
Surabaya (Trigger.id) – Vaksin meningitis sejak lama memang telah menjadi syarat wajib jamaah haji dan umroh, tak terkecuali jemaah dari Indonesia. Tingginya minat umroh masyarakat ternyata tidak berbanding lurus dengan ketersediaan vaksin tersebut.
Bahkan langkanya vaksin meningitis diperkirakan hingga beberapa bulan ke depan. Lalu bagaimana nasib jemaah calon umroh yang harus berangkat sesuai jadwal?.
Boedi Prijosoeprajitno owner PT. Mina Wisata Islami menyayangkan kelangkaan vaksin anti radang selaput otak tersebut. Langkanya vaksin meningitis jelas menghambat proses keberangkatan jemaah umroh, apalagi kelangkaan vaksin tersebut juga terjadi di Jakarta.
Sementara dalam wawancara virtual di TV9, Sabtu (24/9/2022) Drs. H. Ahmad Bajuri Ketua Forum Komunikasi Penyelenggara Travel Umroh dan Haji (FK Patuh) Jawa Timur mengatakan, vaksin meningitis memang sangat penting untuk melindungi diri para jemaah. Karena sewaktu berada di tanah suci berkumpul para jemaah dari berbagai negara.
Dan penting bagi setiap jemaah umroh mengantisipasi penularan berbagai macam virus termasuk meningitis sangat mematikan tersebut. “Tapi sejak tahun 2000 saya sebagai pembimbing jemaah haji dan umroh belum pernah menerima informasi jemaah kita terserang virus meningitis atau radang otak.”, terang Bajuri.
Bajuri melanjutkan, memang sesuai ketentuan Badan Kesehatan Dunia WHO, setiap calon jemaah haji atau umroh wajib vaksin meningitis. Namun selama kurun waktu 5-10 tahun terakhir, tidak ada laporan jemaah haji atau umroh terserang virus yang katanya sangat mematikan tersebut.
Tentang langkanya vaksin maningitis tentu sangat meresahkan bagi jemaah calon umroh di Jawa Timur (Jatim). Karena jumlah jemaah umroh di Jatim kata Bajuri, terbesar kedua setelah Jawa Barat (Jabar).
Menurut Ahmad Bajuri, sejak Senin lalu kantor KKP Juanda,Tanjung Perak Surabaya, Kalianget Sumenep dan Probolinggo yang melayani vaksinasi meningitis sudah tutup. “Ini yang membuat keresahan jemaah umroh yang akan berangkat Oktober nanti. Karena itu banyak jemaah yang memburu vaksin tersebut ke luar daerah,” papar Bajuri.
Menurut Bajuri, jika sampai Oktober nanti jemaah tidak bisa mendapatkan vaksin meningitis, yang rugi bukan hanya jemaah tetapi juga biro penyelenggara travel umroh. Karena booking pesawat, akomodasi selama di tanah suci semuanya tidak bisa dibatalkan. Apalagi ada persyaratan bagi jemaah yang harus divaksin minimal 10 hari sebelum keberangkatan.
Bajuri menyayangkan kebijakan pemerintah yang tidak bisa mengantisipasi membludaknya jemaah calon umroh setelah sekitar dua tahun tertahan. Mungkin pemerintah menganggap atau memperkirakan jumlah jemaah tidak sebesar saat ini. Dalam tempo kurang dari satu bulan, kata Bajuri sudah sekitar 30 ribu jemaah umroh dari Jatim yang berangkat.
Kata Bajuri, masyarakat tidak bisa disalahkan jika mereka panik dan takut gagal berangkat karena belum vaksin meningitis. Karena itu, banyak jemaah yang memburu vaksin sampai keluar daerah Jatim. “Sekali lagi ini adalah tanggungjawab pemerintah untuk sesegera mungkin menyediakan stok vaksin meningitis sesuai dengan kebutuhan,” tegas Ahmad Bajuri. (ian)
Tinggalkan Balasan