• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Paparan Ultraviolet dan Risiko Autoimunitas

27 April 2023 by admin Tinggalkan Komentar

Oleh: dr Ari Baskoro SpPD (Divisi Alergi-Imunologi Klinik Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya)

Suhu lingkungan di sebagian wilayah tanah air, sejak sepekan terakhir ini relatif menyengat. Keadaan itu diprediksi berlangsung hingga akhir bulan April 2023.

Sesuai keterangan resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kondisi tersebut bukanlah gelombang panas. Hal itu berbeda dengan yang dialami negara-negara lain.

Di beberapa wilayah, khususnya kawasan Asia Selatan, sedang mengalami heatwafe/gelombang panas. BMKG dan Kementerian Kesehatan menghimbau, agar lebih berhati-hati beraktivitas di ruang terbuka. Lebih-lebih saat indeks ultraviolet mencapai puncaknya pada jam-jam tertentu. Sebegitu berbahayanyakah paparan sinar matahari bagi kesehatan manusia?. Padahal masyarakat pada umumnya sudah memahami tentang manfaat “caring”/berjemur, dalam membentuk kesehatan tulang.

Di sisi lain, dalam beberapa dekade terakhir ini, terjadi peningkatan yang cukup dramatis beberapa macam penyakit autoimun (misalnya penyakit lupus/ lupus eritematosus sistemik/LES). Banyak faktor yang diduga melatarbelakangi terjadinya peningkatan itu. Selain faktor genetik, paparan mikroba, dan “stres kehidupan”, serta radiasi ultraviolet (UV), berperan besar memicu mekanisme autoimunitas.

Sinar matahari

Sinar matahari merupakan radiasi gelombang elektromagnetik. Panjang gelombangnya berkisar antara sinar-X, hingga radiasi inframerah. Terdiri atas beberapa komponen. Pertama adalah ultraviolet (UV) dengan panjang gelombang 280–400 nm.

Bagian kedua yang secara kasat mata dapat dilihat oleh penglihatan manusia (visible light), mempunyai panjang gelombang antara 400 hingga 720 nm. Secara umum, itu disebut sebagai cahaya.

Segmen ketiga adalah inframerah yang memiliki panjang gelombang 720–2.500 nm. Radiasi UV masih ada klasifikasinya. Terdiri dari UVB (ultraviolet B) yang mempunyai panjang gelombang 280–320 nm, dan UVA (ultraviolet A) dengan panjang gelombang 320–400 nm. Masing-masing mempunyai karakter yang berbeda, khususnya pengaruhnya pada sistem biologi.

Radiasi sinar matahari sampai ke bumi sehingga memengaruhi tubuh manusia, dipengaruhi oleh banyak faktor. Antara lain adalah, puncak posisi matahari yang berkaitan dengan letak geografi suatu daerah terhadap garis lintang. Musim yang terjadi saat itu, adanya awan/mendung, kerusakan lapisan ozon, dan embun (dapat memantulkan cahaya), merupakan faktor-faktor yang juga dapat memengaruhi.

Selain itu, berhubungan juga dengan letak ketinggian suatu daerah dari permukaan laut, penggunaan tabir surya, dan kebiasaan beraktivitas di ruang terbuka. Ada pula peran jenis kulit, obesitas, usia, dan busana/pakaian yang dikenakan.

Keratinosit merupakan tipe sel yang terbanyak (95 %) pada kulit, merupakan target utama radiasi UV. Secara umum bisa dikatakan, dampak UVB hanya mencapai epidermis (lapisan kulit terluar/kulit Ari), sedangkan UVA bisa penetrasi hingga mencapai dermis (lapisan di bawah epidermis). Secara umum bisa dikatakan, paparan UVA lebih berbahaya ketimbang UVB. Manfaat “caring” tidak terlepas dari efek UV. Khususnya UVB, akan memicu terbentuknya vitamin D yang amat penting bagi fisiologi tubuh manusia.

Paparan sinar matahari selama lima hingga 15 menit pada jam-jam tertentu, dapat mempertahankan homeostasis kadar vitamin D dalam level optimal. Tiga kali seminggu sudah cukup optimal. Manfaatnya merupakan bagian integral dari metabolisme tulang, homeostasis kalsium dan fosfor. Vitamin D juga berfungsi menginisiasi terbentuknya serotonin, suatu hormon yang dapat memberikan sensasi kebahagiaan, kesejahteraan, dan ketenangan bagi manusia.

Walaupun demikian, paparan UV yang berlebihan tidak terlepas dari sisi bahayanya. Penyakit autoimun. Secara faali, sistem imun merupakan “pasukan garda terdepan” manusia, untuk menjaga integritas dari serangan mikroba. Fungsinya sangat ampuh dalam membedakan mana lawan (mikroba/antigen/non-self) dan mana kawan (self/jaringan tubuh sendiri). Penyakit autoimun merupakan bentuk kegagalan sistem imun, dalam mengenali sel/jaringannya sendiri.

Dampaknya, komponen-komponen yang berada dalam sel/jaringan tersebut, dianggap sebagai antigen yang harus dilawan.

LES merupakan contoh penyakit autoimun yang prevalensinya semakin meningkat tajam akhir-akhir ini. Paparan UV yang berlebihan, berkaitan dengan salah satu latar belakang penyebabnya. Secara fisiologi, setidaknya sekitar sepuluh miliar sel manusia (termasuk sel-sel kulit), akan mengalami kematian/apoptosis setiap harinya.

Paparan UV dengan intensitas yang berlebihan, dapat meningkatkan jumlah keratinosit yang mati hingga menjadi beberapa kali lipat. Pada individu yang rentan, sel-sel yang mati tersebut gagal “dibersihkan” oleh sistem imun yang tidak bekerja secara optimal. Malahan, “timbunan” sel-sel mati tersebut, dianggap sebagai “musuh” (antigen) yang harus diserang. UV juga menstimulasi terbentuknya beberapa komponen sistem imun yang menjadi “liar”, karena gagal mengenali jaringannya sendiri. Dampak rentetannya berujung pada sel-sel yang sehat pun ikut jadi target sasaran, karena dianggap sebagai lawan (autoantigen).

Gejala klinisnya sangat beragam. Semua organ tubuh tanpa terkecuali, dapat menjadi target sasaran sistem imun yang tidak terkendali. Manifestasi keterlibatan semua organ berisiko bisa terjadi, mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Karena tampilannya yang “aneh”, lupus dikenal sebagai “penyakit seribu wajah”. Kadang pula piawai dalam hal meniru/menyerupai manifestasi penyakit-penyakit lainnya. Karena itulah dijuluki sebagai great imitator.

Perempuan jauh mendominasi penyakit ini, ketimbang pada laki-laki. Hal itu mengisyaratkan adanya faktor hormon yang mendasarinya. Beberapa artis tanah air dan mancanegara, telah diketahui khalayak sebagai penyandang lupus.Indeks ultraviolet Indeks ultraviolet (IUV) sebaiknya dipahami.

IUV merupakan suatu ukuran kekuatan radiasi UV yang mampu menyebabkan luka bakar/sunburn pada suatu tempat dan waktu tertentu. IUV adalah standar yang digunakan secara internasional. Pada umumnya IUV dengan derajat tiga, sangat kondusif untuk melakukan aktivitas di ruang terbuka. Antara derajat tiga hingga lima, disebut moderate dan harus diwaspadai.

Bila lebih dari derajat lima, dikategorikan berbahaya. Sebagai gambaran, IUV enam, dapat berakibat luka bakar pada orang kulit putih tanpa proteksi tabir surya, setelah terpapar selama 30 menit. Dengan IUV 12, akibatnya dapat langsung terlihat dalam tempo 15 menit saja.

Dari sudut waktu, paparan UV yang masih dalam batas aman adalah sekitar jam 7.00-9.00 atau jam 15.30-16.30. Tentunya persoalan waktu ini, sangat tergantung pada daerah di mana kita berada. Sinar matahari sangat bermanfaat bagi berlangsungnya kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Tetapi sebaliknya, juga bisa merugikan. Seyogianya manusia dapat secara bijak menggunakan pengetahuannya, agar bisa memetik dari sisi manfaatnya.

Share This :

Ditempatkan di bawah: Kesehatan, Tips, wawasan Ditag dengan:Autoimun, Autoimunitas, Cuaca Ekstrem, Paparan Ultraviolet, Sinar matahari, Sinar UV

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Delegasi PWNU Jatim Kunjungi Industri Perkebunan Modern di Tiongkok

30 Oktober 2025 By admin

Delapan Posture Corrector Terbaik: Diuji Editor dan Disetujui Terapis Fisik

30 Oktober 2025 By admin

Israel Langgar Gencatan Senjata, Serangan Udara di Gaza Tewaskan Sedikitnya 18 Warga Palestina

29 Oktober 2025 By isa

Antisipasi Cuaca Ekstrem, Pemkot Surabaya Gelar Simulasi Kedaruratan di 26 Titik

29 Oktober 2025 By admin

Kiper Inter Milan Josep Martinez Terlibat Kecelakaan yang Tewaskan Lansia di Italia

29 Oktober 2025 By admin

Momentum Sumpah Pemuda, Mendikdasmen Ajak Masyarakat Bangga dan Majukan Bahasa Indonesia

28 Oktober 2025 By admin

Juventus Resmi Pecat Igor Tudor Usai Rangkaian Hasil Buruk

28 Oktober 2025 By admin

Konsumsi Kacang Secara Rutin Dapat Turunkan Risiko Kematian Akibat Penyakit Jantung

28 Oktober 2025 By admin

Tim-tim Premier League Saling Jegal di Putaran Keempat Piala Liga Inggris

28 Oktober 2025 By admin

Hoaks!, Konferensi Pers PSSI yang Umumkan Shin Tae-yong Kembali Latih Timnas Indonesia

27 Oktober 2025 By admin

Standar Istithaah Kesehatan Haji 2026 Diperketat, 11 Penyakit Ini Jadi Fokus Pemeriksaan

27 Oktober 2025 By admin

DPR: Kebijakan Umrah Mandiri Bukan Ancaman, tapi Upaya Sehatkan Industri

27 Oktober 2025 By admin

Real Madrid Kukuh di Puncak, Jauhi Barcelona Lima Poin Usai Menang di El Clasico

27 Oktober 2025 By admin

Pakar UGM: Mikroplastik di Air Hujan Jadi Ancaman Senyap bagi Kesehatan Manusia

26 Oktober 2025 By admin

Anthony Hopkins Ungkap Hubungan yang Retak dengan Putrinya, Abigail: “Saya Sudah Lakukan yang Saya Bisa”

26 Oktober 2025 By admin

Cegah ISPA di Musim Pancaroba, Dinkes Surabaya Gratiskan Vaksin Pneumonia untuk Balita

26 Oktober 2025 By admin

Apecsi Tolak Calon “Direktur Odong-Odong” di Kebun Binatang Surabaya

26 Oktober 2025 By admin

Erick Thohir Serap Aspirasi Ultras Garuda untuk Bangun Sepak Bola Indonesia

26 Oktober 2025 By admin

Justin Bieber Siap Tampil di Coachella 2026, Rajin Livestream di Twitch untuk Persiapan Setiap Hari

25 Oktober 2025 By admin

Napoli Tantang Inter, Jay Idzes Pimpin Sassuolo Jamu AS Roma di Pekan Kedelapan Liga Italia

25 Oktober 2025 By admin

Perburuan Pelatih Baru Timnas Indonesia, Bukan Shin Tae‑Yong

25 Oktober 2025 By admin

El Clasico Real Madrid vs Barcelona Warnai Pekan ke-10 Liga Spanyol 2025/2026

25 Oktober 2025 By admin

Pemerintah Siapkan Perpres Perlindungan Mitra Ojek Online, Ditarget Rampung Akhir Tahun

25 Oktober 2025 By admin

Francisco Rivera dan Rekan Siap Kembalikan Senyum Bajul Ijo di Sleman

24 Oktober 2025 By admin

Apecsi Pertanyakan Perekrutan Calon Direktur KBS yang Dinilai Tak Miliki Latar Belakang Konservasi

24 Oktober 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

November 2025
S S R K J S M
 12
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930
« Okt    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Menambang Kehidupan, Bukan Sekadar Emas: Jejak Hijau Martabe di Jantung Sumatra

21 Oktober 2025 Oleh admin

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Belajar Kesabaran dari Nabi Ya’kub AS: Hikmah Besar dari Ujian Anak-Anak
  • Mencermati Istitaah Kesehatan Haji 2026
  • Israel Serahkan 30 Jenazah Warga Palestina, Serangan Udara Masih Berlanjut di Gaza
  • Spalletti Optimistis Juventus Mampu Kembali ke Jalur Perburuan Scudetto
  • Dari Angin Sidrap ke Panas Bumi Dieng: Menuju Swasembada Energi Nusantara

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.