Tasawuf di era modern memiliki urgensi yang sangat besar, terutama dalam mengatasi tantangan spiritual dan moral yang dihadapi oleh individu dalam masyarakat yang serba materialistis dan penuh tekanan.
Era modern seringkali ditandai dengan gaya hidup yang sibuk dan kompetitif, yang membuat banyak orang merasa kehilangan makna hidup. Tasawuf membantu mengembalikan kesadaran akan tujuan hidup yang hakiki, yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Tasawuf, sebagai jalan spiritual dalam Islam, memiliki dasar yang kuat dari Al-Qur’an dan hadis. Kaidah tasawuf berpusat pada tazkiyatun nafs (penyucian jiwa), penghayatan ihsan, serta akhlak mulia. Tasawuf menekankan pentingnya penyucian jiwa dari sifat buruk seperti riya’, hasad, dan takabur, serta menggantikannya dengan sifat-sifat mulia seperti ikhlas, sabar, dan syukur. Dalil Al-Qur’an:
قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّىٰهَا. وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّىٰهَا
Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS. Asy-Syams: 9-10).
Ayat ini menunjukkan pentingnya proses tazkiyah untuk keberuntungan manusia di dunia dan akhirat.
Tasawuf menekankan penghayatan ihsan dalam ibadah, yaitu beribadah seolah-olah melihat Allah, atau jika tidak mampu, menyadari bahwa Allah melihat kita. Hal ini berdasarkan hadis Jibril yang masyhur:
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوسٌ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ، شَدِيدُ سَوَادِ الشَّعَرِ، لَا يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلَا يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ…
(Lalu Nabi menjelaskan ihsan, sabdanya:)
“أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ.”
Artinya: “Ihsan adalah engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak mampu melihat-Nya, maka yakinlah bahwa Dia melihatmu.” (HR. Muslim, no. 8).
Hadis ini muncul dalam dialog antara Rasulullah ﷺ dengan Malaikat Jibril yang datang dalam bentuk manusia, bertanya tentang Islam, iman, dan ihsan. Hadis ini dikenal sebagai salah satu inti dari ajaran Islam, yang menjelaskan tiga pilar utama: Islam (syariat), iman (aqidah), dan ihsan (spiritualitas/tasawuf).
Praktik-praktik seperti dzikir, tafakur, dan muhasabah menawarkan kedamaian batin dan jalan keluar dari kekosongan jiwa yang sering dirasakan manusia modern.
Tasawuf di era modern
Dalam kehidupan modern, ibadah sering dilakukan secara mekanis tanpa pemahaman mendalam. Tasawuf mengajarkan penghayatan dalam ibadah, sehingga setiap amalan memiliki makna spiritual yang mendalam. Contohnya, shalat tidak hanya menjadi kewajiban ritual, tetapi juga momen perjumpaan yang khusyuk dengan Sang Pencipta.
Era modern sering menjadikan harta sebagai tolok ukur kesuksesan, sehingga banyak orang terjebak dalam hedonisme dan cinta dunia. Tasawuf mengajarkan sikap zuhud, yaitu melepaskan ketergantungan pada dunia tanpa mengabaikan tanggung jawab. Zuhud bukan berarti meninggalkan dunia sepenuhnya, tetapi memandang dunia sebagai sarana, bukan tujuan.
Tasawuf menekankan pembentukan akhlak, seperti kesabaran, keikhlasan, syukur, dan tawadhu. Hal ini relevan di era modern, di mana interaksi sosial sering kali diwarnai oleh egoisme, kebencian, dan konflik.
Ketegangan hidup modern sering menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi. Melalui pendekatan spiritual, tasawuf memberikan ketenangan hati dengan menyandarkan segala urusan kepada Allah dan memperkuat tawakkal.
Tasawuf: Penyeimbang Dunia dan Akhirat
- Tasawuf tidak hanya berorientasi pada akhirat, tetapi juga memberikan pedoman untuk hidup di dunia. Konsep seperti ihsan (berbuat baik seolah-olah melihat Allah) membantu individu menjalani kehidupan dunia dengan tanggung jawab, kejujuran, dan keberkahan.
- Tasawuf mengajarkan pentingnya menjaga hati dari penyakit seperti riya’, hasad, dan cinta dunia berlebihan, yang juga dapat terjadi melalui media sosial. Dengan tasawuf, individu diajak lebih bijaksana dalam menggunakan teknologi untuk kebaikan.
Tasawuf adalah jalan spiritual yang tidak hanya memperbaiki hubungan manusia dengan Allah, tetapi juga dengan dirinya sendiri dan sesama manusia. Di tengah kehidupan modern yang serba cepat, tasawuf menjadi oase yang menyejukkan jiwa dan membimbing manusia menuju kebahagiaan hakiki.
—-0000—-
*Akademisi Universitas Trunojoyo Madura / Wakil Sekretaris LDNU Jatim
Tinggalkan Balasan