• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Urgensi Jurnalisme Konstruktif untuk Generasi Muda

13 Desember 2022 by admin Tinggalkan Komentar

“Bad News is Good News” (Berita buruk adalah kabar yang bagus untuk disebarkan) atau “If it bleeds, it leads.” (Jika berdarah, maka itu mengarah).”

Oleh: Isa Anshori (Pemred Trigger.id)

Jurnalisme konstruktif, saat ini sedang ramai dibicarakan kaum muda milenial. Mereka tidak mau terjebak hiruk pikuk jurnalisme yang hanya memburu sensasi apalagi hanya untuk memburu rating.

Jurnalisme konstruktif mengusung semangat tanggung jawab moral dan sosial terhadap berita yang dimuat. Jurnalisme konstruktif tak hanya memberitakan konflik dan kehancuran, tetapi juga pencapaian dan kolaborasi.

Pendiri Magdalene.co Devi Asmarani pernah bilang, ini genre jurnalisme yang menjadi bagian dari solusi, berorientasi pada solusi, bukan hanya mengetengahkan masalah, sehingga relevan sekali mengangkat isu-isu keberagaman.

Generasi muda sebagai “digital natives” harus lebih kritis dalam menyikapi dan memilah informasi di tengah gempuran disrupsi media digital.

Saat ini, bukan mencari berita yang sulit bagi jurnalis melainkan memilah dan memilih berita apa yang layak dan penting untuk disajikan. news value bukan satu-satunya yang menjadi tolok ukur dalam pemberitaan. Tanggung jawab moral sosial, saat ini menjadi perhatian serius bagi pengusung jurnalisme konstruktif.

Mereka lebih mengedepankan solusi daripada sensasi. Generasi muda sebagai pengusung jurnalisme konstruktif, menghindari pemberitaan bias kepentingan. Mereka bukan bukan jurnalisme ‘damai’ yang tahu beres, tetapi mencari, meliput dan mengunggah berita dari sudut pandang konstruktif dan solutif.

Penggalian data dan frasa juga mencirikan jurnalisme konstruktif, yaitu pemberitaan yang berusaha memperoleh konteks. Model jurnalisme ini, tidak menyamarkan sudut pandang yang kritis dan ditandai pula dengan mendorong percakapan bersama pembacanya. Karya jurnalistik yang hadir dari keterlibatan audiens (jurnalisme warga atau citizen journalism).

Selama ini, isu (berita negatif) lebih mudah memancing reaksi otak pembaca atau konsumen berita. Pemberitaan buruk itu dengan mudahnya masuk dan meracuni sensor ‘kepercayaan’ dan apresiasi pembaca terhadap bangsa, sehingga ketika diberi berita positif, pembaca ragu dan bahkan mungkin tidak percaya.

Persepsi konsumen tentang isu kritis juga sangat dipengaruhi oleh media juga (oleh topik yang dipilih oleh outlet berita dan redaksi penulisnya) tentang perspektif yang mereka putuskan, bahkan kata-kata yang mereka pilih untuk mempengaruhi konsumen berita.

Ketika kita melihat lanskap media saat ini, sepertinya mayoritas masih percaya bahwa berita negatif lebih laku di pasaran.

Berita Negatif Mendapatkan Klik Lebih Tinggi

Sebuah studi tahun 2012 dari perusahaan periklanan Outbrain menunjukkan bahwa rasio klik-tayang rata-rata pada tajuk berita dengan isu superlatif negatif secara mengejutkan mendapatkan 63 persen lebih tinggi daripada rasio klik-tayang pada tajuk berita positif.

Timeline medsos kita masih mengikuti pepatah lama: “Bad News is Good News” (Berita buruk adalah kabar yang bagus untuk disebarkan) atau “If it bleeds, it leads.” (Jika berdarah, maka itu mengarah).

Percayalah, bahwa pepatah tersebut adalah cikal-bakal media ‘bodrex’ dan wartawan ‘bodrex’. Jurnalisme yang mengusung tema negative campaign, atau bahkan black campaign.

Di era jurnalisme digital saat ini, para blogger dan media online mungkin tergoda untuk mendapatkan klik sebanyak mungkin di blog dan media online mereka. Karena itu, mereka berfokus pada konten dengan isu negatif yang bombastis, kontroversial, dan mengejutkan. 

Dr Denise Baden, seorang profesor di University of Southampton Business School telah mensurvei 2.000 orang untuk membaca berita negatif dan menemukan fakta bahwa berita negatif menyebabkan perasaan cemas, ketidakpercayaan diri, pesimis dengan masa depan, suasana hati buruk, dan trauma.

Semakin negatif perasaan orang setelah membaca sebuah berita buruk, semakin kecil kemungkinan mereka untuk menyuarakan pendapat mereka (mencari solusi) atau semakin kecil kemungkinan mereka untuk ikut mengambil tindakan agar lingkungannya menjadi lebih baik.

Efeknya yang paling jelas adalah jika menyangkut masalah yang kompleks dan isu yang sangat menantang, seperti permasalahan politik, pendidikan, dan Kesehatan: korupsi, Undang-Undang Cipta Kerja, isu rendahnya minat baca, virus Covid-19, dan sebagainya.

Jadi Apa Solusinya?

Tuhan menciptakan dunia dengan dua sisi atau berpasang-pasangan. Hitam dan putih, baik dan buruk, positif dan negatif. Karena sudah banyak pemberitaan hitam dan negatif tentang dunia, maka kita perlu mendengar separuh cerita dunia lainnya yang mengandung positive vibes.

Bukan hanya membahas berita buruknya saja, tapi juga membahas penanganan dan tindakan preventifnya. 

Semua orang bodoh pun tahu masalah bangsa ini, tetapi jurnalisme konstruktif harus mau fokus pada solusinya.

Jurnalisme konstruktif harus mampu mengangkat lebih banyak kisah tentang orang-orang sukses dan inspiratif, tulisan tentang kebijakan Pemerintah yang berhasil. Tulisan tentang rencana positif bangsa ini ke depan, dan bagaimana cara meraihnya.

Tulisan tentang sosok visioner dan revolusioner. Tentang kemungkinan menjalin kolaborasi dan pembuat perubahan bersama-sama.

Dan, inilah yang disebut jurnalisme konstruktif. Selamat berjuang wahai jurnalis muda konstruktif !!

Share This :

Ditempatkan di bawah: jatim, nusantara, Tips Ditag dengan:Digital Natives, Gen Milenial, generasi muda, Jurnalisme konstruktif

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Jazz dan Blues: Dua Saudara dalam Dunia Musik

10 Oktober 2025 By admin

Axl Rose Kibarkan Bendera Palestina Saat Konser Guns N’ Roses di Bogota

9 Oktober 2025 By admin

Trump Umumkan Israel dan Hamas Setujui Tahap Pertama Rencana Gencatan Senjata di Gaza

9 Oktober 2025 By admin

Kualifikasi Piala Dunia 2026, Arab Saudi Taklukkan Indonesia 3-2

9 Oktober 2025 By admin

KPK Temukan Fakta Baru: Biro Travel Tak Berizin Bisa Dapat Kuota Haji Khusus

8 Oktober 2025 By admin

Timnas Indonesia Asah Eksekusi Bola Mati Jelang Hadapi Arab Saudi

8 Oktober 2025 By admin

Pertamina Imbau Masyarakat Tak Terpengaruh Isu Negatif Soal Etanol pada BBM

8 Oktober 2025 By admin

Kluivert: Timnas Indonesia Siap Tarung Habis-habisan Demi Tiket Piala Dunia 2026

7 Oktober 2025 By admin

Kementerian PUPR Siap Bangun Ulang Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo

7 Oktober 2025 By admin

Arsenal Geser Liverpool dari Puncak Klasemen Liga Inggris

6 Oktober 2025 By admin

Delegasi Hamas Tiba di Mesir untuk Bahas Rencana Gencatan Senjata Gaza

6 Oktober 2025 By admin

Menjaga Harmoni Laut: Kisah Nelayan Bajo Berburu Gurita dengan Panah Tradisional di Wakatobi

6 Oktober 2025 By admin

Negosiator Menuju Kairo Bahas Gencatan Senjata dan Pembebasan Sandera di Gaza

5 Oktober 2025 By admin

Basarnas Temukan Lagi 13 Jenazah Korban Reruntuhan Mushalla Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo

5 Oktober 2025 By admin

Titi Kamal: Teror Santet Getih Ireng, Film Horor Terbaru yang Siap Guncang Bioskop

5 Oktober 2025 By admin

BMKG Prediksi Hujan Ringan Warnai Balapan Utama MotoGP Mandalika 2025

5 Oktober 2025 By admin

5 Makanan dengan Kandungan Magnesium Lebih Tinggi dari Almond

4 Oktober 2025 By admin

Ruben Amorim Bantah Taktik Jadi Biang Keterpurukan Manchester United

4 Oktober 2025 By admin

TikTok Tanggapi Pembekuan Sementara Izin PSE oleh Kemkomdigi

4 Oktober 2025 By admin

Jeda BRI Super League, Eliano Reijnders Antusias Bela Timnas Indonesia

3 Oktober 2025 By admin

Emas untuk Kehidupan: Dari Perut Bumi Martabe, Tumbuh Harapan Anak Negeri

3 Oktober 2025 By admin

Kenapa Puasa Sunnah di Hari Jumat Makruh?

3 Oktober 2025 By admin

Mau Dibawa ke Mana Program Makan Bergizi Gratis?

3 Oktober 2025 By admin

Janet Jackson dan Paris Jackson Reuni dan Tampil Bersama di Paris Fashion Week

3 Oktober 2025 By admin

4 Kebiasaan di Dapur yang Dapat Membuat Anda Sakit

3 Oktober 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Oktober 2025
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  
« Sep    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Trump Tegaskan Tidak Akan Biarkan Israel Langgar Gencatan Senjata di Gaza
  • Dikalahkan Irak 0-1, Indonesia Gagal Lolos ke Piala Dunia 2026
  • Aktivis Serukan Larangan Israel di Dunia Sepak Bola Meski Gencatan Senjata Diberlakukan di Gaza
  • Jelang Laga Hidup Mati, Timnas Indonesia Siap Hadapi Irak di Kualifikasi Piala Dunia 2026
  • Jay Idzes Tegaskan Perjuangan Timnas Indonesia Menuju Piala Dunia 2026 Belum Usai

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.