• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Media Sosial, Bahaya Kecanduan yang Tak Disadari

14 Oktober 2023 by zam Tinggalkan Komentar

Ilustrasi kecanduan media sosial. Foto: USA Today

Para peneliti otak membuktikan, “like” dan komentar di Facebook, Instagram atau Tiktok menstimulasi pusat kebahagiaan di otak, mirip seperti makan, seks atau narkoba. Seperti dikutip laman dw.com, Konsultan masalah kecanduan Lydia Römer mengenal banyak remaja yang super aktif di media sosial, yang berdampak membahayakan kesehatan mereka.

Lydia Römer mengungkap, banyak orang yang punya pikiran, ia harus memposting semua hal, dan harus selalu up-to-date. Selain itu, ia juga merasa harus mendapat informasi tentang semua hal. Namun karena “langganan” banyak kanal media sosial, sebagai dampaknya, mungkin menelantarkan lingkungan sosial nyata, dan yang lebih parah lagi, sudah berada dalam situasi stres permanen.

Salah satu tanda adanya masalah adalah jika orang selalu mengamati layar smartphone. Tidak ada waktu untuk makan bersama keluarga. Sekolah diabaikan. Tidak ada hobi lainnya, dan bahkan smartphone ikut ke atas ranjang saat tidur.

Kecanduan media sosial dapat memiliki sejumlah dampak buruk pada kesehatan mental, fisik, dan sosial individu. Beberapa dampak buruk utama dari kecanduan media sosial termasuk:

  1. Gangguan Kesehatan Mental: a. Kecemasan dan Depresi: Penggunaan berlebihan media sosial dapat meningkatkan tingkat kecemasan dan depresi karena perbandingan sosial dan perasaan kurang berarti. b. Kesepian: Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di media sosial dapat membuat seseorang merasa terisolasi dan kesepian karena interaksi sosial fisik yang kurang. c. Gangguan Tidur: Menggunakan media sosial sebelum tidur dapat mengganggu pola tidur dan menyebabkan insomnia.
  2. Gangguan Fisik: a. Penurunan Aktivitas Fisik: Kecanduan media sosial dapat mengakibatkan penurunan aktivitas fisik, yang berdampak negatif pada kesehatan fisik. b. Masalah Kesehatan Mata: Menatap layar perangkat digital terlalu lama dapat menyebabkan masalah kesehatan mata, seperti kelelahan mata dan sindrom mata kering.
  3. Kurangnya Produktivitas: a. Pengalihan Perhatian: Penggunaan berlebihan media sosial dapat mengganggu produktivitas di tempat kerja atau dalam pelajaran. b. Prokrastinasi: Seringkali orang akan membuang banyak waktu di media sosial daripada menyelesaikan tugas-tugas yang lebih penting.
  4. Gangguan Hubungan Sosial: a. Konflik Hubungan: Kecanduan media sosial dapat menyebabkan konflik dalam hubungan pribadi karena kurangnya perhatian terhadap pasangan, keluarga, atau teman-teman. b. Perasaan Terasing: Orang yang terlalu terlibat dalam media sosial mungkin merasa terasing dari masyarakat dan realitas sosial.
  5. Kehilangan Privasi: a. Penyaringan dan Pengawasan: Aktivitas di media sosial sering dapat dipantau, yang dapat membahayakan privasi individu. b. Penyebaran Informasi Pribadi: Informasi pribadi yang tidak diinginkan dapat tersebar dengan mudah di media sosial.

Takut ketinggalan berita

Lydia Römer mengungkap lebih jauh, fenomena yang bisa diamati belakangan ini adalah, remaja yang harus selalu membawa powerbank kalau keluar rumah, karena ketakutan, smartphone mereka kehabisan energi sehingga tidak bisa selalu aktif di media sosial.

Di balik semua itu ada fenomena yang disebut FOMO, yaitu fear of missing out, alias takut ketinggalan berita.

Lydia Römer menekankan, jika orang tua menemukan botol berisi cairan berwarna kuning di kamar anak remaja, tapi itu bukan jus apel, itu sangat mengkhawatirkan. “Jika anak benar-benar mulai kencing di botol, karena tidak mau kehilangan waktu pergi ke toilet, itu seharusnya membunyikan tanda bahaya.”

Problem lainnya, akibat aktifitas masif di media sosial orang selalu membandingkan diri dengan orang lain. Influencer selalu berdandan dengan bagus, sehingga kelihatan cantik. Namun citranya seringkali dioptimalkan menggunakan filter, sehingga bukan yang sesungguhnya. Tapi jika anak-anak mencoba sendiri, tetap saja hasilnya tidak memuaskan.

Konsultan di bidang masalah ketagihan Lydia Römer mengungkap, ia dan rekan-rekannya sudah mengamati, semakin banyak anak berusia lebih muda melakukan operasi kecantikan, karena mereka merasa tidak cantik. Demikian pula, mereka kerap merasa tidak puas dengan tampilan atau badan mereka.

Kecenderungan itu memang banyak ditemukan pada remaja putri atau perempuan muda. Tetapi remaja putra dan pemuda juga terpengaruh tren itu. “Mereka mungkin pergi ke studio fitness dan mengkonsumsi anabolika,” demikian dijelaskan Lydia Römer.

Bagaimana menghadapi masalah semacam itu?

Mula-mula orang tua yang harus mawas diri dan mengamati perilaku sendiri. Sebab, seringkali orang tua sepanjang hari hanya mengamati layar komputer atau smartphone. Mereka jadi contoh buruk, dan tidak punya norma. Padahal sangat penting, menunjukkan aturan yang jelas kepada anak-anak.

Lydia Römer menyarankan, agar orang tua lebih melibatkan diri. “Apa yan dilihat anak saya di tablet atau di televisi atau layanan streaming.” Sebaiknya orang tua nonton bersama, setelah itu membicarakannya. Bisa pula, orang tua menunjukkan sebuah chat dan membicarakannya, atau mengatakan kepada anak, “OK, mulai umur sekian kamu boleh menggunakan Instagram.

Yang penting pula, orang tua dan anak punya saling percaya yang berfungsi baik. Jika suatu kali ada yang tidak benar, bicarakan dengan orang lain.

Di samping itu, menetapkan waktu di mana anak tidak boleh menggunakan smartphone, bisa melindungi dari ketergantungan. Orang dipaksa untuk mengerjakan hal lain. Untuk itu juga ada aplikasiyang bisa digunakan untuk mengaturnya.

Cara yang juga mudah dilakukan adalah, untuk sementara waktu mematikan WiFi. Agar tidak usah membawa smartphone ke kamar tidur,

“Seorang ibu mengatakan, di rumahnya ada hotel smartphone. Sebuah peti di mana semua smartphone disimpan,” demikian contoh yang diberikan Lyria Römer. Di samping itu, jika ada hal yang membuat orang sangat khawatir, tentu bisa berusaha meminta bantuan profesional.

Jadi sebaiknya waspada, jika sepanjang hari tidak ada hal lain yang dikerjakan, selain berpusar pada smartphone dan media sosial. (dw/ian)

Share This :

Ditempatkan di bawah: Kesehatan, Tips, update, wawasan Ditag dengan:Bahaya Kecanduan Medsos, Kecanduan, Kecanduan Media Sosial, Media Sosial

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Liverpool Kejar Isak Meski Sudah Habiskan Lebih dari £170 Juta, Ini Alasannya

17 Juli 2025 By admin

Atlet Palestina Zuhair Al-Hajj Ahmad Tewas dalam Serangan Udara Israel di Gaza

17 Juli 2025 By admin

Supervisor Musik ‘American Idol’ dan Suaminya Ditemukan Tewas, Polisi Tetapkan Pembunuhan Ganda

16 Juli 2025 By admin

FIFA Mulai Penjualan Tiket Piala Dunia 2026 pada 10 September

16 Juli 2025 By admin

Bediding”, “Masuk Angin”, dan Alergi, Adakah Korelasinya

16 Juli 2025 By admin

Doa Orang Bertakwa yang Dipuji Allah dalam Alquran

16 Juli 2025 By admin

Lamine Yamal Diselidiki soal Penghibur Kerdil di Pesta Ultahnya

16 Juli 2025 By admin

1 dari 10 Anak di Gaza Alami Malnutrisi, UNRWA: Ini Krisis Buatan Manusia

16 Juli 2025 By admin

Nadiem Makarim Kembali Diperiksa Terkait Kasus Dugaan Korupsi Chromebook

15 Juli 2025 By admin

HBO Rilis Tampilan Perdana Serial Harry Potter

15 Juli 2025 By admin

Konsumsi Lebih Banyak Buah dan Sayur Bisa Turunkan Risiko Alzheimer

15 Juli 2025 By admin

DPR Desak Polri Bongkar Sindikat Beras Oplosan

15 Juli 2025 By admin

Lamine Yamal Terancam Investigasi Terkait Kontroversi Pesta Ulang Tahun ke-18

15 Juli 2025 By admin

Sabar, Inti Jalan Menuju Allah dalam Kajian Kitab-Kitab Klasik

15 Juli 2025 By admin

Obama Desak Demokrat untuk Bangkit dan ‘Toughen Up’ di Era Trump

14 Juli 2025 By admin

Menteri Agama Resmi Tutup Operasional Haji 2025

14 Juli 2025 By admin

Ed Sheeran Ungkap Istri Jadi Penentu Lagu Hit: “Cherry Bisa Membunuh Sebuah Lagu”

14 Juli 2025 By admin

Kontroversi Di Balik Penyakit “Alergi Biasa” Jokowi

14 Juli 2025 By admin

Taklukkan PSG 3-0, Chelsea Raih Gelar Juara Piala Dunia Antarklub FIFA 2025

14 Juli 2025 By admin

Freedom Flotilla Luncurkan Kapal “Handala” untuk Tantang Blokade Gaza

14 Juli 2025 By admin

Bali United Resmi Gaet Striker Muda Jens Raven untuk Musim 2025/2026

13 Juli 2025 By admin

Olahraga Sebagai Gaya Hidup Masyarakat Modern

13 Juli 2025 By admin

Setelah iPhone 17 Air, Kini Giliran Bocoran Warna iPhone 17 Beredar

13 Juli 2025 By admin

Rahasia Konten Video TikTok Bisa Tembus FYP, Begini Pengalaman Para Affiliator Sukses

13 Juli 2025 By admin

Rosie O’Donnell Balas Ancaman Trump Cabut Kewarganegaraan

13 Juli 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Juli 2025
S S R K J S M
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031  
« Jun    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Timnas Indonesia U-23 Pertahankan Puncak Klasemen Grup A Piala AFF U-23 2025
  • Mahasiswa UGM Jadi Pembicara Termuda di Konferensi Internasional Onkologi Radiasi
  • Jogging vs. Jalan Kaki: Mana yang Lebih Baik untuk Kesehatan?
  • Telur Matang vs. Mentah: Mana yang Lebih Baik untuk Tubuh?
  • Waspada Kehilangan Otot Saat Pakai Ozempic, Konsumsi Protein Bisa Jadi Solusi

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.