
Jakarta (Trigger.id) – Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Arif Fahrudin, menyampaikan dukungannya terhadap Iran dalam mempertahankan kedaulatan negaranya setelah wilayahnya diserang oleh Israel beberapa waktu lalu. Dalam pernyataan tertulisnya kepada MUIDigital, Kamis (19/6), Kiai Arif juga mengecam keras tindakan Israel yang dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap prinsip kedaulatan suatu negara.
“Serangan Israel terhadap Iran bukan hanya pelanggaran berat terhadap kedaulatan negara berdaulat, tetapi juga merupakan upaya Israel untuk menarik simpati dari para pendukungnya setelah kegagalannya dalam melakukan genosida di Gaza dan wilayah Palestina lainnya,” ujar Kiai Arif.
Ia menilai, tindakan Israel yang brutal di Gaza, termasuk serangan terhadap warga sipil dan anak-anak, justru menuai kecaman internasional. Karena kehilangan simpati global, menurutnya, Israel mengalihkan fokus dengan menyerang Iran atas dasar alasan yang tidak masuk akal, demi mengonsolidasikan dukungan dari negara-negara sekutunya.
Kiai Arif menegaskan bahwa serangan balasan yang dilakukan Iran merupakan bentuk pembelaan atas kedaulatan negaranya yang dilanggar. “Menurut MUI, langkah Iran dalam merespons serangan Israel merupakan wujud sah dari hak mempertahankan kedaulatan, dan layak didukung oleh seluruh bangsa yang menjunjung nilai kemanusiaan dan perdamaian,” tegasnya.
Ia juga menyerukan kepada negara-negara yang menjunjung tinggi nilai demokrasi dan perdamaian global untuk mengambil sikap tegas terhadap Israel dan negara-negara pendukungnya.
“Upaya Israel menyerang Iran merupakan bentuk pelecehan terhadap nilai-nilai demokrasi dan perdamaian yang selama ini diklaim mereka junjung tinggi,” ujarnya.
MUI, lanjutnya, mengimbau umat Islam agar tidak terjebak dalam isu sektarian. Kiai Arif menekankan bahwa ini bukan soal perbedaan antara Sunni dan Syiah, melainkan soal solidaritas sesama umat Islam dan dukungan terhadap bangsa-bangsa yang tertindas, baik di Gaza maupun Iran.
“Umat Islam tidak akan terpancing untuk melihat konflik ini sebagai masalah Sunni dan Syiah. Ini adalah persoalan kemanusiaan dan solidaritas terhadap sesama negara Muslim,” katanya.
Sebagai penutup, Kiai Arif menegaskan pentingnya menegakkan prinsip-prinsip kemanusiaan dan nilai peradaban modern sebagai upaya bersama untuk melawan tindakan penjajahan dan kejahatan kemanusiaan.
“Ini adalah tentang bagaimana dunia seharusnya menegakkan nilai-nilai kemanusiaan dan melawan segala bentuk premanisme, kolonialisme, dan pelanggaran terhadap hak asasi manusia,” pungkasnya. (ian)
Tinggalkan Balasan