
Surabaya (Trigger.id) – Hampir satu dekade setelah kesuksesan film The Accountant yang mengejutkan banyak pihak, kini Ben Affleck dan Jon Bernthal kembali beraksi dalam sekuelnya yang berjudul The Accountant 2, yang tayang perdana akhir pekan ini. Disutradarai oleh Gavin O’Connor, film ini kembali menghadirkan Affleck sebagai Christian Wolff, seorang akuntan pasar gelap dengan kondisi autisme fungsional tinggi yang memanfaatkan kecerdasannya untuk memecahkan kasus kejahatan sekaligus menyusun laporan pajak. Sementara itu, Bernthal memerankan Brax, saudara laki-lakinya yang dulu terasing, seorang pembunuh bayaran dengan sifat temperamental.
Namun, ada satu sosok yang tidak terlihat dalam sekuel ini: Dana Cummings, karakter yang diperankan oleh Anna Kendrick dalam film pertama. Dalam film sebelumnya, Dana adalah akuntan yang dibantu oleh Christian dan menjadi sosok yang mulai menjalin hubungan emosional dengannya. Meskipun karakternya sama sekali tidak disebutkan dalam film kedua, sutradara Gavin O’Connor menyebut bahwa Dana mungkin belum benar-benar selesai dari cerita ini—dan begitu pula dengan kisah para saudara Wolff.
“Kami memang sejak awal merencanakan film ini menjadi trilogi,” ujar O’Connor kepada Entertainment Weekly. “Saat saya dan penulis naskah, Bill Dubuque, mulai merancang film kedua, kami sepakat untuk tidak menghadirkan kisah cinta romantis. Kami ingin fokus pada kisah cinta dalam arti hubungan saudara laki-laki—semacam film buddy cop seperti 48 Hours atau Midnight Run.”
O’Connor menjelaskan bahwa dalam film pertama, Christian dan Brax baru bertemu di akhir cerita—dan pertemuan itu pun penuh kekerasan. Di film kedua, ia ingin mengeksplorasi hubungan mereka lebih dalam, memberi ruang untuk drama emosional sekaligus momen humor yang bisa muncul dari dinamika kakak-beradik ini.
Untuk film ketiga, O’Connor sudah punya arah yang jelas. “Rencana kami memang sejak awal, di film ketiga nanti, adalah memperlihatkan perjalanan Christian dalam mencari cinta dan koneksi yang lebih mendalam. Saya belum tahu persis akan seperti apa ceritanya, tapi itu niat utamanya,” tambahnya.
Ketidakhadiran Anna Kendrick di film kedua, kata O’Connor, bukan karena alasan pribadi atau konflik jadwal, melainkan karena ceritanya memang tidak membutuhkannya. “Kalau saya masukkan Anna di film ini, lalu saya abaikan dia, justru malah tidak adil. Fokus kami kali ini memang pada hubungan saudara laki-laki itu, jadi sejak awal dia memang tidak akan muncul.”
Meski begitu, sang sutradara mengungkap bahwa Anna Kendrick siap untuk kembali jika film ketiga benar-benar digarap. “Kami sudah berbicara. Dia ingin terlibat. Kami hanya tinggal mencari cara yang pas untuk menghadirkannya kembali,” ujarnya.
Namun, O’Connor mengakui bahwa proses merancang cerita untuk Christian Wolff tidak mudah. Salah satu tantangannya adalah menciptakan teka-teki yang rumit namun masuk akal untuk diselesaikan oleh karakter secerdas Wolff. “Saya harus jujur, saya sudah sangat lelah dengan plot penuh teka-teki seperti ini,” ujarnya sambil tertawa. “Kalau plotnya terlalu mudah, Christian tidak dibutuhkan. Tapi kalau terlalu rumit, penonton malah bingung.”
Ia juga mengisyaratkan bahwa film ketiga bisa saja membawa nuansa yang berbeda. “Mungkin saya akan membuat film petualangan jalanan atau semacamnya, untuk menyegarkan diri seperti yang kami lakukan di film kedua.”
Yang jelas, O’Connor mengatakan bahwa ia akan mengerjakan cerita yang membuatnya semangat datang ke lokasi syuting setiap hari. Dan jika film itu melibatkan Anna Kendrick, maka kemungkinan besar film ketiga akan menjadi perjalanan Christian mencari cinta dan koneksi sejati—dan menutup kisahnya bersama Dana Cummings dalam nuansa bahagia. (bin)
Tinggalkan Balasan