di seberang North Star Mall.
Pengacara McIntyre mempertanyakan integritas penyelidikan yang dilakukan polisi. Mereka mengklaim bahwa kasus ini terlalu banyak bergantung pada kesaksian sepihak dari saksi mata, tanpa didukung bukti kuat lainnya.
“Taymor McIntyre tidak bersalah atas tuduhan pembunuhan, baik tingkat tinggi maupun rendah,” ujar John Hunter, salah satu pengacaranya, saat memberikan pernyataan penutup di persidangan. “Penyelidikan harus dilakukan dengan benar, dan kasus ini menunjukkan bahwa pekerjaan itu belum dilakukan sebagaimana mestinya.”
Kematian Saldivar terjadi saat McIntyre masih dalam status buron, setelah sebelumnya memutus alat pelacak pergelangan kaki ketika berada dalam tahanan rumah. Saat pelariannya inilah, McIntyre merekam dan merilis lagu “The Race,” yang menceritakan tentang usahanya melarikan diri dari kejaran hukum. Lagu tersebut sukses secara komersial dan meraih sertifikasi platinum, bahkan sempat menduduki posisi ke-44 di Billboard Hot 100. Dalam video klipnya, ia tampil di samping poster DPO miliknya sendiri.
McIntyre akhirnya ditangkap di New Jersey pada 30 Juni 2017, tepat pada hari video musiknya dirilis. Ia kemudian diekstradisi ke Fort Worth untuk menghadapi dakwaan awal pembunuhan dalam kasus terpisah yang menewaskan Ethan Walker, 21 tahun, dalam sebuah perampokan rumah.
Kini, setelah vonis kedua ini, McIntyre tengah menanti fase penjatuhan hukuman yang akan menentukan seberapa lama lagi ia akan menjalani masa tahanannya. Pihak pengacara belum memberikan komentar resmi setelah vonis terbaru ini diumumkan. (bin)
Tinggalkan Balasan